Mohon tunggu...
PKRS RSKO
PKRS RSKO Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Akun PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Akun Resmi PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. One Stop Service Layanan Pengobatan dan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba dan kesehatan lainnya. Web : www.rsko-jakarta.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyuluhan Kesehatan HIV dan Hepatitis bagi Pasien PTRM RSKO Jakarta

16 Juni 2021   14:18 Diperbarui: 16 Juni 2021   14:40 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dalam masa pengobatan tubuh perlu berkerja keras melwan HIV maupun Hepatitis C, karena gejalanya muncul sekian tahun kemudian. Kedua virus ini ketika telah menjadi penyakit AIDS (HIV) dan kerusakan hati (Hepatitis) akan sangat-sangat menurunkan kualitas hidup" ungkap dr.Adeika Mieta Rahayu di kegiatan penyuluhan kesehatan (16/06/2021).

RSKO Jakarta sebagai rumah sakit khusus pelayanan medis dan psikososial penyalaghunaan NAPZA / Narkoba memiliki tugas turut mengedukasi masyarakat rumah sakit termasuk pasien.

Pada hari ke-3 penyuluhan kesehatan dalam rangka Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang jatuh pada tanggal 26 Juni 2021 dan Hari Ulang Tahun (HUT) RSKO Jakarta di tanggal 3 Juli 2021 itu kenapa edukasi kesehatan ini diselenggarakan.

Pasien yang menjadi target edukasi ialah pasien Program Terapi Rumatan Methadone (PTRM) berjumlah 30 orang. PTRM ini adalah pemberian obat metadone harian kepada pasien ketergantungan heroin di institusi kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah Sakit dengan pengawasan langsung oleh petugas kesehatan. RSKO Jakarta merupakan salah-satu rumah sakit yang ditunjuk memberikan pelayanan PTRM.

Rumatan merupakan upaya mempertahankan pasien selama mungkin menjalani terapi tersebut sampai akhirnya dosis dapat diturunkan bertahap dan, bila memungkinkan, berhenti. Dosis awal diberikan pada kisaran 15-30 mg/hari dan dinaikkan bertahap sampai mencapai kisaran 60-120 mg/hari pada tahun pertama terapi.

Kenaikan dosis dimaksudkan untuk mencapai dosis "nyaman" di mana pasien tidak merasakan sama sekali gejala sakaw dan dapat beraktivitas. Dosis stabil ini yang kemudian dipertahankan seterusnya.

Instalasi Rawat Jalan berkerjasama dengan Instalasi Promkes dan Pemasaran RSKO Jakarta menyelenggarakan pendidikan kesehatan ini pada hari rabu, 16 Juni 2021.

Penyuluhan dilaksanakan terkait dengan penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan jarum suntik bergantian (sharing needle) oleh para pecandu narkoba.

Kegiatan pemberian edukasi ini diberikan oleh dokter yang bertugas di Poliklinik Rawat Jalan dr.Adeika Mieta Rahayu yang melibatkan 30 pasien PTRM di ruang edukasi Instalasi Rawat Jalan.

Dr.Mita (panggilan dr.Adeika Mieta Rahayu) menyatakan penyuluhan kesehatan diadakan untuk menyambut Hari Anti Narkotika dan HUT RSKO. Penyakit-penyakit yang diakibatkan penyalahgunaan NAPZA jarum suntik kasusnya makin lama makin bertambah diantaranya HIV dan Hepatitis C.

Tambah dr.Mita, penyakit hepatitis pada awal muncul tidak menimbulkan gejala, tapi setelah beberapa tahun akan menimbulkan gejala.

Sehingga kehadiran penyakit ini sering ini tidak disadari, terutama apalagi yg menggunakan subtitusi opiate seperti buprenofine dan methadone.

Penggunaan kedua subtitusi ini para pasien akan merasa tidak nyaman seperti dosisnya kurang. Penyebabnya bukan karena dosisnya kurang, bisa disebabkan karena virus HIV dan Hepatitis C sudah mulai berkembang biak atau memperbanyak diri.

Dalam masa pengobatan tubuh perlu berkerja keras melawan HIV maupun Hepatitis, karena munculnya gejala baru dirasakan sekian tahun kemudian. Kedua penyakit ini akan sangat-sangat menurunkan kualitas hidup.

Menurut data dari PUSDATIN HIV di Indonesia pada tahun 2019 tercatat 50.282 kasus. Dimana terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya dimana kasus aktif laki-laki 68,8 % dan wanita 31,2 %.

Dr.Mita menegaskan bahwa pengobatan HIV harus terus menerus seumur hidup untuk mencegah virus HIV aktif.

Bagi masyarakat yang terdiagnosis HIV bisa mendapatkan pelayanan ke RSKO Jakarta dimana obatnya gratis yang disediakan oleh Pemerintah dan obat yang tersedia merupakan obat terbaru.

Masyarakat yang terdiagnosis HIV jangan malu berobat di RSKO Jakarta. Rubah mindset, ketika meminum obat ARV untuk pengobatan HIV akan makin memperburuk kesehatan, itu informasi yang tidak benar.

Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, tanggal 14, 15, 16 Juni 2021 berlokasi ditempat yang sama di Ruang Edukasi Rawat Jalan pada pukul 09.00 WIB. (AM)

___

Penulis                         : Andri Mastiyanto SKM (Penyuluh Kesehatan RSKO Jakarta)

Nara sumber              : dr.Adeika Mieta Rahayu

Salam Sehat RSKO Jakarta

Facebook I Instagram I Web

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun