Mohon tunggu...
Sulistiyo Kadam
Sulistiyo Kadam Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati ekonomi, interaksi manusia, dan kebijakan publik

Kumpulan Kata dan Rasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tips Hemat Waktu dan Biaya di Bangkok

5 Januari 2014   16:08 Diperbarui: 4 April 2017   16:37 15604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun saatnya untuk liburan. Cuman sayang seperti tahun-tahun sebelumnya pekerjaan selalu minta didahulukan. Alhasil liburan tetap jalan dengan banyak catatan. Tiket pesawat yang mahal, penginapan yang tak banyak pilihan lagi, tujuan yang membingungkan, dan tentu saja agenda yang belum dirancang. Kalau tujuannya ga populer mungkin masih gampang bikin rencana. Tapi ke Bangkok pada akhir tahun dengan persiapan seminggu dan budget cekak itu termasuk nekat. Untungnya meskipun nekat tetap saja terlaksana, tentu saja dengan banyak keluhan.

Dengan persiapan seminggu, akhir tahun ini saya bisa menyambangi Bangkok dan Phuket tentu saja tanpa agen perjalanan seperti yang sering saya lakukan selama ini. Cuman karena rencana jalannya baru dibuat seminggu sebelum berangkat tentu saja banyak banget hal yang bikin bete dan seharusnya tidak terjadi. Dan bagi yang mau bertandang ke Bangkok dan Phuket, beberapa pengalaman buruk saya mungkin bisa dijadikan pelajaran jangan sampai terulang, meskipun at the end saya selalu merasa puas denngan perjalanan yang saya lakukan. Baik buruk, senang susah yang timbul dari semua perjalanan selalu memperkaya jiwa dan bikin ketagihan.

Tapi tetap saja beberapa pengalaman yang bikin keki perlu untuk dihindari agar kepuasan lebih optimal. Berikut beberapa saran menghindari pil pahit yang dapat saya bagi dari perjalanan Bangkok - Phuket di akhir tahun.

[caption id="attachment_304090" align="aligncenter" width="480" caption="Patung Budha, Atraksi Budaya Utama Bangkok"][/caption] 1. Rencanakan perjalanan jauh-jauh hari

Hahahaha. Ini sih setiap orang tahu. Dan sebagai peminat jalan-jalan saya sudah sangat tahu. Tapi apa mau dikata, tuntutan pekerjaan yang tiada pernah habis tidak memberikan waktu luang yang cukup untuk hal penting ini. Padahal dengan perencanaan yang lebih lama kita bisa menghemat waktu dan biaya. Seorang teman kerap merencanakan jalan-jalan sejak setahun sebelum berangkat. Caranya dengan membeli tiket pesawat promo jauh-jauh hari. Alhasil dapatlah tiket murah bahkan super murah untuk setiap perjalanan yang diinginkan. Cuman saya selalu bilang bahwa sebagai orang upahan kita selalu ga tahu apakah kita bisa benar-benar meluangkan waktu pada tanggal yang kita rencanakan. Saya selalu ngeles ga papa tiket lebih mahal, itu adalah uncertainty cost yang harus dibayar. Tapi kalau faktor uncertainty kecil ya mending seperti teman saya : beli tiket promo setahun sebelumnya.

Sebagai tujuan wisata populer di dunia, sekali lagi di dunia, Thailand selalu ramai dikunjungi turis terutama menjelang Natal dan Tahun Baru. Pada masa ini tepatnya pada bulan November - Februari suhu udara di Thailand sebelah utara berada pada titik terendah dan hujan hanya sedikit turun. Saat yang tepat untuk menjelajah Thailand utara termasuk Bangkok. Teman yang tinggal di Bangkok juga menyatakan bahwa saya datang pada saat yang tepat. Tapi saat saya bilang saya belum punya tiket pada 10 hari sebelum berangkat, komentar mereka sama,"Are you joking...". No I'm not. Konsekuensinya, saya harus membayar tiket Singapura - Bangkok dan Phuket - Singapura seharga Rp 3,5 juta. Mahal tentu saja. Karena tiket pesawat semahal ini saya merasa perlu mengevaluasi diri dan berbagi tips, "Rencanakan perjalanan jauh-jauh hari. Beli tiket promo biar murah". Meskipun ke depan saya kuatir tidak bisa mengikuti tips dari diri sendiri.

Biaya mahal bukan saja di tiket tapi juga di hotel. Hotel di Thailand sebenarnya cukup terjangkau hampir sama dengan di Indonesia. Cuman karena saya pergi akhir tahun, hotel yang murah di lokasi terbaik tentu saja sudah terjual habis.

2.   Cari jenis dan rute transportasi yang akan dilalui untuk menghemat waktu dan energi

Sebelum berangkat sebenernya saya sudah mencari bus yang harus dinaiki dari Bandara Don Mueang ke kawasan sekitar Khao San Road tempat saya menginap. Opsi termudah tentu saja naik taksi cuman ongkosnya konon lebih dari 400 Baht. Kalau dirupiahkan dengan kurs Rp400 per Baht sih ga mahal-mahal banget sebenarnya yaitu Rp 160 ribu. Tapi dibandingkan ongkos bis yang cuman 8 Baht ya jauh banget. Apalagi Bangkok macetnya parah seperti Jakarta.

3. Jangan lupa aktifkan Paket Data untuk akses Google Map

Saya pikir sebagai destinasi wisata utama dunia, akan sangat mudah untuk bercakap Bahasa Inggis dengan orang Bangkok. Nyatanya itu cukup sulit. Tidak semua orang bisa berbahasa Inggris, apalagi di bis-bis kota. Alhasil saat naik bus yang saya yakin menuju Khao San Road, orang-orang menyarankan hal yang berbeda-beda. Saya pikir itu karena kesulitan komunikasi. Untuk menghindarinya tanya orang, ikuti, aktifkan Google Maps. Kalau arahnya bener teruskan kalau arahnya menyimpang cari bus rute lain.

4. Pilih taksi bermeter daripada Tuk Tuk

Tuk Tuk di Bangkok sudah seperti kendaraan wisata saja. Apalagi Tuk-Tuk yang dilengkapi lampu hias. Mereka akan mengenakan tarif semaunya. Pertama naik Tuk Tuk dari Rambuttri, dekat Khao San Road ke penginapan kami ditawari ongkos 200 Baht. Setelah ditawar dikasihlah harga 100 Baht. Ternyata tempatnya cukup dekat dan cuman bayar 60 Baht dengan taksi berargo. Sial.

5. Makan di Bangkok ternyata mahal ya

Sebelum berangkat, saya membaca ulasan kalau makanan di Bangkok murah-murah. Ternyata pas dicoba lumayan mahal. Tapi bisa jadi tergantung lokasi. Kebetulan saya sempat makan di Rambuttri, kawasan cafe di Bangkok dekat Khao San Road. Sekali makan kira-kira habis Rp120 ribu per orang. Mungkin ini relatif tapi dengan anggaran terbatas tentu saja pemborosan. Apalagi kalau nuker duitnya mahal.

6. Lebih baik tarik ATM daripada menukar duit di money changer

Dari Indsonesia saya bawa duit cash untuk ditukar. Pasalnya pernah tarik ATM di Hongkong kursnya lebih mahal daripada nuker duit di money changer plus biaya sekali tarik waktu itu Rp 50 ribu. Ternyata itu berkebalikan di Bangkok. Lebih baik membawa Kartu Debit daripada nuker duit di Money Changer. Kurs di Money Changer paling murah yang saya lihat ada di Grand Palace 1 Baht = Rp 500. Di terminal Sai Tai Mai kurs yang ditetapkan money changer mencapai Rp 650 per Baht. Di Khao San Road kursnya Rp 550 per Baht. Dan di ATM kursnya hanya Rp 400 sd Rp 420 per Baht. Saya kasih kisaran karena sempat tarik 4 kali di Bangkok dan Phuket. Kurs paling murah adalah di ATM yang bertanda ATM Exchange dengan logo Western Union. Kurs per Baht adalah Rp 400 dengan biaya penarikan Rp 20 ribu. Paling kompetitif. Jadi hindari saja money changer. Lebih baik sekali tarik banyak sesuai rencana kebutuhan buat menghemat biaya penarikan.

7. Tawar Sampai 50% Saat Belanja

Dari berbagai tulisan disebutkan harga barang di Bangkok terutama pakaian di Pasar-Pasar di Bangkok sangat murah dan bisa ditawar sampai 30%. Kenyataannya saya menawar sampai 50% dan sering dapet. Daripada kecewa tidak masalah menawar dengan sedikit kejam.

8. Pakai SIM Card Lokal

Saat traveling saya sangat bergantung pada gadget. Mencari lokasi suatu tempat, rute bus, browsing tujuan berikutnya, semua lebih mudah dengan gadget dengan paket data terjangkau. Operator tanah air biasanya memberikan gratis paket data selama 1 hari saat di luar negeri. Manfaatkan paket itu dan ganti dengan nomor lokal pada hari kedua dan selanjutnya. Toh komunikasi dengan rekan atau keluarga bisa dilakukan dengan Hangaout atau BBM tanpa harus pakai nomor bawaan. Saat di Bangkok saya ganti SIM Card dengan operator lokal True Move. Harga kartunya 30 Baht belum termasuk pulsa. Isi pulsa di 7 Eleven baru bisa aktifkan paket data. Biar ga pusing dengan instruksi Bahasa Thai, jangan lupa minta counter yang jual kartu buat aktifin data dan set bahasa menjadi Bahasa Inggris. Masalahnya dengan kartu lokal saat googlingpun yang muncul tulisan Thai. Begitu juga notifikasi dari operator.

9. Pilih Kapal Berbendara Oranye Untuk Menyusuri Sungai Chao Praya

[caption id="attachment_304088" align="aligncenter" width="640" caption="Kawasan Riverside Sungai Chao Praya"]

13889126341812665838
13889126341812665838
[/caption]

Wisata ke Bangkok jangan lupa coba wisata sungai. Sungai Musi di Palembang sebenernya ga kalah dengan Sungai Chao Praya. Bedanya sungai di Bangkok ini diperlihra sebagai jalur transportasi yang handal dan menjadi wajah depan Bangkok. Sementara sungai-sungai di Indonesia hanyalah halaman belakang. Deretan atraksi wisata banyak berlokasi di sekitar Sungai Chao Praya sehingga sungai tetap diminati baik oleh turis maupun orang lokal.

Banyak jenis kapal menyusuri sungai ini. Biar mudah dan murah ikuti saja kapal dengan bendera warna oranye. Angkutan sungai dalam kota dengan tarif 15 Baht. Pada sore hari ketika orang Bangkok pulang kerja, kapal jenis ini akan disesaki oleh warga Bangkok yang akan pulang ke rumah. Ga masalah, justru pengalaman yang seru.

--Tips Hemat Waktu dan Biaya di Phuket menyusul--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun