[RSKO Jakarta] -One Stop Service bidang NAPZA, RSKO Jakarta dan Forum Indonesia Anti Narkoba (FIAN) menggelar pelatihan konselor adiksi yang bertajuk Workshop Tata laksana Konselor Adiksi, senin, 25 November 2019, di ruang konfrensi lantai 2 (dua) RSKO Jakarta, Jl.Lapangan Tembak no.75, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur.
Pelatihan konselor adiksi ini merupakan kegiatan psikoedukasi / pemberian pengetahuan bagi para Konselor Adiksi dan orang-orang yang bergerak dibidang Promosi dan Prevensi Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba. Patut diingat label Indonesia Darurat Narkoba belum dicopot
Dalam pelatihan konselor adiksi ini para konselor adiksi dan peserta lainnya diberi modal pengetahuan terkait berbagai metode pendekatan sebagai bekal mereka dalam menangani pecandu narkoba dan modal mengedukasi masyarakat menyangkut bahaya narkoba.
Kegiatan pelatihan Konselor adiksi ini dihadiri 40 peserta dimana 15 (lima belas) peserta berasal dari konselor adiksi RSKO Jakarta dan 25 (dua puluh lima) peserta dari anggota Dewan Pengurus Pusat / DPP FIAN. Ada 5 materi yang sangat bermanfaat akan didapatkan bagi peserta workshop tatalaksana adiksi dari 5 narasumber yang kompeten dibidangnya.
Adapun materi yang diperoleh selama pelatihan konselor adiksi / workshop tatalaksana konselor adiksi yaitu : Kondisi Terkini Permasalahan NAPZA (Dirut RSKO Jakarta, dr.Azhar Jaya, SKM, MARS), NAPZA dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan (Divisi Diklat FIAN dan RS Jiwa Dr.Soeharto Herdjan, dr.Ayesha, Sp.ICJ), Motivasi : Kekuatan Energi Positif untuk Menghindari NAPZA (Trainer BPPK Ciloto dan Divisi Diklat FIAN, Imam Kastubi, SKM), Variasi Penyuluhan / Edutainment (Brig-Jen Pol. DR. Victor Pudjijadi, SpB, FICS, DFM), dan Peran Konselor dalam Proses Pemulihan Ketergantungan NAPZA (Konselor Adiksi RSKO Jakarta, Gigih Setia Agung ICAP II).
_
Patnership RSKO Jakarta dan FIAN diawali Pelatihan Konselor Adiksi
Dalam kata sambutan sekaligus pemberian materi, Direktur Utama RSKO Jakarta, dr.Azhar Jaya, SKM, MARS menyampaikan "Kepala BNN menyatakan Pengguna Narkotika di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 3,3 juta orang (diluar pengedar dan jaringannya). Jumlah penyalahgunaan Narkotika yang terjerat kasus hukum terus meningkat. Saat ini jumlah Napi terkait penyalahgunaan Napza mencapai 60 % dari jumlah tahanan yang ada di Lapas (DirjenLapas, 2018)" ungkapan khawatir nya di ruang konfrensi RSKO Jakarta (25/10/2019).
Lanjutnya, dalam Pasal 13 (3) Pecandu Narkotika yang sedang menjalani proses peradilan dapat ditempatkan dalam lembaga rehabilitasi medis dan /atau rehabilitasi sosial.
Ibu Esther berucap "kami berkerjasama dengan RSKO Jakarta agar para anggota DPP FIAN bisa lebih memahami dan mengenal adiksi NAPZA. Kami mengharapkan para anggota DPP FIAN dapat belajar dari para narasumber yang dihadirkan dan juga Konselor RSKO Jakarta" ucapnya
Ibu Esther menambahkan workshop Ini merupakan bagian dari partnership antara RSKO dan FIAN dalam rangka mengenalkan apa itu penyalahgunaan NAPZA, dan mendorong pancegahan penyalahgunaan NAPZA.
Dengan penuh senyum, ibu Esther berharap workshop ini merupakan titik awal partnership antara RSKO Jakarta dan FIAN. Para peserta dari FIAN merupakan mantan pengguna yang telah survive dan hidup produktif
Sekjen FIAN ini berharap Ilmu yang didapatkan para anggota DPP FIAN dalam pelatihan konselor adiksi ini dapat diturunkan kepada anggota FIAN lainnya, kemudian bisa aplikasikan ketika melakukan penyuluhan dan sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat.
