Mohon tunggu...
Ayoung F. Athar
Ayoung F. Athar Mohon Tunggu... -

writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Duka

4 Juni 2018   21:48 Diperbarui: 4 Juni 2018   21:57 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jentara

Ir, matamu tabah memeram luka

Menyamarkan keruh genang airmata

Gelakmu lindap membentur pintu dadaku, patah

Dari balik dada retap jantungku gaduh membaca ungu rautmu.

Ir, kematian adalah kepulangan paling lapang, menuju Tuhan

Rentankan  ikhlasmu untuk jalan sulur perempuan yang menghantarmu ke rahim semesta

Restui

Maka dia akan pulang dengan tenang

Ir, hidup adalah jentara

Padamu, pundak dan dadaku adalah samudra

Tenggelamlah di sana

Larung

Dan meleburlah

Hingga rautmu kembali biru.

Surabya, 4 Desember 2017.

Kawanku: Irawati

Riwayat Penulis

Hayyul  Faridah penulis buku  "Memorabilia Jejak" dikenal dengan nama pena  Ayoung Faridah Athar.  Kelahiran Kuala Pembuang (Kal-Teng) 22 Desember  1995. Merupakan alumni  Pondok Pesantren An-Nuqayah Daerah Nirmala Pi,  yang sedang menempuh  pendidikan di Universitas Islam Negri Sunan Ampel  Surabaya, Prodi  Filsafat Agama.  Adapun beberapa karyanya dua tahun  terakhir telah  termaktub dalam buku antologi bersama baik dikancah  nasional maupun  internasional di antarnya; "Pulau yang Tak Tuntas Dalam  Cerita"  merupakan puisi favorit dalam event III: Sabana Pustaka; 2016.   

"Riwayat  Kenangan" merupakan salah satu puisinya yang lolos seleksi dan   bersanding dengan karya-karya penyair internasional Indonesia-Malaysia   dalam buku "Yogya dalam Nafasku; September 2016".  Terakhir puisinya   yang berjudul "Kopi Politik" merupakan satu dari 500 puisi penyair  dunia  dalam antologi "Puisi Kopi 1.550 MdPL; Penyair Dunia" Dapat di  hubungi  di:      

  

Fb        : Ayoung Faridah Athar

Email   : faridahzarathustra@gmail.com

IG        : hayyul_faridah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun