Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Fenomena iPhone di Indonesia: Ketika Smartphone Jadi Simbol Status

8 Oktober 2024   11:55 Diperbarui: 6 November 2024   14:26 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fa/Apple_logo_black.svg

Sungguh mengherankan melihat bagaimana iPhone telah menjadi standar ‘kekayaan’ di Indonesia. Meski bukan satu-satunya smartphone premium di pasaran, iPhone seolah punya tempat tersendiri di mata masyarakat Indonesia. Banyak yang menganggap kepemilikan iPhone sebagai penanda kesuksesan seseorang.

Hal ini tidak lepas dari harga iPhone yang memang sangat tinggi di Indonesia. Dengan berbagai faktor seperti pajak impor dan biaya distribusi, harga iPhone bisa mencapai 3-4 kali lipat UMR Jakarta. Bandingkan dengan pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia yang menurut Bank Dunia sekitar 59 juta rupiah per tahun (2020), sementara iPhone terbaru bisa mencapai 15-20 juta rupiah.

Kesenjangan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia juga berperan dalam fenomena ini. Data BPS menunjukkan koefisien Gini Indonesia per September 2020 adalah 0,385. Artinya, ada kelompok masyarakat dengan pendapatan jauh di atas rata-rata yang menjadi target pasar utama Apple.

Di lingkungan sosial, iPhone masih tergolong barang langka. Meski populer di kalangan tertentu, masih jarang ditemui dalam keseharian kebanyakan orang Indonesia. Tidak heran jika pemilik iPhone sering menjadi pusat perhatian di berbagai acara sosial.

Yang menarik, penetrasi smartphone premium (di atas 6,1 juta rupiah) di Indonesia tergolong rendah, kurang dari 10% dari total pasar. Ini semakin memperkuat posisi iPhone sebagai simbol eksklusivitas dan kemapanan ekonomi.

Fenomena ini mencerminkan realitas ekonomi Indonesia, di mana iPhone bukan sekadar gadget, tapi telah bertransformasi menjadi penanda status sosial yang kuat di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun