Mohon tunggu...
Sulistiyo Kadam
Sulistiyo Kadam Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati ekonomi, interaksi manusia, dan kebijakan publik

Kumpulan Kata dan Rasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Siem Reap, Kota Kecil Kamboja yang Lebih Populer Daripada Kota-Kota Besar di Indonesia

9 Mei 2013   20:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:50 2032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pub Street merupakan sebuah jalan yang di kiri-kanannya berdiri cafe-cafe, bar, dan restoran. Pada malam hari jalan ini ditutup untuk kendaraan dan hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki. Cafe-cafe dan restoran yang ada ditata dan dikelola dengan profesional. Tak heran turis-turis asing selalu betah memadati jalan ini. Kawasan ini mengingatkan pada Legian tanpa lalu lalang kendaraan yang bikin pusing. Pub street membuat Siem Reap jauh lebih unggul dari Jogja atau kota-kota lain di Indonesia.

[caption id="attachment_253029" align="alignnone" width="640" caption="Pub street tampak dari bar favorite Angelina Jolie, Red Piano"]

13681060991995387437
13681060991995387437
[/caption]

Beranjak sedikit dari Pub Street, pengunjung masih dapat menikmati night market, kawasan jajanan dan souvenir dengan harga miring. Meskipun dilewati kendaraan, tapi lalu lintasnya tidak sepadat kota-kota di Indonesia. Selain karena terangnya cafe-cafe dan bar di sepanjang jalan, kawasan ini dihiasi gemerlap lampu. Sebuah suasana yang coba dibangun di beberapa kota di Indonesia tapi menurut saya belum ada yang sekinclong Siem Reap.

Untuk berburu souvenir yang lebih lengkap, pengunjung dapat menyambangi Art Center yang berseberangan sungai dengan Old Market. Pusat souvenir ini tertata sangat rapi baik arsitektur, penempatan kios, maupun barang dagangan. Sebagai penciri, lampu-lampu led stripe warna-warni menghias jalanan, sudut-sudut art centre, pepohonan, bahkan sungai yang ada di dekatnya. Meskipun udara di Siem Reap lebih panas dari kota-kota di Indonesia tetapi menyusuri lorong-lorongnya di malam hari terasa sangat menyenangkan. Souvenir yang digelarpun beraneka ragam dengan kualitas bagus dan harga miring. Tak heran seorang kawan kalap berbelanja sampai kelebihan bagasi saat pulang.

Di kompleks Art Center ini juga terdapat cafe dan gallery di beberapa pojok. Hal ini sangat memudahkan pengunjung yang kelelahan berbelanja. Gallery yang berlokasi di beberapa bagian juga mempertontonkan proses pembuatan souvenir yang menarik untuk dilongok. Benar-benar Art Center ini membuat iri. Bagaimana bangsa yang pada tahun 90an masih berkutat dengan perang saudara ini bisa membangun fasilitas publik yang tertata rapi dan menarik pengunjung untuk datang.

[caption id="attachment_253030" align="alignnone" width="640" caption="Art Center, tempat nyaman berburu souvenir"]

13681061951458870882
13681061951458870882
[/caption]

Saya berusaha keras untuk mengingat kota mana di Indonesia yang punya tempat publik untuk hangout senyaman Pub Street atau pusat souvenir serapi dan semenarik Art Center. Sempat terlintas Legian dan Pasar Sukowati di Bali juga Pasar Beringharjo di Jogja, tapi menurut saya belum ada yang semenarik Kawasan Old Market Siem Reap. Dan sayapun sadar kenapa jumlah pengunjung asing ke Siem Reap hampir 4 kali lebih banyak dibandingkan Medan, Padang, Bandung, Jogja, dan Manado jika dijadikan satu.

Kalau saja kota-kota di Indonesia ini bisa meniru Siem Reap, betapa banyak devisa yang akan mengalir ke negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun