Belakangan ini, semakin jarang kita menemukan smartphone mid-range yang berharga antara Rp 1-2,5 juta yang dilengkapi dengan kamera ultrawide. Fenomena ini membuat banyak orang bertanya, apakah fitur kamera ultrawide terlalu mahal untuk dimasukkan dalam rentang harga ini? Saya ingin membagikan hasil diskusi yang saya buka di suatu komunitas. Berikut adalah rangkumannya:
Alasan 1: Mempertahankan Kesan Premium pada Model yang Lebih Tinggi
Alasan pertama adalah bahwa produsen ingin mempertahankan perbedaan yang jelas antara model entry-level hingga mid-range dengan flagship mereka. Dengan menghilangkan fitur kamera ultrawide dari penawaran entry-level hingga mid-range, mereka dapat mempertahankan kesan premium pada model yang lebih tinggi. Strategi ini memungkinkan mereka untuk menciptakan kesenjangan yang lebih signifikan antara lini produk mereka.
Alasan 2: Mengkompensasi dengan Fitur Lain
Alasan lain adalah bahwa produsen mengkompensasi kekurangan kamera ultrawide dengan fitur lain yang sama-sama menarik bagi konsumen. Misalnya, kecepatan pengisian daya yang lebih cepat, layar AMOLED, atau kapasitas penyimpanan dan RAM yang lebih besar mungkin dianggap sebagai tambahan yang lebih berharga pada kelas smartphone entry-level hingga mid-range.
Alasan 3: Fokus pada Kualitas Kamera Utama
Beberapa orang berpendapat bahwa bahkan jika kamera ultrawide dimasukkan dalam smartphone entry-level hingga mid-range, kualitasnya akan kurang baik pada harga ini. Oleh karena itu, mungkin lebih baik bagi produsen untuk fokus pada meningkatkan kualitas kamera utama, yang biasanya adalah fitur kamera yang paling banyak digunakan.
Alasan 4: Prioritaskan Kamera Utama
Beberapa orang percaya bahwa kehadiran kamera ultrawide, bahkan yang berkualitas tinggi, tidak akan menjadi poin penjualan yang signifikan untuk smartphone pada harga Rp 1-2,5 juta. Produsen harus fokus pada meningkatkan kualitas kamera utama, karena kamera utama adalah faktor yang paling penting bagi konsumen pada harga tersebut.
Alasan 5: Inflasi dan Dinamika Pasar yang Berubah
Perspektif historis menunjukkan bahwa seri Redmi Xiaomi, yang dulu dikenal karena menawarkan kamera ultrawide dalam rentang harga Rp 1-2 juta, telah menghentikan fitur ini. Ini dapat dikaitkan dengan inflasi dan dinamika pasar yang berubah, yang telah memaksa produsen untuk meninjau kembali prioritas dan alokasi sumber daya mereka.
Alasan 6: Inflasi
Terakhir, beberapa orang berpendapat bahwa inflasi adalah faktor yang signifikan yang menyebabkan menghilangnya kamera ultrawide di smartphone dalam rentang harga ini. Ketika biaya produksi meningkat, produsen harus membuat keputusan sulit tentang fitur mana yang akan dimasukkan dan mana yang akan dihapus.
Dalam kesimpulan, tidak adanya kamera ultrawide di smartphone mid-range yang berharga antara Rp 1-2,5 juta dapat dikaitkan dengan kombinasi faktor, termasuk keinginan untuk mempertahankan kesan premium pada model yang lebih tinggi, mengkompensasi dengan fitur lain, dan mengalokasikan sumber daya ke tempat lain.Â
Sementara beberapa produsen, seperti Redmi, POCO, dan Samsung, masih menawarkan kamera ultrawide dalam rentang harga ini, yang lain telah memilih untuk fokus pada aspek lain dari smartphone mereka. Jika Anda memiliki pendapat lain, silahkan tuangkan dalam kolom komentar.