Setelah tiga gelombang Hallyu, pada saat ini Korea Selatan tengah berupaya membuka gelombang Hallyu keempat yang mana sebagai aksi kelanjutan respon perkembangan Hallyu gelombang pertama hingga ketiga.
Hallyu gelombang keempat akan berfokus pada K-ubiquity yaitu upaya dari sektor swasta untuk membuat strategic partnership dengan pemerintah lokal dan institusi di China atau Asia Tenggara untuk melokalkan dan meningkatkan konsumsi terkait Hallyu.
Sebagai contoh perusahaan media massa dan hiburan Korea Selatan, CJ E&M mulai melakukan adanya strategic partnership dengan negara-negara Asia Tenggara.
Pada bulan Januari tahun 2017 silam, CJ E&M meluncurkan stasiun televisi (tvN Movies) di Singapura, sebagai channel yang berfokus menyiarkan film-film Korea Selatan.
Tiga bulan setelah itu, pada April 2017, CJ E&M mengumumkan akan membukan channel eksklusif untuk mengudarakan konten hallyu di Malaysia, Vietnam, dan Hongkong.
Korea Foundation dalam publikasinya terkait Hallyu menyebutkan bahwa penggemar hallyu secara global meningkat sebesar 11% pada tahun 2019.
Institusi yang berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan ini, membuat studi terkait komunitas hallyu yang tersebar di 98 negara.
Pada Desember 2019, terdapat 1.799 basis klub penggemar hallyu dengan 99,32 juta penggemar.
Angka tersebut meningkat 11% jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang mana berada pada 89,19 juta orang penggemar.
Proporsi penggemar terbesar yaitu berada di Asia dan Oceania sekitar 72 juta orang, diikuti oleh Eropa 15 juta orang dan 12 juta di Amerika.
K-pop merupakan komoditi utama yang digemari dan selanjutnya yaitu K-drama.