Mohon tunggu...
Mamik Rosita
Mamik Rosita Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Supervisor, Praktisi Pendidikan

Blok ini berisi tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka

7 April 2021   13:47 Diperbarui: 7 April 2021   14:17 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duka

Meski tidak bertatap muka..

Namun petuahnya senantiasa jadi senjata

Dalam aku mengarungi hidup ini

Azimat yang sangat berharga

Kyai..

Engkau bilang jadi guru jangan punya niat menjadikan anak pintar..

Karena jika anak tidak pintar maka akan menyebabkan berkurang keikhlasan

Sebab pintar atau tidaknya anak itu urusan Allah

Tugas guru hanya mendoakan agar murid mendapatkan hidayah Nya..

Itu aku jadikan sebagai senjata

Dalam mengelola hati saat menghadapi mereka

Dan untuk menjaga untaian doa- doa..

Kyai..

Engkau bilang menjadi guru itu yang paling hebat adalah mendidik

Sedangkan rekreasi yang paling indah adalah mengajar

Engkau juga bilang..

Jika mendapati anak didikmu nakal..

Maka hadirkanlah gambaran..bahwa kelak

Salah satu tangan mereka akan menarik kita menuju surga...

Itu juga aku jadikan azimat..

Untuk senantiasa semangat dalam mengajar dan melaksanakan tugas tugas..

Bahkan pada guru - guruku..juga saya viralkan..

Kyai..

Engkau juga ngendikan...

Menjadi guru harus punya sampingan..

Agar kita tidak selalu mengharapkan imbalan

Dalam melaksanakan tugas tugas jariyah kita

Sebab dengan usaha sendiri... rejeki akan menjadi barokah..

Itu juga kami amanahkan..

Kyai...

Meski Engkau sudah mendahului kami

Namun wejangan Kyai akan senantiasa hidup di hati kami

Semoga Allah menempatkan di tempat terbaik Nya...

Aamiiiin..

Mengenang Sang Maestro Spiritual

Romo Kyai Maimun Zubair..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun