Entah kenapa selalu suka saat mengendarai mobil di malam hari dengan gerimis tipis yang menyelimuti. Lagu Kalibata, 2012 dari band Perunggu membuatku semakin haru biru. Teringat Bapak yang belum lama ini perannya telah usai dan pulang dengan tenang, Sebagai anak laki-laki kehilangan seorang Bapak di saat beranjak dewasa seperti kehilangan arah mata angin. Maaf ya Pak kalau di masa remajaku selalu membuat gaduh dan aku yang banyak mengeluh.Â
Saat antre hendak mengisi bensin di sebuah  Rest Area. Melihat warung masakan khas Padang sepertiinya nikmat sekali dimakan di malam hari. Rasa lapar tiba-tiba saja muncul, keputusan yang tepat juga untuk memarkirkan mobil di seberang warung masakan khas Padang.Â
Ketika sampai di depan pintu, ada seorang ibu-ibu yang menghampiriku. Dari penampilannya tidak begitu lusuh, biasa saja seperti seorang ibu yang dalam perjalanan. "Mas saya minta tolong boleh? saya laper banget mas..." pintanya dengan suara yang bergetar memperjelas rasa laparnya.Â
"Boleh bu, yuk masuk saja. Ibu makan di sini aja yaa bareng saya." Jawabku dan mengajak si ibu untuk masuk ke dalam warug masakan khas Padang.Â
Akan tetapi si ibu tidak mau makan di meja yang sama denganku, beliau memilih meja yang berada tepat di belakangku. Ketika aku meminta ibu itu untuk bebas memilih menu apa saja, ibu itu menolak dan memilih menu yang sama dengan apa yang aku pesan. Malam itu warung ini sangat sepi, setelah kupastikan hanya ada dua pengunjung, yaitu aku dan dan si ibu, dan dua orang penjaga warung.Â
Setelah selesai makan, aku berdiri dan menuju ke kasir.Â
"Uni..saya bayar sekalian sama yang punya ibu yang duduk di belakangku ya"Â Kataku. Dua penjaga warung menatapku agak heran, salah satunya seperti menahan tawa.Â
"iya boleh mas, emang Ibu yang mana sih mas?" Tanya Uni yang berdiri tepat di hadapanku.
"Kan tadi saya pesan dua piring, yang satu buat saya dan yang satu lagi buat Ibu yang duduk di belakangku uni..." aku tak berani menengok ke arah Ibu yang makan di belakangku, khawatir mengganggu makan malamnya.Â
Uni dan teman jaganya melihat ke arah ke arah belakangku seolah memastikan Ibu mana yang kumaksud pada saat itu. "Maaf ya mas, mas kayanya aneh deh. orang dari awal mas masuk sendirian, terus pesen 2 porsi makanan dengan menu yang sama, dan minta 1 piringnya disimpan ke meja belakang mas, padahal gak ada siapa-siapa"Â Kata Uni yang sontak memnbuatku kaget dan reflek menengok ke belakang, ke meja yang dimaksud.Â
"Ah masa sih!!??" tanyaku bingung. Aku sangat yakin kalau ibu itu ada sejak awal aku ada di depan pintu warung, dan masuk bersamaku, bahkan berbicara langsung denganku, tak ada yang aneh dari penampilan dan ciri Ibu itu. Aku langsung menuju ke meja ibu itu, dan melihat makanannya masih utuh, lengkap dengan teh hangat yang tak tersentuh. tak ada ciri yang menunjukkan pernah ada orang duduk di kursi, kursi dalam keadaan masuk ke dalam.Â
Dari arah kasir Uni dan temannya melihatku, dan seolah berbicara "bener kan gak ada siapa-siapa!?." Aku menarik napas sangat dalam dan menghembuskannya dengan panjang, masih bingung dengan apa yang terjadi,.
 Terus Ibu itu siapa? ya kali masa sih halu?
Gabert_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H