Malam terseok di dadaku
Kau berlarian di lapang jantung
Aku takut
Bagamana jika waktu  mebelahku  menjadi bagian  tak terhitung?
Sementara pertemuan kita hanya sebatas pesan singkat di layar ponsel
Seringkali gagal kita lunasi
Dafodil tumbuh di halaman musim yang labil
Lalu, kutitip yang tak terkata di hening matamu
Jika denyit dedaun adalah aduhku
Sampaikah sunyi kepada engkau yang masih terjaga
Sajadah dan malam  rumah  memulangkan cinta
Kutuang pinta dalam subuh yang keruh
Tentang ruang tempatku merampungkan do'a
Barangkali kau tidak perlu tahu bagaimana aku memurnikan degup
Sebab mencintaimu adalah nikmat dan penderitaan yang meminang bersamaan            Â
Seruyan, 23 Juli 2017
Riwayat Penulis
Hayyul Faridah dikenal dengan nama pena Ayoung Faridah Athar. Kelahiran Kuala Pembuang (Kal-Teng) 22 Desember 1995. Merupakan alumni Pondok Pesantren An-Nuqayah Daerah Nirmala Pi, yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya, Prodi Filsafat Agama. Â Adapun beberapa karyanya dua tahun terakhir telah termaktub dalam buku antologi bersama baik di kancah nasional maupun internasional, di antarnya; "Pulau yang Tak Tuntas Dalam Cerita" merupakan puisi favorit dalam event III: Sabana Pustaka; 2016. Â "Riwayat Kenangan" merupakan salah satu puisinya yang lolos seleksi dan bersanding dengan karya-karya penyair internasional Indonesia-Malaysia dalam buku "Yogya dalam Nafasku; September 2016". Â Terakhir puisinya yang berjudul "Kopi Politik" merupakan satu dari 500 puisi penyair dunia dalam antologi "Puisi Kopi 1.550 MdPL; Penyair Dunia" Dapat di hubungi di: Â Â Â Â Â Â
Fb     : Ayoung F. Athar
IG Â Â Â Â : @ayoung_athar
Email  : hayyulfaridah95@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H