Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

Sebuah entitas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apple, Simbol Status dan Standar Kekayaan di Indonesia

8 Oktober 2024   11:55 Diperbarui: 8 Oktober 2024   12:02 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shorturl.at

Fenomena menarik terjadi di Indonesia, di mana produk Apple, terutama iPhone, telah menjadi simbol status dan standar kekayaan. Meskipun bukan satu-satunya merek smartphone premium di pasar, persepsi kebanyakan orang Indonesia menempatkan Apple sebagai merek yang sangat istimewa. Banyak orang bertanya-tanya mengapa Apple begitu dianggap istimewa di Indonesia. Dari apa yang kita lihat sehari-hari dan berdasarkan kondisi ekonomi di sekitar kita, ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan hal ini. Berikut adalah alasannya :


1. Harga Relatif Tinggi di Pasar Indonesia
Apple memposisikan produknya di segmen premium dengan harga yang sangat tinggi di Indonesia. Faktor-faktor seperti pajak impor, biaya distribusi, dan fluktuasi nilai tukar rupiah berkontribusi pada harga jual yang jauh di atas rata-rata. Akibatnya, produk Apple menjadi tidak terjangkau bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, menciptakan persepsi bahwa pemiliknya berasal dari kalangan ekonomi atas. Situasi ini menjadikan kepemilikan produk Apple, terutama iPhone terbaru, sebagai indikator kekayaan yang jelas di mata masyarakat.

2. Pendapatan Per Kapita Indonesia vs Harga Produk Apple
Menurut data Bank Dunia, PDB per kapita Indonesia pada 2020 sekitar 59 juta rupiah. Sementara itu, harga iPhone terbaru bisa mencapai 15-20 juta rupiah. Perbandingan ini menunjukkan bahwa membeli iPhone setara dengan menghabiskan porsi signifikan dari pendapatan tahunan rata-rata, menjadikannya indikator kekayaan yang jelas.

3. Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata
Indonesia memiliki kesenjangan ekonomi yang cukup tinggi. Menurut BPS, pada September 2020, koefisien Gini Indonesia adalah 0,385. Ini berarti ada kelompok masyarakat dengan pendapatan jauh di atas rata-rata, yang menjadi target pasar utama produk Apple.

4. Penetrasi Pasar Smartphone Premium

Menurut riset, penjualan smartphone premium (harga di atas 6,1 juta rupiah) di Indonesia tergolong rendah, yaitu kurang dari 10% dari total pasar. Apple, sebagai pemain utama di segmen ini,secara tidak langsung menjadi representasi dari kelompok pengguna smartphone premium.


5. Perbandingan dengan Upah Minimum Regional (UMR)
Harga iPhone terbaru bisa setara dengan 3-4 kali UMR Jakarta (sekitar 4,6 juta rupiah per bulan pada 2021). Ini memberikan konteks yang jelas tentang bagaimana produk Apple dipersepsikan dalam skala ekonomi lokal.


6. Kelangkaan di Lingkungan Sosial
Meski iPhone populer di kalangan tertentu, masih jarang ditemui dalam keseharian kebanyakan orang Indonesia. Di sebuah acara reuni sekolah, pemilik iPhone seringkali menjadi pusat perhatian. "Wah, kamu sekarang pakai iPhone ya?" adalah komentar yang sering terdengar, menunjukkan bahwa perangkat ini masih dianggap spesial. Kelangkaan relatif ini membuat iPhone tetap terasa eksklusif, bahkan di kota-kota besar. Fenomena ini mirip dengan bagaimana orang-orang bereaksi ketika melihat mobil mewah di jalan, meski ada, tetap menarik perhatian karena tidak umum ditemui.

Posisi Apple sebagai standar kekayaan di Indonesia lebih merupakan hasil dari faktor ekonomi objektif - seperti harga relatif tinggi dibandingkan pendapatan rata-rata dan distribusi pendapatan yang tidak merata - daripada sekadar persepsi sosial. Fenomena ini mencerminkan realitas ekonomi Indonesia dan posisi Apple dalam konteks tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun