Perempuan berhijab berdiri didepan sekumpulan orang berseragam putih Kemenkes RI. Ada sekitar dua puluh lima orang menatap dirinya dengan serius. Beberapa diantaranya ada yang terlihat santai menyenderkan tubuhnya di kursi yang mereka duduki. Hawa sejuk menyelimuti ruangan berukuran 12 x 12 meter persegi membuat mereka nyaman.
Sambil tersenyum wanita yang bernama lengkap Zulia Alviana, Amk., dengan seragam RSKO Jakarta bertuliskan Drug Depedence Hospital memberikan informasi kesehatan dan mempraktekkan kebersihan tangan (Hand Hygine).Â
Dia berdiri di ruangan konfrensi RSKO Jakarta dalam rangka sosialisasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit yang diadakan pada hari, kamis, 14 Maret 2019.Â
Dalam sambutannya dokter Parulian Sandy menyampaikan "Karyawan harus memahami PPI, tujuannya meningkatkan mutu dan layanan rumah sakit serta menjadikan budaya prilaku sehat seperti Hand Hygiene (kebersihan tangan/cuci tangan), sehingga penurunan angka infeksi di RSKO Jakarta bisa tercapai" tegasnya.
Ns Akmal sebagai IPCN menyatakan" Perlunya peningkatan pengetahuan SDM terhadap kesadaran tentang PPI, terutama dengan menerapkan 5 (lima) program PPI di Rumah Sakit & fasilitas kesehatan. Salah-satunya adalah kewaspadaan isolasi. Dimana terbagi 2 (dua) yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi, sehingga bisa menurunkan incindent rate atau angka infeksi yang terjadi Rumah Sakit. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu dan layanan rumah sakit".
Bahkan hand hygiene menjadi pilar dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Tidak hanya itu saja hand hygiene juga menjadi komponen sentral dari patient safety, menciptakan lingkungan yang aman, pelayanan kesehatan aman, dan bagian dari kewaspadaan standar.
Sebetulnya hand hygiene itu apa ???? .... Hand hygiene dikenal dengan kebersihan tangan. Kebersihan tangan tidak hanya sekedar bersih melalui cuci tangan dengan air mengalir saja.Â
Ada prosedur dalam tindakan membersihkan tangan yakni dengan menggunakan sabun / anti septik dibawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol.
Kenapa tangan menjadi fokus dalam hand hygiene, karena tangan merupakan media transmisi (media perpindahan) kuman pathogen tersering di rumah sakit. Dengan melakukan tindakan hand hygiene yang baik dalam prakteknya terbukti dapat menurunkan insiden infeksi rumah sakit atau HAIs.
Ada 5 (lima) momen yang harus diperhatikan ketika harus mempraktekkan hand hygiene menurut Zulia Alviana yaitu : sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic, setelah terkena darah/cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan pasien berada.
Selain itu juga ada 5 (lima) momen lainnya, kapan kita harus melakukan kebersihan tangan yaitu ketika setelah tiba di rumah sakit, sebelum masuk & meninggalkan ruangan pasien, diantara kontak pasien satu dengan yang lain, sesudah ke kamar kecil, bila tangan terasa dan terasa kotor, sebelum meninggalkan rumah sakit, setelah melepaskan sarung tangan, setelah keluar dari toilet atau membersihkan sekresi hidung, sebelum dan setelah menyiapkan & mengkonsumsi makanan.
Untuk itu rumah sakit wajib menyediakan tempat cuci tangan dengan air bersih mengalir dengan kran otomatis atau yang dapat menggunakan siku saat membuka, sabun atau anti septik yang tersedia dalam dispenser dengan pengontrol otomatis, kertas tissue/handuk kertas, injakan kaki pada tempat limbah kertas.
Dalam melakukan kebersihan tangan ada tehniknya ada hand wash dan hand rub. Sebelum melakukan kebersihan tangan pastikan area tangan terbebas dari perhiasan cincin (termasuk cincin kawin), gelang, arloji, dan aksesoris di area tangan.Â
Selain mempehatikan tindakan saat mencuci tangan, penting pula memperhatikan saat pengeringan tangan. Karena tidak ada gunanya mencuci tangan dengan baik dan benar bila mengeringkan tangan menggunakan handuk yang sudah terkontaminasi.Â
Cara yang benar keringkan tangan dengan handuk kertas, Jika tidak ada handuk kertas, gunakan handuk tangan sekali pakai. Handuk kertas pun harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi, penyimpanan handuk kertas di tempat yang kering dan tertutup/dalam lemari.
----------------------------------------------------------
Penulis : Andri M
Narasumber :
1. Kabid Medik RSKO, dr.Parulian Sandy Noveria, MKK
2. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Ns Durakmal S.Kep & Zulia Alviana, Amk.
Salam hangat RSKO Jakarta
Twitter (DI SINI) Instagram (DI SINI) Facebook (DI SINI) Web (DI SINI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H