Mohon tunggu...
PKRS RSKO
PKRS RSKO Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Akun PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Akun Resmi PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. One Stop Service Layanan Pengobatan dan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba dan kesehatan lainnya. Web : www.rsko-jakarta.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hubungan Antara HIV dengan Pengguna Narkoba Jarum Suntik

19 Juni 2019   12:29 Diperbarui: 24 Juni 2019   20:29 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita melihat penelitian HIV Prevention Trial Network (HPTN)074, yang dilakukan di Indonesia, Vietnam, dan Ukraina kebiasaan bertukar pakai jarum suntik dikalangan pengguna narkoba suntik (penasun) adalah moda penularan  HIV terpenting di beberapa kawasan seperti eropa timur, dan asia tenggara.

Sebelum tahun 2000, penasun berkontribusi pada kurang dari 1% dari total keseluruhan HIV di Indonesia. Tetapi pada tahun 2008 kontribusi itu melesat hingga hampir 50%. Kemudian pada tahun 2014, penasun menjadi kelompok berisiko ketiga terbesar pada populasi ODHA dibawah faktor risiko heteroseksual dan tidak diketahui.

Di Indonesia, Survei terpadu biologis dan perilaku (STBP) dari tahun 2007 ke tahun 2011 dan tahun 2015 menunjukkan penurunan prevelensi HIV secara bermakna pada kelompok penasun ini ; dari 52,40% (2007) ke 41,20% (2011), menjadi 28,78% (2015). Selain itu disebabkan persentase penasum yang berbagi alat subtik menurun dari 15% (2007) menjadi 13,3% (2011) dan tinggal 10% (2015).

Bila melihat data sepertinya penurunan prevelensi tersebut mengindikasikan intervensi terhadap kelompok penasun seolah sudah cukup intens dan berhasil baik. Untuk itu perlu dibandingkan antara data ODHA penasundengan total keseluruhan ODHA.

Sebelum tahun 2000, penasun berkontribusi pada kurang dari 1% dari total keseluruhan HIV di Indonesia. Tetapi pada tahun 2008 kontribusi itu melesat hingga hampir 50%. Kemudian pada tahun 2014, penasun menjadi kelompok berisiko ketiga terbesar pada populasi ODHA dibawah faktor risiko heteroseksual dan tidak diketahui. 

Bisa jadi penasun juga sangat boleh berkontribusi pada tingginya penularan dikelompok heteroseksual  dan perinatal. Ada dua hal yang patut dicermati ; Pertama, belum semua kasus teridentifikasi apalagi mendapatkan akses pengobatan ARV. Kedua, meski diklaim ada penurunan penggunaan jarum suntik secara bersama-sama oleh penasun, kita harus secara kritis melihat bagaimana capaian program pengurangan dampak buruk untuk penasun secara keseluruhan.

___________________________________

Sumber Informasi: Kemenkes RI dan Buku HIV dan Narkoba cetakan 2019 (Zubairi Djoerban, Riza Sarasvita, dan Samsuridjal Djauzi)

Salam hangat RSKO Jakarta

Twitter (DI SINI) Instagram (DI SINI) Facebook (DI SINI) Web (DI SINI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun