Mohon tunggu...
Rubaila Nachla Aliya H.
Rubaila Nachla Aliya H. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Pekalongan

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Fogging dalam Mencegah Nyamuk Aedes Aegypti

21 Januari 2025   01:31 Diperbarui: 21 Januari 2025   01:35 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencegahan

Upaya pencegahan   dan   pengendalian   terhadap penularan   DBD   untuk   mencegah   gigitan nyamuk aedes aegypti melalui kegiatan PSN 3M Plus, larvasidasi dan fogging, sehingga penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.

Fogging 

Fogging adalah metode pengendalian nyamuk dengan cara mengasapi daerah yang banyak ditempati oleh nyamuk Aedes aegypti, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti selokan, genangan air, dan tempat-tempat lain yang dapat menjadi wadah bagi telur nyamuk. Pengasapan ini menggunakan insektisida yang mampu membunuh nyamuk dewasa yang ada di udara dan lingkungan sekitar. Pentingnya fogging terletak pada kemampuannya untuk mengurangi populasi nyamuk dewasa yang dapat menularkan virus dengue. Namun, fogging tidak akan berhasil secara maksimal tanpa langkah pengendalian lainnya, seperti menghilangkan tempat-tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti bak mandi, tempat penampungan air, atau tempat sampah yang tergenang air.

Pencegahan pakai fogging

Salah satu cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini adalah melalui fogging. Upaya pemberantasan nyamuk tersebut dilakukan dengan cara pengasapan (fogging). Fogging adalah metode pengendalian nyamuk yang melibatkan penyemprotan insektisida ke udara dengan tujuan untuk membunuh nyamuk yang aktif di wilayah tertentu. Fogging dilakukan dengan menggunakan alat penghasil kabut yang menyemprotkan insektisida dalam bentuk partikel halus, yang mampu menyebar ke seluruh area. Fogging dilakukan di area-area dengan konsentrasi tinggi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti pemukiman padat, taman, dan tempat terbuka yang sering tergenang air.

Di sisi lain, pemberian obat Abate merupakan strategi yang lebih berfokus pada mengendalikan populasi nyamuk melalui penggunaan larvasida yang menargetkan larva nyamuk. Obat Abate merupakan obat untuk pengurangan jentik-jentik pada setiap rumah-rumah, yang dimana jentik-jentik sendiri dapat berkembang biak di beberapa tempat seperti halnya bak mandi, pot bunga yang ada genangan airnya, dan sebagainya.

Agar program pengendalian nyamuk efektif, fogging harus diintegrasikan dengan metode lain:

  1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN): Menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah air.
  2. Edukasi Masyarakat: Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran terhadap pencegahan DBD.
  3. Penggunaan Larvasida: Membunuh jentik nyamuk di tempat air yang sulit dikosongkan.
  4. Teknologi Pendukung: Menggunakan perangkap nyamuk atau inovasi seperti pelepasan nyamuk steril atau ber-Wolbachia

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di banyak negara, termasuk Indonesia. Salah satu langkah penting dalam mengendalikan penyakit ini adalah dengan melakukan fogging atau pengasapan yang bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa penyebar virus tersebut. Namun, fogging hanya efektif jika dilakukan bersama dengan pengendalian lainnya, seperti pemberantasan sarang nyamuk dan edukasi masyarakat.

Meski fogging adalah salah satu langkah yang efektif untuk mengendalikan populasi nyamuk penyebar virus dengue, langkah-langkah lain seperti pemberantasan sarang nyamuk dan edukasi masyarakat tetap harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam upaya bersama, kita bisa mengurangi angka penderita DBD dan mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun