Â
Siapa sih yang tidak tahu band Rock favorit pada tahun 80an "Queen"? Apalagi setelah film dokumenternya yang akhir-akhir ini sedang tayang di bioskop dan ramainya bukan main.Â
Ya band yang satu ini sangat memikat para masyarakat di seluruh dunia karena karyanya yang sangat amat menginspirasi. Tetapi untuk kali ini saya tidak akan membahas tentang Queen, melainkan saya akan mengenang kembali sang maestro vokalis yaitu Freddie Mercury. Yuk simak bersama.
Farrokh Bulsara lahir pada tanggal 5 September 1946 di Stone Town, Zanzibar. Anak keturunan India ini memiliki bakat dalam bermusik yang memang sudah tertanam sejak kecil. Saat ia dimasukkan di sekolah S. Peter's di dekat Bombai, India, di usia 8 tahun bakat bermusiknya dikembangkan bersama dengan teman -- temannya dengan membentuk sebuah band sekolah yang bernama Hectics. Di band inilah ia memegang peran sebagai pemain piano.
 Akan tetapi, skill bermusik Freddie baru benar -- benar terasah saat ia dan keluarganya pindah ke Feltham, London. Disinilah ia ditemukan oleh dunia baru, Freddie sering sekali mencari pengalaman lebih dengan cara keluar masuk grup band. Pada saat itu usianya baru menginjak 17 tahun lalu setelah lulus sekolah ia tak ada hentinya untuk bermain musik.Â
Dan di tahun 1969, ia mendirikan sebuah band yang bernama Ibex, kemudian nama tersebut berganti jadi Wreckage dan tidak lama kemudian band ini membubarkan formasinya. Freddie akhirnya bergabung dengan band Milk Sea, namun diawal tahun 1970 band tersebut juga ikut bubar.
Di tahun 1970, Freddie bertemu dengan seorang gitaris yang bernama Brian May dan Roger Taylor sang drummer disebuah Bar. Ia seolah -- olah menemukan soulmate nya dalam bermusik. Bersama dengan kedua orang tersebut akhirnya terbentuklah sebuah band yang diberi nama Smile, ini adalah awal dari band Queen. Selera musik Freddie juga terpengaruh dari berbagai macam musik yang sudah pernah di dengarnya diwaktu kecil, contohnya ia sempat mengidolakan Lata Mangeshkar, seorang penyanyi Bollywood yang cukup populer diwaktu itu. Selain hal tersebut, ia juga gemar sekali mendengarkan musik -- musik ciptaan John Lennon dari The Beatles, Led Zeppelin dan Jimi Hendrix.
Pada masa itu pula, Freddie mengganti namanya dari Farrokh Bulsara menjadi Freddie Mercury. Bersama Queen, Freddie memulai debut rekaman dan merilis album perdana pada 1973, yang diberi nama sama dengan nama band mereka. Setahun berselang, Queen II rilis, dilanjutkan dengan Sheer Heart Attack pada 1974. Ketiga album pertama tersebut dianggap belum berhasil meraih perhatian penikmat musik di Inggris maupun AS.
Namun juga tidak bisa dikatakan gagal karena single Killer Queen yang ada di album ketiga mereka mampu bertahan di peringkat kedua pada tangga lagu Inggris dan peringkat 12 tangga lagu AS. Lalu setelah kejadian tersebut, Freddie Mercury dan grup band Queen mulai menjadi fenomena musik dunia setelah merilis album keempat mereka, yaitu Night at the Opera pada 1975. Dalam album tersebut terdapat single berjudul Bohemian Rhapsody, sebuah lagu Rock bercampur Opera yang sebagian besar ditulis oleh Freddie sendiri dan berdurasi hingga enam menit tanpa Refrain. Durasi lagu yang panjang tersebut sempat dianggap terlalu berisiko dan sempat ditolak oleh beberapa stasiun radio, namun pada kenyataannya lagu tersebut mampu memuncaki tangga lagu di Inggris dan masuk 10 besar di AS.
        Tak hanya sebagai vokalis, Freddie juga banyak berperan dalam menulis lagu-lagu hits dari Queen. Selain Bohemian Rhapshody, Freddie juga menulis lagu-lagu sukses Queen lainnya, seperti Seven Seas of Rhye, Somebody to Love, Good Old-Fashioned Lover Boy, Bicycle Race, Don't Stop Me Now dan We Are the Champions. Dalam Bohemian Rhapsody, Freddie menunjukkan kemampuan vokalnya yang luar biasa. Freddie dikenal sebagai salah satu penyanyi yang memiliki rentang vokal empat oktaf. Selain bakatnya menyanyi dan menulis lagu, Freddie juga seorang performer yang mampu menghibur penonton dengan cara memakai kostum ketat dan mencolok.
        Bersama Queen, Freddie meraih popularitas hingga tahun 1980-an. Meski demikian, Freddie sempat mencoba bersolo karier pada 1972 dengan menggunakan nama panggung Larry Lurex. Dia sempat merilis dua album yang berjudul Mr Bad Guy tahun 1985 dan Barcelona tahun 1988, serta beberapa single lainnya. Kedua album tersebut mampu meraih sukses meski tidak sampai sesukses album-album Queen. Selama bersolo karier, Freddie pernah bekerja sama dengan sejumlah musisi ternama, salah satunya adalah Michael Jackson.     Â
Bersama King of Pop, Freddie merekam beberapa Demo Single, seperti State of Shock, Victory, dan There Must Be More to Life Than This. Namun tidak satu pun dari rekaman tersebut yang sampai dirilis. Lagu State of Shock sendiri akhirnya dirilis pada 1984 untuk versi duet dengan Mick Jagger. Dan termasuk dalam lagu di album The Jacksons, yang berjudul Victory.
Selain karier dan prestasinya di dunia musik, kehidupan Freddie di luar band dan sebagai seorang pria juga tak jarang menjadi sorotan publik, salah satunya mengenai keadaan seksualnya. Banyak yang menduga bahwa Freddie menyukai pria dan juga wanita (Bisexual). Namun hal tersebut dibantah Freddie maupun orang-orang terdekatnya. Pada awal 1970-an, Freddie menjalin hubungan asmara dengan seorang wanita bernama Mary Austin yang dikenalnya dari sang gitaris Queen, Brian May. Keduanya bahkan sempat tinggal bersama.
Pertengahan 1970-an, Freddie mulai menunjukkan hubungannya dengan seorang pria dan hubungannya dengan Austin pun berakhir. Meski Freddie menunjukkan gelagat sebagai seorang gay, namun Freddie tidak pernah secara terbuka mengungkapkannya. Pada Oktober 1986, sebuah media Inggris memberitakan bahwa hasil tes darah yang dijalani Freddie, menunjukkan bahwa dia telah positif mengidap HIV/AIDS. Kabar tersebut sempat menggemparkan dunia.
Freddie menolak pemberitaan tersebut dan menyebut bahwa hasil tes darah yang dijalaninya adalah negatif untuk HIV. Namun hal tersebut tidak mereda karena melihat kondisi kesehatan Freddie yang terus menurun. Saat tampil dalam sebuah acara penerimaan penghargaan di Inggris pada 1990, Freddie tampak kurus berbeda dengan biasanya.Â
Pada 1991, Freddie sedang mengerjakan proyek single-nya dengan Queen yang berjudul These Are the Days of Our Lives. Saat melakukan rekaman untuk video musik lagu tersebut pada bulan Mei, tampak Freddie yang bertubuh sangat kurus.
Proses rekaman dilakukan hingga bulan Juni dan setelah itu Freddie mengumumkan pensiun dari dunia musik. Dia menghabiskan hari-harinya di kediamannya di Kensington, London barat. Pada masa-masa itu, Mary Austin kembali muncul dalam kehidupan Freddie dan setia mendampinginya. Pada 22 November 1991, Freddie memanggil manajer Queen, Jim Beach untuk datang ke rumahnya dengan tujuan mendiskusikan tentang pernyataan publik yang dirilis kemudian hari.
Dan keesokan harinya yaitu pada 23 November, Freddie membuat pernyataan resmi yang mengatakan bahwa dirinya mengidap HIV/AIDS. Pernyataan tersebut dibuat tak lama sebelum kematian Freddie, pada 24 November 1991 sore. Penyebab resmi kematiannya adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuhnya akibat AIDS. Freddie akhirnya meninggal dunia di usia 45 tahun.
Dia dikremasi atau diabukan pada 27 November di Krematorium London Barat. Acara kremasi hanya dihadiri keluarga dan teman dekat, termasuk anggota Queen dan juga dihadiri Elton John. Sisa kremasi diberikan kepada Mary Austin untuk dikuburkan di lokasi yang dirahasiakan. Dia juga berjanji tidak akan mengungkapkan lokasi dimana abu Freddie dikuburkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H