Mohon tunggu...
Sulistiyo Kadam
Sulistiyo Kadam Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati ekonomi, interaksi manusia, dan kebijakan publik

Kumpulan Kata dan Rasa

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kalau Mudik Lancar, Uang Pun Mengalir ke Kampung Lebih Deras

23 Juni 2017   13:50 Diperbarui: 23 Juni 2017   14:27 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bank Indonesia (2017)

Mengingat bahwa perayaan hari raya dilakukan di hampir semua provinsi maka estimasi besarnya uang yang dibawa pemudik dihitung dari kenaikan pangsa setoran perbankan di suatu wilayah ke BI pasca hari raya dibandingkan dengan porsi rata-rata bulanan. Asumsinya provinsi-provinsi dengan kenaikan porsi penyetoran merupakan daerah-daerah tujuan mudik yang mendapat limpahan likuiditas. 

Dengan pendekatan ini, terlihat bahwa di hampir semua provinsi di Sumatera kecuali Sumatera Utara terjadi lonjakan porsi setoran yang signifikan pasca lebaran dengan estimasi aliran dari pemudik dan aktivitas hari raya sekitar Rp 1 triliun. Aliran terbesar di Sumatera  tercatat di Sumatera Selatan dan Lampung masing-masing berjumlah hampir Rp 300 miliar dan Rp 200 miliar.

Sumber : Bank Indonesia (2017)
Sumber : Bank Indonesia (2017)
Sementara itu, di Jawa terindikasi bahwa pergerakan pemudik dari wilayah Jawa bagian barat ke Jawa bagian tengah yaitu Jawa Tengah dan DIY diikuti oleh pergerakan aliran uang yang cukup signifikan. Pasca perayaan hari raya, share setoran uang perbankan di Jawa Barat mengalami penurunan sementara share perbankan di Jawa tengah dan DIY mengalami kenaikan. Diperkirakan sebanyak Rp 700 miliar uang mengalir bersama pemudik ke Jawa Tengah dan Rp 65 miliar ke DIY. Hal ini selaras dengan banyaknya penduduk Jawa Tengah dan DIY yang bekerja di Jawa bagian barat terutama Jabodetabek serta banyaknya tempat wisata di DIY.

Angka-angka yang tergambar di atas, menunjukkan betapa perayaan hari raya berpotensi untuk mendorong distribusi kekayaan dari sentra-sentra ekonomi seperti Jawa bagian barat khususnya Jabodetabek serta Jawa Timur, Sumatera Utara, juga Kalimantan Selatan dan Bali. Pasca lebaran pangsa setoran wilayah-wilayah ini ke perbankan biasanya turun.

Aliran likuiditas dan kekayaan ini masih berpotensi untuk didorong jika hambatan konektivitas antar-wilayah yang terjadi selama ini dapat diatasi. Kurang baiknya infrastruktur di lintas timur Sumatera, atau padatnya jalur penyebarangan ke Bakauheni, serta kemacetan yang setiap tahun terjadi di jalur Nagrek dan Pantura Jawa merupakan faktor-faktor yang membuat aliran kekayaan ini kurang optimal. Belum lagi kemacetan yang terjadi di wilayah-wilayah tujuan mudik yang membuat orang enggan untuk melakukan mobilitas lebih tinggi dan belanja lebih banyak.

Pengerjaan proyek-proyek infrastruktur yang terus dikebut oleh pemerintahan Presiden Jokowi sudah selayaknya mendapatkan dukungan dari semua pihak. Percepatan perlu dilakukan untuk mendorong agar proyek Trans Jawa segera terwujud agar mendorong mobilisasi lebih banyak orang dari Jakarta dan Jawa bagian barat serta Jawa Timur ke Jawa Tengah dan DIY. Demikian halnya jika penyeberangan Merak-Bakauheni dan Jalan Tol Trans Sumatera lancar dan nyaman, akan semakin banyak orang yang mudik dan berlibur ke Sumatera membawa aliran likuiditas yang akan meningkatkan denyut perekonomian setempat.


Tak ketinggalan jalur pelayaran Jawa – Kalimantan, Jawa-Bali, Bali – Lombok, atau Jawa-Sulawesi harus memadai dan lebih responsif dalam mengakomodasi lonjakan pergerakan orang yang akan membawa pemerataan ekonomi. Begitu juga dengan Trans Kalimantan yang menghubungkan provinsi makmur seperti Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan dengan wilayah di sekitarnya, serta konektivitas di Kawasan Timur Indonesia. Ibarat raga manusia, pembuluh darah yang lancar dan bebas sumbatan akan memompa darah dari jantung merata ke seluruh tubuh, menjaga tubuh tetap utuh dan berfungsi lebih optimal. Penyediaan infrastruktur adalah prasyarat dalam meningkatkan pemerataan kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun