Mohon tunggu...
Sulistiyo Kadam
Sulistiyo Kadam Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati ekonomi, interaksi manusia, dan kebijakan publik

Kumpulan Kata dan Rasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Euronya Sama, Tarif Toiletnya Beda

9 Juni 2012   08:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:12 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun lama-kelamaan terbiasa dengan toilet yang berbeda-beda baik dari sistem maupun tarif, beberapa toilet tetap saja cukup menyita perhatian saya. Salah satunya di Versailles, Paris. Selepas turun dari kereta, saya tidak bisa menahan diri lagi untuk mencari toilet. Malangnya, di dalam stasiun hanya ada 1 toilet yang di depannya sudah antri 3 orang. Gila, dalam kondisi genting begini 1 detikpun akan terasa sangat lama. Oh my God apa yang dilakukan orang-orang itu sampai harus selama ini.

[caption id="attachment_186905" align="aligncenter" width="438" caption="Toilet canggih tapi menyiksa di Versailles"]

1339228597610658104
1339228597610658104
[/caption]

Ternyata antrian itu tidak hanya disebabkan oleh banyaknya orang yang menggunakan tapi juga karena toiletnya keterlaluan. Bagaimana tidak keterlaluan, sehabis digunakan, toilet akan membersihkan diri secara otomatis atau istilahnya disinfect selama 1 menit alias 60 detik. Bayangkan ada 3 orang yang katakanlah masing-masing perlu waktu 1 menit. Ditambah dengan waktu disinfect, total saya harus mengantri adalah 6 menit alias 180 detik. Satu detik saja terasa lama apalagi harus 180 detik! Benar-benar menyiksa, tapi setelah keluar dari toilet saya baru mengakui kalau toilet ini pintar sekali.

Meskipun berbeda-beda tarif, semua toilet menawarkan fasilitas yang bersih dan di beberapa tempat wangi dan nyaman. Kecuali mungkin urinoir di salah satu taman kota Brussels yang saya coba. Saya menyebutnya urinoir karena memang tidak seperti toilet yang biasanya dalam ruangan tertutup. Toilet ini hanya dibatasai sekat, atasnya terbuka, dan susahnya tidak dilengkapi dengan air atau tisu. Hehe bagaimana mau fasilitas lengkap, toh urinoir ini gratis?

Memang sepertinya perjalanan saya tidak pernah lengkap tanpa wisata toilet. Bagaimanapun, pengalaman-pengalaman itu membuat perjalanan menjadi berbeda dan lebih kaya.

Another story : Paris, I'm Shocked

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun