Limbah Cair Pabrik (POME) Berpotensi Menghasilkan Gas Emisi?
Berdasarkan data pada tahun 2023 yang di unggah oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian, Â produksi crude palm oil (CPO) di Indonesia tembus mencapai 50,07 juta ton. Peningkatan produksi yang terus menerus terjadi ini juga membutuhkan penanganan serius terhadap limbah yang dihasilkan. Palm oil mill effluent (POME) atau yang biasa kita sebut dengan Limbah Cair Pabrik merupakan limbah yang banyak dihasilkan pada saat proses produksi kelapa sawit menjadi CPO melalui penggilingan kelapa sawit (Sumathi dkk., 2008).
Limbah cair yang berasal dari proses pengolahan kelapa sawit, dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME), berdampak signifikan pada lingkungan akibat tingginya kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) (Irwansyah et al., 2017). Oleh karena itu, POME perlu diolah dan dimanfaatkan secara optimal agar tidak menyebabkan pencemaran, baik terhadap air maupun tanah.
Ternyata POME Dapat Berpotensi Ciptakan Energi Terbarukan!
Palm Oil Mill Effluent (POME) memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik maupun sebagai sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Jika dikelola dengan baik, POME dapat diubah menjadi biogas yang berfungsi sebagai bahan bakar terbarukan. Meskipun memiliki potensi energinya sangat besar, sayangnya pemanfaatannya masih belum optimal.
Dalam rangka penekanan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), hampir seluruh pabrik perkebunan kelapa sawit berusaha  untuk memanfatkan limbah yang dihasilkan dari proses produksinya menjadi sumber energi lainnya. Saat ini usaha yang sedang dilakukan yaitu memanfaatkan POME menjadi biogas sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg).
Negara kita memiliki potensi besar dalam memanfaatkan POME untuk menghasilkan listrik. Berdasarkan penelitian GIZ, potensi listrik yang dapat dihasilkan dari biogas POME di Indonesia mencapai 1058 MW. Namun, hingga kini, baru sekitar 106 MW yang dimanfaatkan. Selain itu, hingga tahun 2020, tercatat ada sekitar 94 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) telah membangun pembangkit listrik menggunakan bahan bakar Biogas atau (PLTBg). Dari jumlah tersebut, 57 PLTBg digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik internal PKS (captive power), Sementara itu, 37 PLTBg lainnya tidak hanya digunakan untuk kebutuhan internal, tetapi juga menjual kelebihan listriknya ke PLN.
POME Sebagai Sumber Pendapatan Negara, KOK BISA?
(Pengkajian Industri dan Proses Energi & Teknologi, n.d.) Gambar di atas menunjukkan bahwa harga jual bioCNG cukup kompetitif jika dibandingkan dengan berbagai bahan bakar lainnya, seperti gas alam yang disalurkan melalui pipa Perusahaan Gas Negara (PGN, 2019), MFO, minyak tanah MFD/IDO, HSD, LPG RON 88, LPG 50 kg, LPG 12 kg, serta batu bara.