Beberapa tahun lalu, kamera pop-up menjadi inovasi yang mencuri perhatian dunia smartphone. Teknologi ini menawarkan pengalaman layar penuh tanpa gangguan notch atau punch-hole. Namun kini, hampir tidak ada lagi smartphone baru yang menggunakan fitur ini.
Kekhawatiran akan ketahanan menjadi alasan utama ditinggalkannya teknologi ini. Mekanisme bergerak pada kamera pop-up lebih rentan mengalami kerusakan, terutama setelah pemakaian jangka panjang atau ketika terpapar debu dan air.
Hadirnya teknologi kamera bawah layar juga memberi alternatif yang lebih menjanjikan. Meski masih dalam tahap pengembangan, solusi ini dianggap lebih elegan untuk mencapai tampilan layar penuh tanpa komponen mekanik.
Faktor biaya produksi turut berperan. Desain dengan notch atau punch-hole terbukti lebih ekonomis dibandingkan mekanisme pop-up yang kompleks. Hal ini memungkinkan produsen mengalokasikan dana untuk pengembangan fitur lain yang lebih diminati konsumen.
Tuntutan akan ketahanan air pada smartphone modern juga menjadi pertimbangan. Mekanisme pop-up menyulitkan proses mendapatkan sertifikasi IP, yang kini menjadi fitur standar di banyak smartphone premium.
Kecepatan akses kamera jadi pertimbangan lain. Waktu yang dibutuhkan mekanisme pop-up untuk mengeluarkan kamera dianggap terlalu lama di era yang mengutamakan kecepatan mengambil momen.
Hilangnya kamera pop-up menunjukkan perubahan prioritas dalam industri smartphone. Meski sempat menjadi solusi kreatif, pasar kini lebih memilih pendekatan praktis dan efisien. Produsen fokus meningkatkan kualitas kamera, ketahanan perangkat, dan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H