Mohon tunggu...
Faiz Badridduja
Faiz Badridduja Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

menyukai sejarah, sastra dan studi-studi keislaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Feroz yang Malas dan Rencana Jin yang Jahat

4 Desember 2020   09:30 Diperbarui: 4 Desember 2020   09:52 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau begitu, pergi saja ke Kabul. Disana kau bisa melihat istana dan bertemu dengan Puteri Ayesha." Kata Jin itu lagi.

Feroz menerima saran Jin itu, dia tiba di Kabul pada malam hari. Keesokan harinya, ketika melewati sekumpulan kafilah, seorang laki-laki yang berpenampilan pedagang bertanya padanya, "Hai anak muda, bagus sekali kudamu. Apakah kau ingin menualnya?."

"Menjualnya?, O tidak, tidak." Jawab Feroz.

Ketika Feroz sedang berbicara dengan pedagang itu, lewatlah Puteri Gubernur Kabul yang bernama Ayesha. Puteri itu juga tertarik pada kuda Feroz. Ia ingin sekali memilikinya. Oleh karena itu, dikirimlah pengasuhnya untuk menemui Feroz.

"Tuan muda," sapa Pengasuh Tua itu. "Majikanku, Ayesha, Puteri Gubernur di kota ini ingin melihat kudamu. Kalau kau bersedia, datanglah ke Istana."

Mendapat undangan itu, Feroz merasa senang karena ia bisa bertemu langsung dengan Puteri Ayesha. Tanpa pikir panjang lagi, ia terima undangan itu. Pengasuh Tua itu membawa Feroz ke sebuah taman di Istana Kabul. Disana Puteri Ayesha sudah menunggu. "Hai anak muda, maukah kau menjual kudamu padaku?."

"O tidak, Tuan Puteri, aku tidak akan menjual kudaku," Jawab Feroz.

"Ya sudah kalau begitu, sekarang pergilah dari sini." Kata Ayesha.

"Tapi kalau kau mau, biarlah kuberikan padamu sebagai hadiah." Kata Feroz.

"O jangan, jangan. Kulihat kuda itu sangat berarti bagimu." Jawab Ayesha.

Akhirnya, Feroz keluar dari Istana. Dalam perjalanan pulang itu, ia bertanya pada kudanya. "Hai kuda yang baik, maukah kau kuberikan pada Tuan Puteri?."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun