Mohon tunggu...
Ruba Nurzaman
Ruba Nurzaman Mohon Tunggu... Guru - Teacher Trainer Writer

Guru MTs dan SMA Al-Mukhtariyah Rajamandala^^ Senior Trainer PT Edukasi 101^^Fasilitator MBS Tanoto Foundations^^Pengurus Ikatan Guru Indonesia Bandung Barat, Pengurus Pusat Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi), Konsultan Sekolah Literasi Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ulangan Tanpa Soal agar Siswa Tak Terbebani

7 Maret 2017   10:07 Diperbarui: 7 Maret 2017   22:00 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian ataupun ulangan memang penting untuk mengukur ketercapaian dalam proses pembelajaran. Namun keberadaanya tetap diperlukan, hanya cara menempatkannya saja yang perlu kita pertimbangkan lagi agar anak tidak merasa terbebani. Dalam prosesnya, ulangan  tidak perlu harus berupa soal yang dibuat sebelumnya oleh guru. Namun tetap saja kita sebagai guru tidak bisa melihat prestasi anak hanya dengan melihat hasil akhir tanpa mempertimbangkan proses pembelajaran yang sebelumnya mereka ikuti.

Beberapa tahun terakhir, secara bertahap, saya mulai mengubah model ulangan yang biasanya berupa soal yang harus dikerjakan oleh siswa baik itu berbentuk multiple choice ataupun essay. Fakta dari ulangan yang saya berikan sebelumnya ketika memberikan soal, selalu saja menemukan siswa yang mencontek, terutama melihat jawaban temanya.

Untuk mensiasati kecurangan/mencontek yang biasanya dilakukan oleh siswa, beberapa cara yang sudah saya lakukan sebelum akhirnya saya memutuskan untuk membuat ulangan yang dirasakan anak tidak sedang mengerjakan/menjawab soal.

5-10 Detik Untuk 1 Soal

Ulangan tipe ini, waktu untuk mengerjakan soal dibatasi hanya 5-10 detik saja untuk tiap soal.biasanya saya membacakan soal yang sifatnya pengetahuan, saya menyampaikan penjelasan atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari dari sebuah konsep, kemudian  siswa hanya menjawab konsep apa yang sudah saya sampaikan atau saya ilustrasikan. Keunggulan dari tipe soal ulangan ini sedikit kemungkinan bagi siswa untuk melihat buku ataupun melihat jawaban temannya. Tapi meskipun demikian masih saja saya menemukan satu atau dua orang yang dalam setiap kelas yang sempat melihat jawaban temannya. Hal ini biasanya bisa terlihat pada saat menjawab soal tersebut pandangannya kearah jawaban temannya, atau apabila tidak terlihat saya suka mengecek dari hasil jawabannya baik yang  sama persis jawabannya atau ada jawaban yang salah dan keduanya memilki kesalahan yang sama kemudian saya lakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan dan biasanya diakui oleh siswa.

Efektif untuk ulangan yang sifatnya dadakan, untuk melihat atau menemukan siswa yang rajin belajar mandiri di rumahnya. Terkadang saya menyelipkan satu atau dua soal dari materi atau bab berikutnya yang belum dipelajari bersama di kelas. Ketika ada siswa yang mampu menjawab soal seperti itu, tentu ada perhatian khusus dari saya untuk siswa tersebut. Kelemahan dari tipe ulangan ini adalah kreatifitas siswa tidak terlihat. Sulit untuk soal hitungan, kalaupun mau ada soal hitungan, tentu memerlukan waktu yang lebih panjang. Lebih banyak mengevaluasi tipe soal pada ranah kognitif dan sangat sedikit untuk ranah afektif dan psikomotor, bahkan mungkin saja kedua ranah ini tidak tersentuh.

Bertukar Soal

Untuk tipe ulangan seperti ini, yang saya lakukan adalah meminta kepada setiap siswa untuk membuat 5 sampai 10 soal kemudian secara acak siswa dipasangkan dan saling bertukar soal untuk dikerjakan dalam waktu yang sudah ditentukan. Kelemahan dari bentuk ulangan seperti ini adalah soal yang dibuat tidak terkontrol baik dari segi kualitas maupun tingkat kesulitan soalnya, sehingga setiap siswa tidak mendapatkan kualitas dan tingkat kualitas soal yang sama.

Membuat Soal Sendiri

Pada saat ulangan, siswa membuat soal sendiri untuk dikerjakan sendiri. kelemahannya hampir sama dengan yang dilakukan dengan bertukar soal. Namun kelebihannya kita bisa melihat ketercapaian kompetensi yang sudah dimiliki oleh siswa, ini tercermin dari soal yang dibuat dan dikerjakannya. Siswa bisa mengukur kemampuannya dirinya sendiri sampai sejauh mana kemampuannya dalam memahami materi tersebut. Kelemahannya ada beberapa siswa yang secara kompetensi memiliki kemampuan yang lebih dari yang lainnya, namun mengalami kesulitan dalam kemampuan membuat soal yang kualitasnya lebih dari yang lainnya, sehingga terlihat sama seperti siswa pada umumnya.

Open Book

Siswa paling senang kalau disampaikan bahwa ulangan kali ini sifatnya open book. Siswa boleh membuka buku catatan dan buku referensi yang dimiliki untuk dibawa ke sekolah. Tetapi tetap tidak diperbolehkan melihat jawaban temannya. Kelebihan dari open book ini, siswa tidak nyontek lagi. jenis soal yang diberikan tidak ada yang sifatnya hafalan, tetapi lebih pada mengukur kemampuan siswa dalam berfikir, menganalisis dan berliterasi untuk mencari referensi.

Ulangan Berbasis Produk

Ulangan ini, menyajikan evaluasi yang berorientasi pada proses pembelajaran. Siswa didalam kelompok di kelas ataupun secara mandiri diberikan tugas untuk mengaplikasikan hasil proses pembelajarannya berupa produk pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari bersama secara konsep. Untuk alat dan bahan bisa kita yang siapkan atau menyruh siswa membawa alat dan bahan yang diperlukan dari rumah. Keunggulan dari ulangan ini dapat mendorong anak untuk mendapatkan capaian yang lebih baik,  dan optimal dari sebuah proses pembelajaran tanpa ada rasa beban bagi anak. Sesekali apabila tugasnya dalam kelompok, bisa meminta siswa untuk meyampaikan presentasi di depan kelas. Ini bisa melatih kemampuan siswa untuk mampu berbicara di hadapan orang lain. Keunggulan lainnya, kita bisa melihat sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep. Kita juga bisa membuat penilaian yang lebih menyeluruh. Penilaian tidak hanya sebatas dari hasil akhir atau produk yang dibuat oleh siswa, namun kita bisa melihat kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan siswa lainnya ketika tugas ini diberikan secara kelompok, mulai dari kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, tanggungjawab dan yang lainnya. Setelah selesai saya baru umumkan kepada anak-anak bahwa kita baru saja menyelesaikan ulangan harian atau baru saja kalian mengikuti UTS, betapa senangnya mereka ternyata UTS tidak harus kerja keras menghafal semalaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun