Mohon tunggu...
PKRS RSKO
PKRS RSKO Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Akun PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Akun Resmi PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. One Stop Service Layanan Pengobatan dan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba dan kesehatan lainnya. Web : www.rsko-jakarta.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada 'Cacar Monyet', Lakukan Hal Ini agar Tidak Tertular

17 Mei 2019   11:26 Diperbarui: 29 Mei 2019   14:49 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa hari kebelakang pemberitaan mengenai Cacar Monyet begitu gencar. Hal ini diakibatkan karena Monkeypox (Cacar Monyet) atau MPX mencuat pertama kali di Singapura pada awal Mei 2019. Penyakit tersebut terjangkit pada seorang warga negara Nigeria yang sedang berkunjung ke negara tersebut. Akibatnya 24 orang masuk karantina, Batam pun melakukan antisipasi. 

Dilansir dari detikHealth, Senin (13/5/2019) untuk mencegah keresahan di masyarakat, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihantono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada menyikapi pemberitaan mengenai potensi masuknya penyakit monkeypox atau cacar monyet ke Indonesia.

Apa itu Cacar Monyet (Monkeypox) ?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Cacar Monyet adalah penyakit yang disebabkan virus langka, umum terjadi di area terpencil Afrika Tengah dan Barat. Virus ini hidup pada hewan, termasuk primata dan hewan pengerat, tetapi kadang-kadang bisa "melompat" dari hewan ke manusia. 

Adapun menurut Kemenkes RI (DI SINI), cacar monyet penyakit akibat yang ditularkan melalui binatang seperti monyet, tikus, Gambia dan tupai. Cacar ini menular melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit / mukosa dari binatang yang tertular virus, atau mengomsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. 

Inang utama dari virus ini rodent (tikus), adapun penularan dari manusia ke manusia sangat jarang. Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak resah dan tenang menghadapi pemberitaan soal cacar monyet atau cacar monyet karena hingga di Indonesia belum ditemukan kasus cacar monyet.

Meskipun cacar monyet dan cacar punya gejala sama, monkeypox tidak sama bahayanya dengan cacar: Dalam wabah sebelumnya, tingkat kematian akibat monkeypox antara 1 persen dan 10 persen. Sebaliknya, cacar memiliki tingkat kematian sekitar 30 persen.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan imbauan terkait ditemukannya penyakit cacar monyet atau monkeypox di Singapura. Imbauan tentunya ditujukan supaya masyarakat yang baru kembali atau hendak ke daerah yang baru ditemukan kasusnya tetap sehat. Yang terpenting tetap jaga kebersihan dan perilaku hidup sehat. 

Ketika individu terkena cacar monyet biasanaya timbul gejala 6-16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5-21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala demam, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah, seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang. Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 - 21 hari. 

Berikut himbauan lengkap dari Kemenkes terkait upaya pencegahan penularan cacar monyet ;

1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun

2. Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.

3. Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi.

4. Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yg diburu dari hewan liar (bush meat)

5. Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami demam dan pembesaran kelenjar getah bening dalam waktu kurang dari 3 minggu.

6. Saat memeriksakan diri warga menginformasikan petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.

7. Petugas kesehatan agar menggunakan sarung tangan dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit.

Masyarakat sebaiknya menjaga diri, bila ditemukan gejala ada baiknya ke fasilitas kesehatan. Hal ini dapat mempercepat pemulihan dan mencegah penularan serta keresahan dilingkungan tempat tinggal.

_______________________________________________

Salam Hangat RSKO Jakarta.

Twitter (DI SINI) Instagram (DI SINI) Facebook (DI SINI) Web (DI SINI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun