Jalan hidup manusia berbeda-beda, ada yang menanjak tanpa tersandung dunia kelam, ada yang lurus-lurus saja, ada yang terjatuh ke lobang hitam pergaulan dan ada pula hidup normal tetapi sebelumnya tergelincir sebagai pengguna napza/narkoba.
Individu-individu yang sudah hidup normal dan sudah bisa berkerja namun sebelumnya sebagai pengguna napza/narkoba menghadapi persoalan stigma dan diskriminasi serta kesulitan hak, termasuk hak untuk mendapatkan akses serta pemerataan kesehatan. Hak untuk mendapatkan akses ini acapkali terjadi karena kurangnya informasi dan dukungan bukan karena dibatasi.
Para mantan pengguna narkoba yang berusaha sembuh dan pulih seringkali menghadapi kekhawatiran apalagi dirinya seorang yang terinfeksi HIV. Kekhawatiran ini seringkali membuat mereka menutup diri terhadap keluarga dan lingkungan sekitar. Saat orang dengan HIV merasa takut dengan diskriminasi yang akan didapatinya mereka menjadi enggan untuk mengakses layanan kesehatan termasuk fasilitas kesehatan.
Sejak mulai diterapkan tahun 2003-2004 melalui proyek pilot di Rumah Sakit Sanglah Bali dan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta, pencegahan penularan HIV di kalangan pengguna napza suntik menjalankan Program Terapi Rumatan Methadone (PTRM) di Indonesia.
PTRM adalah sebagai terapi subtitusi bagi pengguna narkoba suntik (penasun) heroin. Pemberian terapi metadhone dilakukan oleh petugas medis/paramedis yang telah diberi pelatihan. Pelaksanaan PTRM ini dilakukan dibawah pengawasan langsung dari manajemen RSKO Jakarta.
Untuk PTRM sendiri di RSKO Jakarta dibawah pengelolaan Instalasi Rawat Jalan RSKO Jakarta. Keberadaan klinik PTRM sangat penting mengingat tingginya tingkat penularan HIV di kalangan pengguna napza suntik. Kekhawatiran dan keresahan pasien coba dirangkul oleh RSKO Jakarta melalui sebuah kegiatan 'Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)'.
Kelompok dukungan sebaya atau peer support group merupakan sebuah kelompok yang bertujuan mensupport setiap anggota kelompok dalam kehidupan keseharian mereka. Dukungan sebaya meliputi orang yang menghadapi tantangan yang sama misalnya pasien dengan infeksi tertentu atau komunitas tertentu.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/24/dr-angelia-5cbff880cc52832e9401f112.jpg?t=o&v=770)
Pertama kali seseorang mendapati dirinya terinfeksi HIV, memiliki beberapa persoalan, terkait dengan psikologis, kekhawatiran terhadap kesehatan, relasi dengan pasangan, ekonomi dan prasangka akan didapati perlakuan stigma dan diskriminasi, dll.
Untuk itu perlunya dukungan moral yang dibutuhkan oleh orang yang terinfeksi HIV sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, sehingga mereka tetap dapat hidup sehat, dan produktif. Dukungan tersebut salah satunya diperoleh melalui KDS.
RSKO Jakarta mengadakan kegiatan KDS setiap sebulan sekali secara bergantian baik itu untuk komunitas pasien methadone dan komunitas Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Â
Pasien methadone perlu memperoleh KDS karena RSKO Jakarta penting mempertahankan pasien selama mungkin menjalani terapi tersebut sampai akhirnya dosis dapat diturunkan bertahap dan, bila memungkinkan, berhenti. KDS mampu memberi kepada pasien methadone agar menjalani pengobatan  yang bersifat jangka panjang secara rutin.
Motivasi diri pasien amat berperan penting selama masa terapi, terutama sebelum dosis stabil dicapai yang rentan sekali untuk memakai kembali heroin. Bila kepatuhan terapi  pasien terjaga, pasien diharapkan dapat terhindar dari infeksi HIV dari penggunaan heroin suntik dan dapat mengendalikan hidupnya ke arah yang lebih produktif.
Untuk mencapai ini perlunya dukungan dan support dari orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman sesama pasien PTRM itu sendiri. Pentingnya peran keluarga  dan peer group dalam mendukung keberhasilan terapi yang ditunjukkan dengan perubahan perilaku dan psikis pasien setelah 3 bulan mengikuti terapi rumatan methadone.
![Deskripsi : Sukarelawan LSM Kotex mandiri yang ikut terlibat kegiatan KDS tema Hepatitis | Sumber Foto : dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/24/yayasan-5cbff7103ba7f7762a7de0d2.jpg?t=o&v=770)
Kegiatan KDS merupakan kesempatan bagi RSKO yang tidak hanya kegiatan saling support antar pasien tetapi juga digunakan untuk pemberian informasi terbaru seperti tentang informasi kesehatan, pengobatan dan pendampingan. Bahkan KDS acapkali memberikan informasi menyangkut tes kesehatan yg meringankan biaya.
![Deskripsi : dr.Carlamia H Ludikooy, SpKJ memberikan informasi kesehatan tentang Vape | Sumber Foto: dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/24/dr-carla-5cbff84da8bc1540aa016292.jpg?t=o&v=770)
Kegiatan KDS ternyata begitu menarik bagi para pasien methadone. Terlihat bagaimana banyak pertanyaan yang muncul dari pasien methadone mayangkut penyakit hepatitis. Hal ini menunjukkan bahwa mantan pengguna napza/narkoba dalam proses pengobatan dan pemulihan tidak kehilangan kemampuan intelligence.
------------------------------------------------------------------
Mari selamatkan generasi, Salam hangat RSKO Jakarta.
Twitter (DI SINI) Instagram (DI SINI) Facebook (DI SINI) Web (DI SINI)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI