Jakarta, [RSKO Jakarta] - RSKO Jakarta merupakan rumah sakit khusus pelayanan kesehatan dibidang Napza satu-satunya di Indonesia. Rumah sakit khusus ini merupakan one stop service dibidang Napza yang memberikan pelayanan medik, penunjang medik, pendidikan, dan penelitian.
Hal tersebut sesuai dengan Visi RSKO Jakarta menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang NAPZA di tahun 2019.
Pelayanan pendidikan ini berupa layanan praktek kerja lapangan, magang, kepaniteraan klinik, stase PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), workshop dan lainnya. Study banding dari rumah sakit / lembaga / yayasan / kampus / sekolah menjadi hal yang biasa diterima oleh RSKO Jakarta. Rata-rata satu sampai dengan tiga institusi study banding ke RSKO Jakarta.
Pada tanggal 22 -- 24 Agustus 2019, RSKO Jakarta melaksanakan kegiatan workshop dan study banding dari Rumah Sakit Jiwa Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Bangli Bali. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi tenaga medis dan perawat untuk memberikan asuha  medis dan asuhan keperawatan jiwa kepada pasien rehabilitasi NAPZA.
Lanjutnya dalam memberikan layanan di bidang Napza, RSKO Jakarta tidak mengelola pelayanan pasien NAPZA seperti pasien jiwa. Mereka para pengguna narkoba yang sudah menjadi pasien dibuat nyaman dengan pelayanan Rumah Sakit, karena mereka individu yang sehat bukan pasien bed rest.
Dr.Azhar menambahkan untuk memajukan RSKO Jakarta juga memberikan layanan Hubungan Masyarakat (Humas) dan Promosi Kesehatan (Promkes) seperti pemberian ceramah tentang info bahaya NAPZA ke masyarakat sehingga berdampak secara tidak langsung terhadap kunjungan Rumah Sakit.
Dalam kegiatan workshop dan study banding RS Jiwa Bangli diikuti oleh 10 pejabat struktural dan pejabat medis yang terdiri dari 4 orang pejabat struktural dan 6 orang pejabat fungsional. Pelaksanaan kegiatan workshop dan study banding dilakukan baik didalam ruangan maupun kunjungan lapangan.
Dalam pelaksanaannya para peserta mendapatkan edukasi mengenai fisiologi dan farmakologi untuk professional adiksi, keterampilan konseling dasar, intake/skrinning dan assessment planning, motivational interviewing, CBT, dan intervensi krisis.
Selain edukasi dibidang Napza, para peserta mengunjungi langsung Unit Medical Psiciatric Evaluation (MPE), Unit Rehabilitasi Napza, serta komplikasi fisik dan kejiwaan agar dapat melihat secara langsung bagaimana pelayanan yang dikenal secara umum 'detoksifikasi' dan 'program rehabilitasi narkoba' dijalankan.
__________________________________________