(Jakarta-RSKO Jakarta) -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Heru Winarko di Kantor Kemenko Polhukam, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2019), menyebutkan ada peningkatan peredaran narkoba selama tahun 2019 dari tahun sebelumnya sebesar 0,03 persen. Pengguna paling banyak berusia 15 hingga 65 tahun dan menembus angka tiga juta orang.
Ternyata peredaran gelap narkoba ini bukan hanya di Indonesia, juga terjadi di seluruh dunia hampir sama. Indonesia mengalami peningkatan 0,03 persen. Lebih kurang jumlahnya 3.600.000 yang menggunakan (narkoba) di Indonesia ini.
Label darurat narkoba sampai akhir tahun 2019 belum dicabut oleh Pemerintah Republik Indonesia. Direktur Utama RSKO Jakarta, dr.Azhar Jaya, SKM, MARS pernah mengungkapkan saat pelatihan konselor adiksi, 25 Oktober 2019 di RSKO Jakarta berdasarkan pernyataan Kepala BNN Pengguna Narkotika di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 3,3 juta orang (diluar pengedar dan jaringannya).
Jumlah penyalahgunaan Narkotika yang terjerat kasus hukum terus meningkat. Saat ini jumlah Napi terkait penyalahgunaan Napza mencapai 60 % dari jumlah tahanan yang ada di Lapas (Dirjen Lapas, 2018).
Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta menjadi salah-satu bagian penting dalam pemulihan pengguna narkoba di Indonesia. Sebagai Rumah Sakit bidang NAPZA / Narkoba satu-satunya di Asia, RSKO Jakarta tidak hanya memberikan layanan medis, penunjang medis dan psikososial kepada para pengguna Narkoba saja.
One Stop Service bidang Napza ini juga memberikan layanan diklat dan diklit bagi sesama rumah sakit, perguruan tinggi, sekolah dan masyarakat umum. Bahkan RSKO Jakarta menjadi pencontohan layanan rehabilitasi narkoba berbasis rumah sakit.
Pada kamis, 27 februari 2020, Rumah Sakit Kelas A Ernaldi Bahar, Palembang, Sumatera Selatan sehubungan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rehabilitasi narkoba baik layanan rawat jalan, rawat inap, dan sarana prasarana dan dari sisi sarana prasarana dan layanan rehabiltasi berbasis rumah sakit melaksanakan kunjungan lapangan ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta.
Adapun tujuan dari kunjungan tersebut ialah melakukan banchmarking untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan pengelolaan pelayanan rehabilitasi narkoba yang diberikan RSKO Jakarta kepada pasien Napza.
RS Ernaldi Bahar mengirimkan 5 orang yang terdiri dari 1 orang pejabat structural,1 orang Dokter Jiwa, 1 orang Perawat, dan 2 orang konsulta . Studi banding / studi tiru ini oleh Kepala Bagian Pengembangan RS Ernaldi Bahar, Indera Permana Aditya, S.Farm, Apt.
Pelaksanaan Banchmarking di RSKO Jakarta direncanakan 2 hari ( 27 s/d 28 februari 2020) tetapi apabila dirasa kurang, tim RS Ernaldi Bahar akan menambah waktu 2 hari lagi.
![Deskripsi : Kepala Bagian Pengembangan RS Ernaldi Bahar, Indera Permana Aditya, S.Farm, Apt I Sumber Foto : dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/02/28/whatsapp-image-2020-02-27-at-12-33-09-5e588768d541df44b45c9912.jpeg?t=o&v=770)
Selain hal tersebut ada beberapa hal yang ingin dipelajari oleh RS Ernaldi Bahar dalam kunjungannya kali ini. Tim RS Ernaldi Bahar ingin mempelajari design gedung rehabilitasi Napza, tata ruang dan fungsi masing-masing ruang pelayanan dan non pelayanan. Ada hal lain yang menjadi titik fokus yaitu safety di ruangan pelayanan rehabilitasi Napza. Untuk itu RS Ernaldi Bahar menghadirkan 2 konsultan dalam benchmarking.
Tim RS Ernaldi Bahar juga ingin mempelajari standar prosedur operasional layanan Napza (rawat inap dan rawat jalan), penatalaksanaan pasien Napza dengan Dual Diagnosis (Jiwa dan Napza), penatalaksanaan pasien Napza dengan komorbiditas fisik, pentalaksanaan pasien napza (rawat jalan), tata ruang rawat inap Napza, dan jenis layanan Adiksi Napza. Mereka pun ingin mengetahui kelas layanan di rawat inap dan VIP di RSKO Jakarta.
![Deskripsi : Kasie Pelayanan Medik, dr.Budi Rahardjo M.Epid I Sumber Foto : dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/02/28/whatsapp-image-2020-02-27-at-12-33-06-5e588798d541df44b45c9914.jpeg?t=o&v=770)
Tambahnya, yang patut diketahui RS Ernaldi Bahar kerjasama RSKO Jakarta lintas sektor termasuk kepolisian dan kejaksaan. Kami memiliki tanggung jawab terhadap keberadaan mereka (pasien napza) yang dititipkan termasuk yang diputus pengadilan menjalani rehabilitasi. Pasien Napza berada disini selama berbulan-bulan.
Dalam kegiatan banchmarking ini, RSKO Jakarta dan perwakilan RS Ernaldi Bahar melakukan Forum Group Discusion (FGD) bagaimana penerapan layanan rehabilitasi Napza, alur masuk bagi pasien dan pelayanan Rawat Inap dan design ruangan pelayanan rehabilitasi Napza RSKO Jakarta.
Turut hadir sebagai fasilitator FGD dari RSKO Jakarta, Ns. Elly Hotnida Gultom, S.Kep (Kabid Keperawatan), Widya Lolita (Kasie Diklit), Bayu Koli Nugroho, SH (Kasubbag RT dan Perlengkapan) dan Yulianti, S.Sos, M.Kes (Kasubbag Program dan Anggaran).
Jajaran pejabat struktural RSKO Jakarta memberikan penjelasan seluk beluk RSKO Jakarta dari sisi keuangan, pelayanan medik dan design bangunan RSKO Jakarta.
Setelah FGD, perwakilan RS Ernaldi Bahar diajak melihat pelayanan di Rawat Inap Napza RSKO Jakarta. Mereka terlihat sangat tertarik atas layanan penyalahgunaan obat di Rawat Inap RSKO Jakarta.
Dengan hospital tour, perwakilan RS Ernaldi Bahar akan mendapatkan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien pecandu narkoba. Â Selain itu mereka dapat melihat fasilitas dan sarana prasarana di rehablitasi RSKO Jakarta.
--------------------------------------------------
Blogpost ini diupload oleh Instalasi Humas dan PKRS RSKO Jakarta
Terima kasih, Salam Hangat RSKO Jakarta
Facebook (DISINI) - Twitter ( DISINI) - Instagram (DISINI) - Web (DISINI)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI