Hoaks (hoax) dan informasi yang salah dapat menyebabkan kebingungan, bahkan bisa membuat masyarakat salah menginterpretasikan kabar berita. Ketakutan dan kepanikan masyarakat dapat melanda sehingga salah dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Dalam kondisi pandemi COVID-19 yang sedang melanda, amat sangat penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati membagikan informasi di internet. Whats Apps Group (WAG) menjadi ladang penyebaran informasi umum, spesiifik dan kesehatan.
Banyak informasi yang benar dan valid, tapi banyak pula berita yang hoax di WAG. Untuk itu sebaiknya kita jangan terlalu mudah menyebarkan kabar berita ke WAG lainnya (keluarga, teman sekolah, pekerjaan, dll) bila kita belum dapat memastikan kebenarannya.
Kita patut mengingat bahwa setiap orang punya tanggung jawab untuk membantu mengurangi penyebaran informasi yang salah dengan memastikan bahwa kita hanya memberikan informasi yang benar atau telah terverifikasi.
Ada 3 cara menjaga diri agar tidak mudah percaya berita yang beredar di WAG, Sosal Media, apa kata orang lain mengenai informasi kesehatan:
1. Dapatkan Informasi Resmi dari Otoritas Kesehatan Pemerintah dan Portal Kesehatan Terpercaya
Jangan selalu percaya dengan informasi yang beredar di What Apps (WA) group, social media dan link website. Anda harus yakin sepenuhnya bahwa informasi yang dibaca dan akan dibagikan merupakan kabar yang benar dan akurat.
Anda bisa merujuk ke sumber-sumber informasi kesehatan seperti : kemkes.go.id, aplikasi sehatpedia, berita yankes, portal resmi rumah sakit (untuk RSKO Jakarta di rsko-jakarta.com & kompasiana.com/rsko1972), Health.detik.com, alodokter.com dan situs kesehatan terpercaya lainnya.
Pada saat kondisi pandemi Covid-19 ada beberapa situs terpercaya yang dapat dikunjungi masyarakat dan terjamin tidak menyebarkan berita hoaks ;
- infeksiemerging.kemkes.go.id.
- covid19.go.id.
- corona.jakarta.go.id.
- infocorona.bantenprov.go.id.
- pikobar.jabarprov.go.id.
- corona.jogjaprov.go.id.
Pokoknya, Anda harus berpikir kritis tentang apa yang Anda baca. Tahan jarimu agar hanya membagikan berita dari sumber terpercaya.
Bahkan Untuk mencegah menyebarnya berita hoax tentang virus corona, sampai-sampai WHO akan bekerja sama dengan platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Pinteres, Tencent, dan Tiktok.
Di negara-negara yang dilanda pandemi Corona, para warganet secara otomatis akan diarahkan ke situs resmi WHO untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan wabah Corona.
Sesuai data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 29 Maret 2020 pukul 19.00, tercatat 384 informasi hoaks yang beredar melalui media sosial, aplikasi percakapan Whatsapp, dan tautan pada situs internet.
2. Perhatikan Alamat Situs (URL)
Pada saat bergaul di Whats Apps Group acapkali ada yang share link, saatnya Anda mencermati alamat URL situs tersebut.
Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog yang menyerupai nama portal resmi kantor berita, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Banyak di Whats Apps Group share link ternyata broken link (tidak menuju ke situs apapun) atau menggunakan nama situs media online / lembaga/ badan dengan belakang situs blog (blogspot / wordpress) semisal kemkes.wordpress.com / kemkes.blogspot.com. Portal media online Kementerian Kesehatan RI ialah kemkes.go.id
Masyarakat banyak yang langsung percaya Link yang disertai kata-kata berasal dari situs Kementerian Kesehatan RI / kompas.com / detik.com. Tetapi tidak melihat langsung link yang disertakan apakah sesuai dengan link dari situs resmi nya.
3. Jangan Mudah Percaya dengan Judul Sensasional
Berita dan kabar hoaks seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya Satu Gigitan Kolak Pisang Bisa Menyembuhkan Kanker. Tetapi Belum tentu juga judul sensiasional itu hoaks, maka perlu klarifikasi informasi ke situs kesehatan terpercaya. Judul berita hoaks acapkali mirip dengan portal berita online dengan menggunakan judul yang click bait (memancing klik pada situs).
Ada pula individu yang iseng yang isi kontennya diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoaks. Kemudian ada tambahan kata penutup, "menurut situs....." lalu ditambahkan ada kata "Sebarkan".
Oleh karenanya, apabila Anda menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.
Dengan melacak / konfermasi, setidaknya Anda sebagai pembaca yang cerdas dan dapat memperoleh informasi yang valid, sehingga terhindar dari kabar hoax (hoaks).
------
Blogpost ini diupload oleh Instalasi Humas dan PKRS RSKO Jakarta
Penulis: Andri Mastiyanto SKM (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
Terima kasih, Salam Hangat RSKO Jakarta
Facebook (DISINI) - Twitter (DISINI) - Instagram (DISINI) - Web (DISINI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H