Suatu hari Lukman al-Hakim (yang bijak) mengajak putra laki-lakinya pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan membawa seekor keledai, saat itu mereka berdua berfikir alangkah baiknya digunakan saat pulang untuk membawa hasil belanjaan, maka mereka berdua berjalan kaki sambil menuntun hewan itu tanpa dinaiki.
Sebelum sampai ke pasar mereka tiba di sebuah persimpangan yang terdapat banyak orang, kaum tersebut membicarakan Lukman dan anaknya "dasar, anak dan bapa sama bodohnya, mereka membawa keledai tapi tidak dimanfaatkan untuk dikendarai" satu orang berkata demikian dan sisanya mengiyakan tanda setuju, meski mereka berbicara satu sama lain di sekelilingnya tapi perkataan itu terdengar di telinga Lukman dan putranya itu.
Mendengar hal itu, mereka berdua saling pandang satu sama lain dan Lukman pun berinisiatif untuk naik ke keledainya serta membiarkan putranya berjalan kaki lalu kemudian melanjutkan perjalanan, hingga sampailah di keramaian berikutnya yang juga terdapat banyak orang, salah seorang dari kaum ini mencela Lukman dengan berkata "apakah kamu tidak sayang pada anakmu?, kamu nyaman menikmati perjalanan di atas keledai sedangkan ia berjalan kaki tampak kelelahan" tak ada yang membantah perkataan itu karena mungkin yang lainnya memiliki pendapat yang sama.
Setelah itu Lukman-pun turun dan anaknya naik ke atas keledainya hingga tiba di sebuah perkumpulan orang-orang yang sedang berkerumun, mereka mencibir sang putra dengan mengucapkan "apakah kamu tidak kasihan pada ayahmu yang tua renta itu?, ia kelelahan berjalan kaki sedangkan kamu di atas keledai, ajaklah ia naik bersamamu !"
Kali ini Lukman pun naik ke keledai itu sehingga keduanya berada di atas pelana tanpa seorangpun yang berjalan kecuali hewan itu, hingga tiba di pasar yang mereka maksudkan, orang-orang di pasar mencela keduanya dengan berucap "sungguh tega kalian pada hewan ternak yang malang itu, kalian memperlakukannya dengan tidak layak sedangkan ia banyak manfaatnya, keledai itu berbeda dengan kuda, ia lebih kecil dan kekuatannya lebih lemah, turunlah kalian berdua dan bebankan pada hewan itu hanya barang hasil dagangan atau belanjaan saja !"
Akhirnya Lukman al-Hakim menasehati anaknya itu "wahai putraku, belindunglah kamu kepada Allah dari setiap perkataan manusia yang jelek tentang dirimu, dan mintalah kepada-Nya kesabaran yang indah (Sabr Jamil)".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H