Mohon tunggu...
Faiz Badridduja
Faiz Badridduja Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

menyukai sejarah, sastra dan studi-studi keislaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Feroz yang Malas dan Rencana Jin yang Jahat

4 Desember 2020   09:30 Diperbarui: 4 Desember 2020   09:52 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau Jin itu menyusul kita?," tanya Feroz.

"O jangan takut, kau tidak perlu khawatir. Jin itu tidak bisa lewat di danau berair garam." Jawab Kuda itu.

Akhirnya Feroz menemui Ayesha di Taman Istana dan menceritakan apa yang telah terjadi. Ayesha sangat terkejut mendengar cerita itu, lalu ia ikuti apa yang direncanakan Feroz dan kudanya. Mereka pergi bersama-sama ke pinggir danau. Ketika Jin itu muncul dan akan mengambil Ayesha, dengan cepat kuda itu melompat menyeberangi danau air garam. Jin itu tidak berhasil mengambilnya.

Setelah menyeberangi danau itu, sampailah mereka di sebuah Istana. Kepada Raja, Feroz dan Ayesha mengatakan bahwa mereka membawa pesan dari putera sang Raja yang telah lama hilang sekitar dua puluh tahun lalu. Mendengar berita itu, sang Raja sangat gembira, "mana anakku?," tanya Raja itu sambil mencari-cari di sekeliling mereka.

"Ini aku, ayah. Akulah puteramu yang telah disihir menjadi seekor kuda." Jawab Si Kuda. "tapi aku tahu penawarnya. Aku bisa berubah lagi menjadi manusia jika ada seorang gadis cantik keturunan bangsawan yang mau menciumku."

Mendengar kata-kata itu, Ayesha mencoba mencium Kuda itu. Ternyata benar, setelah dicium, dalam sekejap kuda itu berubah menjadi seorang Pangeran. Ayesha langsung jatuh hati padanya. Pangeran itu lalu memberi kuda baru yang bagus kepada Feroz. Dengan kuda itulah Feroz pulang ke kampung halamannya.

Dalam perjalanan pulangnya, Feroz mampir ke Istana Gubernur Kabul. Feroz menceritakan apa yang telah terjadi pada Puteri Ayesha kepada ayahnya. Gubernur itu sangat gembira mendengar puterinya masih hidup dan akan menikah dengan Pangeran dari negeri seberang. Feroz diberi hadiah berupa jubah kehormatan dan beberapa emas permata.

Feroz kembali ke rumahnya dengan wajah sedih, ketika sampai ladang yang tadinya besar dan indah itu kini tidak disana lagi. Barang-barang yang dulunya mewah itu kini kembali seperti sedia kala. Semuanya telah diambil kembali oleh Jin bukit itu. Akhirnya dengan bekal sejumalah emas permata dari Gubernur, Feroz dan keluarganya hidup seperti dahulu lagi yaitu sebagai petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun