Entah sudah berapa kali saya mendapati keluhan yang disampaikan di ruang publik terkait adanya pengendara yang parkir sembarangan terutama di badan jalan sehingga menyebabkan macet, menyulitkan gerak bahkan mencelakai pengendara lain.Â
Sering saya dapati berita pengendara motor atau mobil celaka akibat menabrak mobil yang parkir di sisi jalan. Saya sendiri sangat sering direpotkan oleh mereka yang memparkirkan mobilnya di badan jalan walau posisinya sudah di pinggir.
Saya mencoba menerka apa mengapa para pengendara mobil ini memparkir kendaraannya bukan pada tempat semestinya, maka jawabannya adalah karena para pengendara ini adalah orang tak punya.
1. Tak punya uang.
Perkara bayar parkir bagi sebagian orang bisa jadi merupakan hal yang berat. Dengan tarif parkir kisaran minimal Rp. 2000-3000 per jam membuat sebagian pengendara enggan parkir di tempat layak dan semestinya. Lebih parah lagi, bagi pemilik mobil, tidak jarang sebagian mereka membeli mobil padahal di rumahnya belum disiapkan garasi atau sekedar lahan parkir mobil.Â
Besarnya budget yang harus disiapkan lagi lagi memaksa para pemilik mobil ini parkir di badan jalan dekat rumahnya. Bukankah sudah banyak jasa garasi bagi mereka yang tak punya garasi atau rumahnya berlokasi di gang ? benar memang sudah banyak.Â
Tapi kembali lagi, dengan biaya bulanan yang berkisar minimal Rp.300.000-500.000 sanggupkah para pemilik mobil ini rela merogoh kocek ? belum tentu.
Lalu ko bisa-bisanya mereka membeli mobil yang mahal tapi tak sanggup menyediakan parkiran yang layak ?. Wah, sudah jadi rahasia umum dengan DP ringan warga masyarakat bisa membawa pulang mobil.Â
Warga masyarakat ini, yang kemungkinan kelas ekonomi menengah ke bawah dipastikan hidup bertahun-tahun menanggung hutang berbunga yang harus dibayar pula dengan bertahun tahub bekerja keras. Ini semakin menegaskan bahwa para pemilik mobil ini masih pantas disebut orang tak punya.
Termasuk dalam poin ini adalah kemungkinan para pengendara ini adalah supir saja. Sedangkan mobilnya milik perusahaan, bos atau rekannya. Sayangnya, perusahaan atau bos atau rekannya tak mengalokasikan dana untuk keperluan parkir kendarannya.
2. Tak punya kepekaan sosial