Mohon tunggu...
PKRS RSKO
PKRS RSKO Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Akun PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Akun Resmi PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. One Stop Service Layanan Pengobatan dan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba dan kesehatan lainnya. Web : www.rsko-jakarta.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terdampak COVID-19, RSKO Jakarta Tetap Jalankan Program Rehabilitasi Narkoba

30 April 2020   19:09 Diperbarui: 30 April 2020   19:09 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Program Rehabilitasi Narkoba di RSKO jakarta tetap dijalankan di masa pandemi Covid-19 I Sumber Foto : dokpri

Rehabilitasi Narkoba merupakan fasilitas kesehatan / sosial yang digunakan untuk memulihkan pecandu narkoba agar tidak menggunakan kembali NAPZA (Narkotika, Alkohol , Psikotropika dan Zat adiktif lain). Fasilitas ini juga merupakan tempat para pecandu narkoba ini dipersiapkan agar dapat kembali ke masyarakat.

Salah-satu fasilitas Kesehatan yang ditunjuk sebagai rumah sakit khusus ketergantungan obat yaitu Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta. Fasilitas Kesehatan ini telah berdiri sejak 1972 dan merupakan fasilitas Kesehatan tertua yang menangani masalah Kesehatan yang berhubungan dengan penyalahgunaan Napza / Narkoba.

Penyebaran virus Corona diseluruh dunia amat massif. Berujung Covid-19 ditetapkan sebagai Pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada minggu kedua bulan Maret, Rabu (13/3/2020).

Sejak Covid-19 melanda Indonesia membuat berbagai segi kehidupan terdampak. Penyebarannya membuat roda ekonomi lamban berputar, kegiatan sosial masyarakat banyak yang terhenti dan salah-satunya mengganggu program rehabilitasi narkoba di RSKO Jakarta.

Beberapa program terdampak akibat pandemi Covid-19 diantaranya ; pertemuan keluarga, edukasi Kesehatan, therapeutic community, layanan Kesehatan, Saturday Night Activity (SNA), dll.

Beberapa program pun dimodifikasi agar layanan program rehabilitasi narkoba tetap berjalan sehingga proses pemulihan pasien narkoba dari kecanduan terhadap zat haram dapat dirasakan. Selain itu pasien mendapatkan kemampuan bertahan dari stigma yang akan dihadapi kelak.

Program Therapeutic Community berbasis Rumah Sakit (Medis) pun masih dijalankan karena program ini merupakan tonggak utama perubahan prilaku pasien NAPZA / Narkoba di rumah rehabilitasi narkoba.

Therapeutic Community atau TC pada awalnya diterapkan untuk pasien psikiatri dan dikembangkan sejak perang dunia kedua.

Awal mula munculnya TC adalah dari munculnya kelompok kecil yang saling membantu dan mendukung proses pemulihan yang pada awalnya sangat diperngaruhi oleh gerakan alcoholic anonymous.

Metode TC diadopsi dari konsep Timur, namum dikembangkan di New York, AS. Konsep ini kemudian diterapkan pada awalnya di Philipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Berdasarkan jurnal penyalahgunaan narkoba (UNDPC, 1990), metode ini memiliki tingkat keberhasilan sebesar 80%, dengan indikatornya, sipenyalahguna berhasil bertahan pada kondisi bebas zat (abstinensia) dalam waktu yang lebih lama, dengan catatan residen tersebut mengikuti seluruh tahapan hingga selesai.

Pada masa pandemic Covid-19 dan masuknya bulan Ramadhan maka program TC pun disesuaikan. Untuk kegiatan edukasi kelompok yang biasanya dilaksanakan di ruang session 1 dan session 2 yang merupakan ruangan tertutup, dirubah dilaksanakan di main hall Unit Rehabilitasi Napza yang merupakan area terbuka.

Pada area main hall tidak memiliki dinding kanan dan kiri, bersebelahan dengan area taman rehabilitasi dan area olahraga (lapangan bulutangkis, lapangan basket, dan lapangan futsal).

Area main hall memiliki sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari dapat masuk ruangan ini. Adapaun sessi-sessi yang menggunakan fasilitas ini yaitu Lecture, Professional Session, Saturday Night Activity, terapi Agama, terapi aktifitas kelompok dan pembelajaran kebersihan lingkungan.

Aktifitas di main hall lainnya dimasa pandemik Covid-19 yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital dan konsultasi dengan dokter. Pemeriksaan medis ini sebelumnya dilaksanakan di ruangan konsultasi medis.

Pasien rehabilitasi NAPZA merupakan pasien yang berbeda dengan pasien rawap inap pada umumnya. Pasien NAPZA tidak bed rest (tirah baring) karena mereka lebih pada masalah kesehatan jiwa yaitu ketergantungan pada zat haram.

Pemeriksaan kesehatan pun sama dengan pasien rawat jalan dimana para pasien melaksanakan pemeriksaan di ruangan pemeriksaan konsultasi medis. Pasien tidak perlu ke Rawat Jalan karena Rawat Inap Unit Rehabilitasi menyediakan ruangan pemeriksaan konsultasi medis.

Namun pada masa pandemi Covid-19 pemeriksaan dilaksanakan di area main hall dimana pasien antre dengan memperhatikan physical distancing. Pasien yang berjumlah puluhan orang tidak dipanggil berkumpul di Main Hall berbarengan, paling banyak 5 pasien. Pasien pun wajib menggunakan masker yang telah disediakan oleh Unit Rehabilitasi NAPZA RSKO Jakarta.

Untuk kegiatan edukasi kelompok (Lecture, Profesional session, TAK, Terapi Agama) para pasien di main hall duduk dengan menjaga jarak 1,5 meter antar pasien. Pasien pun menggunakan masker saat mengikuti kegiaan kelompok.

Sebelum memulai kegiatan kelompok, para pasien diberi edukasi kebersihan tangan, etika batuk, dan pentingnya menggunakan masker dimasa pandemi Covid-19 oleh perawat dan petugas kesehatan lainnya di Unit Rehabilitasi Napza.

Setelah kegiatan berlangsung, pasien merapikan area main hall dan meletakkan bangku-bangku lipat yang digunakan untuk pembelajaran di koridor yang tersinari matahari. Bangku-bangku tersebut setelah kegiatan wajib dibersihkan.

Aktifitas lain di Main Hall sebelumnya dilaksanakan diruangan terbuka ini yaitu pertemuan keluarga. Untuk sementara waktu pertemuan keluarga ditiadakan. Mensiasati ini, RSKO Jakarta melaksanakan pertemuan keluarga secara online 2 minggu sekali.

Waktu berkunjung keluarga pasien rehabilitasi berbeda dengan waktu berkunjng pasien rawat inap pada rumah sakit pada umumnya. RSKO Jakarta, menetapkan waktu berkunjung keluarga pasien unit rehabilitasi napza setiap 2 minggu sekali. Hal ini menyangkut kesuksesan program rehabilitasi narkoba yang dijalankan.

Program rehabilitasi narkoba membuat pasien menghadapi situasi yang sama setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu. Saturday Night Activity (SNA) yang dilaksanakan secara rutin setiap hari sabtu malam.

Tentunya akan menjenuhkan bila program rehabilitasi narkoba tidak diimbangi dengan refreshing. Bagaikan gentong yang diisi air terus menerus perlu diberi saluran agar air itu keluar dan tidak memecahkan gentong tersebut.

Kegiatan SNA bagaikan membuka kran dari tekanan pembelajaran yang dihadapi tiap hari. Melepaskan tekanan yang dihadapi dimana mereka bias berbulan-bulan bahkan lebih dari setahun di rumah rehabilitasi amatlah begitu penting. RSKO Jakarta bukanlah penjara

Sama seperti orang yang berkerja dan anak sekolah yang belajar, mereka pun diberikan waktu libur dalam menjalani aktivitas rutin. SNA merupakan refresh energi bagi pemulihan pecandu narkoba.

Pada kegiatan ini para pasien dipersilahkan untuk berkreasi baik bermusik, drama, makan bersama dengan menu yang mereka inginkan dan dimasak oleh mereka sendiri. Kebersamaan, kegembiraan dan saling mendukung pemulihan ditonjolkan.

Pada saat SNA ada yang berbeda, para pasien belum bisa untuk sementara waktu memasak sendiri. Kegiatan memasak ini tentunya perlu bahan-bahan makanan yang harus dibeli dipasar. Sebelum pandemik Covid-19, Pasien Napza yang berstatus Re-Entry (pasien yang telah memasuki program persiapan memasuki dunia mainstream) yang bertugas membeli bahan-bahan makanan.

Untuk menggantinya, RSKO Jakarta menyediakan menu masakan dan minuman sehat yang mereka inginkan. Dari hari senin s/d jumat, menu makanan sesuai dengan menu sehat yang disiapkan oleh Instalasi Gizi RSKO Jakarta.

Bila ada kegiatan keluar masuk orang dari lingkungan dimana tempat berkumpulnya orang banyak tentunya akan berisiko bagi Unit Rehabilitasi Narkoba tertular virus corona. Untuk itu pasien fase re-Entry untuk sementara waktu tidak dapat menjalankan program kembali ke masyarakat.

Unit Rehabilitasi Narkoba dapat dibilang area yang mengisolasi pasien secara mandiri sebelum masa pandemic Covid-19. Untuk itu pun untuk sementara waktu keluarga tidak dapat menjenguk anggota keluarganya yang mejadi pasien Rawat Inap di Unit rehabilitasi Narkoba.

-----

Blogpost ini diupload oleh Instalasi Humas dan PKRS RSKO Jakarta

Penulis : Andri Mastiyanto, SKM (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)

Terima kasih, Salam Hangat RSKO Jakarta
Facebook (DISINI) - Twitter (DISINI) - Instagram (DISINI) - Web (DISINI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun