Mohon tunggu...
Sulistiyo Kadam
Sulistiyo Kadam Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati ekonomi, interaksi manusia, dan kebijakan publik

Kumpulan Kata dan Rasa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengintip Kisah Sukses "Little Paris" Menggenjot Industri Pariwisata

1 Januari 2019   09:00 Diperbarui: 1 Januari 2019   09:24 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalat yang hijau dan sejuk (dokpri)

Dalat yang berjuluk "Little Paris" adalah sebuah kota kecil pegunungan di Vietnam Highlands. Meskipun hanya dihuni oleh 400 ribu orang, kota ini mampu menyedot turis sebanyak 5,4 juta di tahun 2016. Sebanyak 270 ribu diantaranya adalah wisatawan mancanegara (wisman). 

Vietnam Economic Times melaporkan sampai dengan akhir 2018, jumlah wisatawan mencapai 6,5 juta dengan jumlah wisman sebanyak 485 ribu orang. Sebagai pembanding, Bandung yang berpenduduk 2,4 juta orang "hanya" dikunjungi oleh sekitar 170 ribu wisman di tahun 2017. 

Saya tak menyangka Dalat yang dicapai dengan 8 jam perjalanan darat dari Saigon, ternyata adalah kota wisata pegunungan yang tertata dengan baik, bernuansa Eropa, dengan aktivitas yang hidup dari pagi sampai larut malam. 

Alam pegunungan yang hijau, udara yang sejuk, jalanan yang nyaman, dan beragam atraksi wisata baik di dalam maupun di luar kota, menjadikan Dalat tak pernah membosankan. Tak heran jika rata-rata waktu yang dihabiskan turis di kota ini adalah 4 hari per kunjungan. 

Tripadvisorpun menobatkan Dalat sebagai Top 10 Destination on The Rise 2017. Tak ada salahnya jika kita menengok dan belajar bagaimana Dalat mengembangkan pariwisatanya.

Dalat memang beruntung. Lanskapnya menawan dengan suhu rata-rata 15 derajat celcius karena letaknya di ketinggian 1.500 mdpl. Tak heran jika kolonial Perancis kepincut dan mulai mengembangkan Dalat sebagai pusat peristirahatan bagi bangsa Eropa sejak 1890an. 

Namun, kunci sukses industri pariwisata Dalat tidak hanya pada legacy kolonial, namun juga konsistensi dan kegigihan pemerintah Vietnam dalam menjadikan pariwisata sebagai mesin pertumbuhan ekonomi. Beberapa kunci sukses itu antara lain adalah konsistensi kebijakan, keterbukaan pada investor dan partisipasi swasta, serta penggunaan teknologi.

Setelah mengalami masa sulit pasca berakhirnya perang di tahun 1975, wisata Dalat mulai bangkit di era 1980an terutama sejak reformasi ekonomi yang digulirkan pada 1986. Pada tahun 1994, Perdana Menteri Vietnam melaunching cetak biru Dalat sebagai pusat resort Vietnam dan dunia dan menjadi tonggak inisiatif dalam mendorong industri wisata. 

Kemauan politik yang kuat ini diwujudkan dengan membangun infrastruktur pendukung pariwisata diiringi dengan penataan ruang yang nyaman bagi wisatawan. Industri wisata mulai berkembang cukup baik namun pemerintah memandang belum secepat yang diharapkan. Pada 1998, inisiatif kebijakan baru kembali digulirkan.

Guna mendorong investasi dan menyediakan layanan wisata berkualitas, pemerintah provinsi Lamdong melakukan pemetaan potensi wisata Dalat, menetapkan batas-batas wewenang pengelolaan objek wisata alam dan sejarah, menyusun kajian kelayakan pengembangannya, serta menyerahkan pengelolaan objek wisata pada badan usaha profesional. 

Sampai dengan akhir 2001, 28 objek wisata diserahkan pengelolaannya secara profesional kepada 21 investor dan pemerintah lokal. Penyerahan objek wisata kepada swasta ini mendatangkan investasi asing sekitar USD 52 juta dan investasi domestik senilai kira-kira USD 8,5 juta sampai akhir 2000. 

Datanla waterfall, dokpri
Datanla waterfall, dokpri
Investasi yang masuk yang sebagian besar bersumber dari asing ini membawa kualitas pelayanan pariwisata berstandar global didukung oleh teknologi modern. Dua contoh yang saya saksikan adalah teknologi yang digunakan di Datanla Fall dan Robin Hill. 

Datanla Fall adalah kawasan hutan pinus dengan atraksi utama berupa air terjun beberapa tingkat. Untuk mencapai air terjun, pengunjung mesti naik semacam roller coaster yang dibangun dengan teknologi Jerman. Untuk berpindah dari lokasi beberapa air terjun, pengelola bahkan menyediakan lift dan kereta gantung. Siapapun bisa hiking tidak terbatas pada turis adventure.

Lift yang memudahkan siapapun, dokpri
Lift yang memudahkan siapapun, dokpri
Pengelolaan dengan teknologi modern juga terlihat di Robin Hill yang menyediakan cable car untuk menikmati lanskap pegunungan dari bukit ke bukit. Teknologi ini dipasang oleh perusahaan Austria menggunakan teknologi Eropa. Dengan standar keselamatan yang tinggi, pengunjungpun tak ragu untuk menikmatinya.

Pasar malam yang menarik turis & memberikan penghidupan, dokpri
Pasar malam yang menarik turis & memberikan penghidupan, dokpri
Dengan pengelolaan wisata yang berkualitas, tak heran jutaan turis datang ke Dalat. Kunjungan turis inipun menggerakkan ekonomi lokal, menciptkan lapangan kerja, dan juga peluang usaha. Tak kurang dari 50% penduduk Dalat bekerja di sektor pariwisata. 

Rasanya kalau soal alam, budaya, dan atraksi wisata, kita tidak kalah dari Vietnam. Namun menengok kesuksesan kota kecil Dalat, tak ada salahnya kita belajar darinya. Beberapa kuncinya adalah kebijakan yang konsisten, keterbukaan pada investasi dan partisipasi swasta, serta penggunaan teknologi. 

Sumber : Dokumen pribadi, Guardian, Vietnam Travel Information, Sindo News, www.bandung.go.id, www.dalat.gov.vn, Pemprov Lam Dong Vietnam, Vietnam Economic Times. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun