Sabrina Ara merupakan seorang penulis terkenal dengan berbagai macam karya yang telah ditulisnya. Penulis juga seorang istri dari CEO Ruang Guru, Belva Devara. Ia telah menulis lebih dari satu karya tentang suatu motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Karya-karya yang ditulisnya sudah banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia, serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi banyak orang. Salah satu karyanya, yaitu buku “Slow Living, Hidup Bukanlah Pelarian, tapi Perjalanan” dengan komplikasi isinya yang dapat dinikmati dan diterapkan oleh para pembacanya.
Seiring berkembangnya zaman yang sangat cepat dan pesat, banyak orang terlena akan kehidupan lebih maju dan sejahtera. Adanya era sekarang ini dapat dilihat bahwa banyak orang yang ingin berjalan cepat bahkan berlari untuk mencapai suatu tujuannya. Dengan munculnya hal tersebut, maka mereka tidak memperdulikan akan kesehatannya dalam melakukan sebuah kegiatan yang bergerak cepat dan sangat menguras tenaga, sehingga dapat membuat tubuh bekerja secara maksimal. Hal inilah, apabila dibiarkan secara terus-menerus dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh mereka. Oleh karena itu, dalam buku ini disajikan beberapa pembahasan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Buku ini, terdiri dari delapan bab dengan pembahasan yang menarik dan bermanfaat bagi para pembacanya. Dalam bukunya penulis menjelaskan tentang zaman yang terobsesi dengan kecepatan. Beberapa dari kita masih banyak yang sulit untuk membedakan antara kegiatan produktif dengan kesibukan. Disini akan dibahas mengenai perbedaan antara kedua hal tersebut, sehingga para pembaca dapat membedakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari termasuk ke dalam kegiatan produktif atau hanya sebuah kesibukan. Maka dengan ini, kita diajak untuk memilah kegiatan sehari-hari dan melaksanakan hal yang produktif namun tanpa adanya kesibukan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara yang telah dipaparkan pada (hal.8-10), dengan gaya slow living.
Pentingnya menerapkan slow living di dalam kehidupan. Kebanyakan dari kita sering menerapkan atau menjalankan kehidupan serba cepat dan praktis tanpa memikirkan resiko yang akan didapatkan baik untung maupun rugi. Menghasilkan resiko untung apabila hal yang dilaksanakan berjalan baik dan menghasilkan sesuatu sesuai dengan keinginan, namun dapat menjadi rugi bila hasilnya tidak sesuai dengan keinginan. Di dalam buku ini kalian akan belajar untuk berjalan dengan gaya pelan (slow living) disertai beberapa cara-cara untuk dapat memperbaiki keadaan hidup (hal.36-38).
"Waktu itu gratis, tapi tak ternilai harganya. Kamu tidak dapat memilikinya,tetapi kamu dapat menggunakannya. Kamu tidak bisa menyimpannya, tetapi kamu bisa membelanjakannya. Sekali kamu kehilangan, kamu tidak akan bisa mendapatkannya kembali." - Prakha Sahay (hal.39)
Apabila kita belum maksimal untuk mengikuti kehidupan orang lain dengan gaya lebih cepat untuk mencapai sebuah titik kesuksesan, maka jangan paksa dirimu mengikutinya ketika belum mampu. Hal tersebut jika kita paksakan akan mengakibatkan hal yang negatif untuk diri kita sendiri. Kemampuan dan keterampilan yang dimilki oleh setiap orang berbeda dengan orang lain. Maka dari itu, hiduplah sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang kamu miliki dengan gaya hidup melambat. Bukan berarti kita tidak mampu untuk mencapai sebuah tujuan dengan berjalan cepat, namun hidup gaya lambat hasil yang tepat, lebih menyenangkan bukan ?. Tetapi, dalam hal ini juga kita tidak bisa menyalahkan sebuah takdir yang datang kepada kita. Takdir datang karena kehendak Allah SWT. terhadap ciptaanya, jadi tidak bisa menyalahkan kondisi tubuh dengan kemampuan yang kamu miliki saat ini.
Jangan merasa sedih dan kecewa terhadap diri sendiri jika masih banyak yang belum bisa dicapai untuk saat ini. Masih ada banyak waktu untuk bisa mencapai semua itu. Kuatin lagi semangatnya, buatlah list untuk menentukan apa yang akan dicapai terlebih dahulu. Jangan mudah untuk menyerah, untuk saat ini kamu hanya perlu jeda untuk beristirahat dan melanjutkan kembali ketika diri kamu sudah fokus.
"Pikiran kita harus beristirahat, karena sesudahnya pikiran akan menjadi lebih baik dan lebih tajam."-Henry Manampiring (hal.91)
Proses yang kita jalani dengan lambat, maka dapat dinikmati dan dilaksanakan dengan baik, serta hasil yang akan didapatkan juga tidak mengecewakan. Maka dari itu, nikmatilah setiap proses yang kamu jalani dengan lambat dan nyaman tanpa berlari.
"Dengan melambat, hidup jadi lebih santai, tetapi target-target tetap tercapai." (hal.102)
Berjalan lambat merupakan pilihan yang tepat untuk kita di masa sekarang ini dengan perkembangan yang sangat cepat dan pesat dalam bidang apapun itu.