Mohon tunggu...
Raka Surya
Raka Surya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sensor... Sudah Tepatkah?

26 September 2016   19:17 Diperbarui: 26 September 2016   19:26 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini saya membaca dari berita online, ada satu berita yang menarik perhatian saya. Memang bukanlah hal yang baru, mengingat sudah banyak hal yang memiringkan persepsi ini terjadi di televisi kita. Mulai dari acara kartun sampai sinetron pun tidak luput darinya. Yap, apalagi kalau bukan penyensoran. Sebenarnya adalah sesuatu yang baik untuk melakukan penyensoran yang mungkin selengkapnya bisa dibaca sendiri di wikipedia, yang mulai dari alasan moral hingga menyangkut masalah rahasia negara. Namun seperti yang tertera pada judul di atas,  sudah tepatkah? 

Kembali lagi ke berita yang sebelumnya saya baca, ini mengenai penyensoran seorang atlet renang pada ajang Pekan Olahraga Nasional beberapa waktu lalu. Saat saya membaca berita ini saya langsung menadahkan sebelah tangan saya ke layar monitor sambil berucap satu kata: "Seriously?" Memangnya berenang harus memakai mukena? Apalagi itu ajang olahraga nasional, bukannya kasus penyebaran video porno artis yang namanya-tidak-perlu-disebut.

Well, memang semua ini bukanlah lagi hal baru dalam ranah pertelevisian indonesia. Ingat soal kasus Sensor Susu Sapi, adegan berantem di film-film yang dipotong, atau adegan ciuman di sinetron-sinetron yang bahkan luput dari blur apalagi di-cutscene? Dan menyinggung soal sinetron, sepertinya KPI sudah sukses menjalankan tugasnya sebagai "Komisi Perusak Indonesia". Saya tahu julukan yang saya berikan itu tergolong kelewatan, namun itulah yang seketika terbetik dalam benak terdalam saya saat dua hal itu disebut: KPI dan sinetron (mungkin lebih baik ditulis: shitnetron).

"Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia." (Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 Pasal 3)

KPI memang tidak diragukan sudah memiliki citra buruk di sebagian masyarakat Indonesia termasuk saya. Dan hal buruk ini disebabkan karena tidak tepatnya peletakan nilai-nilai yang seharusnya merupakan wewenang KPI sebagai lembaga penyensoran di Indonesia. Penyensoran itu yang harusnya menjadi hal baik agar tidak tersebarnya hal-hal buruk di media malah berubah menjadi sesuatu yang berbau negatif. Hal terburuknya, KPI sekarang acap kali dipandang sebelah mata sebagai tukang sensor (walau memang sebenarnya memang begitu).

Lalu harapan saya mengenai itu... uh, mungkin tunggu saja waktu hingga suatu saat nanti hingga lembaga penyensoran di Indonesia diberi hidayah agar dapat menempatkan sensor di tempat yang benar. Selain dari itu, Praise the Sun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun