Pub Street merupakan sebuah jalan yang di kiri-kanannya berdiri cafe-cafe, bar, dan restoran. Pada malam hari jalan ini ditutup untuk kendaraan dan hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki. Cafe-cafe dan restoran yang ada ditata dan dikelola dengan profesional. Tak heran turis-turis asing selalu betah memadati jalan ini. Kawasan ini mengingatkan pada Legian tanpa lalu lalang kendaraan yang bikin pusing. Pub street membuat Siem Reap jauh lebih unggul dari Jogja atau kota-kota lain di Indonesia.
[caption id="attachment_253029" align="alignnone" width="640" caption="Pub street tampak dari bar favorite Angelina Jolie, Red Piano"]
Beranjak sedikit dari Pub Street, pengunjung masih dapat menikmati night market, kawasan jajanan dan souvenir dengan harga miring. Meskipun dilewati kendaraan, tapi lalu lintasnya tidak sepadat kota-kota di Indonesia. Selain karena terangnya cafe-cafe dan bar di sepanjang jalan, kawasan ini dihiasi gemerlap lampu. Sebuah suasana yang coba dibangun di beberapa kota di Indonesia tapi menurut saya belum ada yang sekinclong Siem Reap.
Untuk berburu souvenir yang lebih lengkap, pengunjung dapat menyambangi Art Center yang berseberangan sungai dengan Old Market. Pusat souvenir ini tertata sangat rapi baik arsitektur, penempatan kios, maupun barang dagangan. Sebagai penciri, lampu-lampu led stripe warna-warni menghias jalanan, sudut-sudut art centre, pepohonan, bahkan sungai yang ada di dekatnya. Meskipun udara di Siem Reap lebih panas dari kota-kota di Indonesia tetapi menyusuri lorong-lorongnya di malam hari terasa sangat menyenangkan. Souvenir yang digelarpun beraneka ragam dengan kualitas bagus dan harga miring. Tak heran seorang kawan kalap berbelanja sampai kelebihan bagasi saat pulang.
Di kompleks Art Center ini juga terdapat cafe dan gallery di beberapa pojok. Hal ini sangat memudahkan pengunjung yang kelelahan berbelanja. Gallery yang berlokasi di beberapa bagian juga mempertontonkan proses pembuatan souvenir yang menarik untuk dilongok. Benar-benar Art Center ini membuat iri. Bagaimana bangsa yang pada tahun 90an masih berkutat dengan perang saudara ini bisa membangun fasilitas publik yang tertata rapi dan menarik pengunjung untuk datang.
[caption id="attachment_253030" align="alignnone" width="640" caption="Art Center, tempat nyaman berburu souvenir"]
Saya berusaha keras untuk mengingat kota mana di Indonesia yang punya tempat publik untuk hangout senyaman Pub Street atau pusat souvenir serapi dan semenarik Art Center. Sempat terlintas Legian dan Pasar Sukowati di Bali juga Pasar Beringharjo di Jogja, tapi menurut saya belum ada yang semenarik Kawasan Old Market Siem Reap. Dan sayapun sadar kenapa jumlah pengunjung asing ke Siem Reap hampir 4 kali lebih banyak dibandingkan Medan, Padang, Bandung, Jogja, dan Manado jika dijadikan satu.
Kalau saja kota-kota di Indonesia ini bisa meniru Siem Reap, betapa banyak devisa yang akan mengalir ke negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H