Mohon tunggu...
Ruba Nurzaman
Ruba Nurzaman Mohon Tunggu... Guru - Teacher Trainer Writer

Guru MTs dan SMA Al-Mukhtariyah Rajamandala^^ Senior Trainer PT Edukasi 101^^Fasilitator MBS Tanoto Foundations^^Pengurus Ikatan Guru Indonesia Bandung Barat, Pengurus Pusat Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi), Konsultan Sekolah Literasi Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Literasi Pemilu 2019

9 Juli 2018   17:13 Diperbarui: 10 Juli 2018   15:25 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memilih Partai, meskipun tidak ada kaitannya antara Partai dengan kualitas kinerja calon wakil rakyat, tetapi bagaimanapun juga para wakil rakyat tidak akan terlepas dari kebijakan-kebijakan partai politik dimana dia bernaung atau partai pendukung (bagi calon Presiden dan Wakilnya). Dalam hal ini disarankan bagi kita agar mencari informasi sebanyak mungkin terkait Partai, mulai dari kebijakan-kebijakan maupun program-program yang sudah dan akan dilaksanakan oleh partai tersebut. 

Perlu diingat pula jangan hanya mengumpulkan informasi dari satu atau dua partai saja, kalau bisa kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari semua partai bila perlu sampai melihat AD/ART dan mengunjungi kantor dan berdiskusi dengan pengurus partai tersebut.

Edukasi,  fungsi edukasi dalam pemilu. Fungsi edukasi berperan dalam meningkatkan dan membentuk masyarakat dan budaya partisifan dan bertanggungjawab dalam berpolitik, Jadi pendidikan politik itu adalah suatu proses penanaman nilai-nilai politik yang dilakukan secara sengaja, terencana, bisa bersifat formal maupun informal, dilakukan secara terus menerus dari generasi ke generasi, agar warganegara mau berpartisipasi dalam politik, serta memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab. 

Sehingga fungsi edukasi politik dijalankan untuk meningkatkan pengetahuan rakyat agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam berpolitik. Sebab partisipasi aktif itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, rakyat bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan negara. Maka menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik. 

Partisipasi disini bukan hanya sebatas partispasi dalam mengikuti pemilihannya, melainkan berperan aktif juga dalam fungsi kepengawasan, misalnya ketika warga masyarakat melihat kecurangan/pelanggaran dalam pemilu bisa langsung melapor kepada Bawaslu, atau paling tidak ketika ada yang mengajak melakukan pelanggaran pemilu seperti money politik, masyarakat berani untuk menolaknya tanpa tergiur iming-iming uang yang tidak seberapa.

Kampanye, Tahapan inilah yang paling penting baik itu bagi calon wakil rakyat, maupun rakyat itu sendiri sebagai pemegang hak suara untuk memilih. Namun kampanye itu juga tidak hanya sebatas kampanye partai maupun calon wakil rakyat saja, melainkan kampanye yang perlu dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat sampai dengan tingkatan paling bawah yaitu KPPS selaku penyelenggara pemilu, juga Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mulai dari pusat sampai dengan pengawas TPS selaku fungsi kontrol keberlangsungan pemilu yang sesuai dengan prinsip mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif dan efisien. 

Kewajiban Partai Politik adalah melakukan kampanye yang bertanggungjawab dan beradab yang bebas dari HOAX, money politic, black campaign dan tidak membawa isu SARA ataupun hal lainnya yang bersifat negatif dan menimbulkan perpecahan.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat selaku pemilih dalam tahapan kampanye ini. pertama kita bisa mendatangi langsung tempat kampanye yang sifatnya terbuka untuk bisa mendapatkan informasi baik itu terkait calon maupun partainya. Kedua melihat kampanye dari media baik itu media televisi, media cetak, maupun media sosial. 

Khusus untuk media televisi dan media cetak, informasi yang diberikan biasanya terbatas, karena ada dibatasi oleh aturan baik secara durasi maupun frekuensi penayangan sehingga biasanya kurang begitu mendetail. Yang paling mudah untuk digali yaitu melalui media sosial baik itu yang dimiliki oleh partai maupun akun perseorangan yang biasanya bisa kita cari dengan mudah.

Demikianlah yang bisa saya tuliskan berkaitan dengan literasi pemilu ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun