Sehingga kehadiran penyakit ini sering ini tidak disadari, terutama apalagi yg menggunakan subtitusi opiate seperti buprenofine dan methadone.
Penggunaan kedua subtitusi ini para pasien akan merasa tidak nyaman seperti dosisnya kurang. Penyebabnya bukan karena dosisnya kurang, bisa disebabkan karena virus HIV dan Hepatitis C sudah mulai berkembang biak atau memperbanyak diri.
Dalam masa pengobatan tubuh perlu berkerja keras melawan HIV maupun Hepatitis, karena munculnya gejala baru dirasakan sekian tahun kemudian. Kedua penyakit ini akan sangat-sangat menurunkan kualitas hidup.
Menurut data dari PUSDATIN HIV di Indonesia pada tahun 2019 tercatat 50.282 kasus. Dimana terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya dimana kasus aktif laki-laki 68,8 % dan wanita 31,2 %.
Dr.Mita menegaskan bahwa pengobatan HIV harus terus menerus seumur hidup untuk mencegah virus HIV aktif.
Bagi masyarakat yang terdiagnosis HIV bisa mendapatkan pelayanan ke RSKO Jakarta dimana obatnya gratis yang disediakan oleh Pemerintah dan obat yang tersedia merupakan obat terbaru.
Masyarakat yang terdiagnosis HIV jangan malu berobat di RSKO Jakarta. Rubah mindset, ketika meminum obat ARV untuk pengobatan HIV akan makin memperburuk kesehatan, itu informasi yang tidak benar.
Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, tanggal 14, 15, 16 Juni 2021 berlokasi ditempat yang sama di Ruang Edukasi Rawat Jalan pada pukul 09.00 WIB. (AM)
___
Penulis             : Andri Mastiyanto SKM (Penyuluh Kesehatan RSKO Jakarta)
Nara sumber        : dr.Adeika Mieta Rahayu