Selain SEKJEN FIAN, turut hadir Wakil Ketua FIAN, Ary Rasid Haryono yang mengungkapkan rasa bahagianya bisa berkerjasama dengan RSKO Jakarta dalam mengenalkan pengetahuan tentang NAPZA dan penyalahgunaan NAPZA bagi anggota FIAN.
Pria berseragam putih dengan penuh senyum bersahaja mengungkapkan bahwa para anggota DPP FIAN yang menjadi peserta pelatihan ini nantinya yang akan terjun ke lapangan. Untuk itu mereka harus dibekali dan paham tentang NAPZA dan penyalahgunaan NAPZA terlebih dahulu sebelum melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
Bapak Ary Rasyid mengharapkan para anggota DPP FIAN dapat belajar dengan Konselor RSKO Jakarta yang telah memiliki jam terbang, itu yang terpenting. Ia juga berupaya untuk dapat saling tukar informasi dan sharing ilmu dengan RSKO Jakarta bagaimana cara mengatasi para pengguna narkoba agar dapat pulih.
_
Pelatihan Konselor Adiksi Menghadirkan Narasumber Yang Kompeten
Narasumber berikutnya dr.Ayesha, Sp.ICJ, dimana dirinya memberikan pengetahuan tentang pengertian NAPZA menurut WHO kepada para peserta pelatihan. NAPZA merupakan semua zat kecuali makanan, air atau oksigen yang jika dimasukkan ke dalam tubuh dapat mengubah fungsi tubuh secara fisik / psikologis.
Selanjutnya giliran Brig-Jen Pol. DR. Victor Pudjijadi, SpB, FICS, DFM. Saat memulai presentasinya, beliau memutar Video Pesan Presiden RI, Joko Widodo yang menyampaikan "tidak ada pilihan lain bagi diri kita perang terhadap narkoba".
Turut memberikan ilmu yang bermanfaat Trainer BPPK Ciloto dan Divisi Diklat FIAN, Imam Kastubi, SKM. Ia berpesan kepada para peserta harus memahami kriteria ketergantungan NAPZA. Para peserta harus menjadi orang yang peduli.
Baginya, ilmu itu wajib untuk dibagikan karena akan busuk bila hanya untuk diri sendiri. Sebaik-baik manusia itu yang bermanfaat bagi orang lain, ketika kita berbagi maka kita akan ingat terhadap diri sendiri.
Lanjutnya, Ketika kita berbuat baik maka perbuatan baik itu juga untuk diri kita sendiri. Untuk itu kita harus merubah maindset untuk peduli kepada orang lain.
Paling akhir menjadi narasumber, Konselor Adiksi RSKO Jakarta, Gigih Setia Agung, dengan panggilan Agil. Ia berpendapat saat wawancara sebelum presentasi "orang yang mempunyai kemampuan dan pendidikan tinggi belum tentu konselor yang efektif"
Ada 2 hal yang mempengaruhi seseorang dapat menjadi konselor yang efektif  yaitu tengible berupa pendidikan yang bisa diukur secara imperis dan intangible sesuatu yang tidak dapat diukur secara empiris.
Ia merasa konseling itu pada dasarnya hubungan antar manusia, jadi tidak ada tools yang pasti mengukur apakah seseorang dapat menjadi konselor yang efektif atau tidak.
Tuturnya para peserta pelatihan tidak perlu skill yang tinggi untuk menjadi konselor yang efektif walaupun skill itu penting. Tapi selama didalam diri memiliki faktor x (intangible), hal itu bisa menjadi modal menjadi konselor yang efektif. Karena konselor yang hebat itu tidak dilahirkan tapi terbentuk.
_________________________________
Diselenggarakannya pelatihan konselor adiksi bertajuk Workshop Tatalaksana Konselor Adiksi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para konselor adiksi dan peserta lainnya mengenai NAPZA. Selain itu pazra peserta dapat memhami teknik edukasi kesehatan bagi masyarakat sesuai audiens.
Semoga melalui kegiatan pelatihan konselor adiksi ini, para peserta dapat mengetahui berbagai data pengguna narkoba di Indonesia, kebijakan pemerintah dan program rehabilitasi bagi penyalahguna Narkoba di RSKO Jakarta.
Melalui kegiatan ini diharapkan adanya kesamaan persepsi diantara para konselor adiksi dan organisasi masyarakat yang peduli dengan anak bangsa yang tersandung penyalahgunaan NAPZA. Saatnya hilangkan label  Indonesia Darurat Narkoba .
Mari selamatkan generasi, Salam hangat RSKO Jakarta
Twitter (DI SINI) Instagram (DI SINI) Facebook (DI SINI) Web (DI SINI )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H