Sampel penelitian yang diambil pada penelitian tersebut adalah Usia rata-rata peserta adalah 34,62 tahun (SD = 7,91). Rata-rata skor kecemasan adalah 7,89 (SD = 2,94).Â
Skor rata-rata kelelahan emosional adalah 14,35 (SD = 7,72), skor rata-rata depersonalisasi adalah 8,81 (SD = 5,11), dan skor rata-rata pencapaian profesional adalah 13,51 (SD = 7,51).Â
Pendidikan dan pengalaman kerja memiliki pengaruh besar pada kelelahan emosional dan depersonalisasi, dengan nilai R2 masing-masing 10,8% dan 18,5%. Ketika kecemasan dimasukkan dalam model, R2 untuk kelelahan emosional meningkat menjadi 20,4% dan R2 untuk depersonalisasi masing-masing meningkat menjadi 22,2%.Â
Pengalaman kerja berpengaruh kecil terhadap pencapaian profesional (R2 = 10,3%) tetapi berpengaruh jauh lebih besar ketika variabel kecemasan dimasukkan dalam model (R2 = 18,3%).
Kemudian hasil kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Studi ini mengungkapkan bahwa selama epidemi COVID-19, perawat mengalami banyak keadaan emosional, termasuk kelelahan, depersonalisasi, dan kecemasan. Upaya harus dilakukan oleh pemerintah dan pembuat kebijakan dalam hal ini dalam mempersiapkan sistem perawatan kesehatan, orang, dan keperawatan dengan lebih baik untuk menanggapi pandemi COVID-19 di masa depan.
Penelitian yang diketuai oleh Doktor Yani Sofiani dari Universitas Muhammadiyah Jakarta ini juga berhasil menembus ke dalam Jurnal Internasional yang bereputasi dengan indeks SCOPUS Q3.Â
Kategori Q3 (quartile 3) ini mempunyai arti bahwa ada beberapa jurnal yang terindeks scopus dengan pengaruh yang kurang besar. Misalnya ada 100 jurnal yang terindeks scopus pada bidang ilmu tertentu, biasanya jurnal pada kategori Q3 ini memiliki peringkat dari 51-75. Jurnal penelitian ini tembus di jurnal Kesehatan Macedonia yang berskala reputasi baik secara Internasional.
Dosen Spesialis Medikal Bedah "Prima Trisna Aji" mengatakan bahwa dengan banyaknya penelitian pada kasus Covid-19 akan banyak menemukan solusi --solusi baru yang bertujuan supaya pandemi Covid-19 ini segera cepat berhasil. Selain hal yang paling penting adalah dengan berhasil rilisnya jurnal ini ke Jurnal Internaisonal Scopus Q3 menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dikancah luar negeri dikarenakan diluar sana banyak dosen atau peneliti yang ingin merilis penelitian mereka di Jurnal Internasional yang bereputasi. *Red
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H