Cara Mengelola Waktu Dengan Baik
Rizky Nur Effendi
Universitas Muhammadiyah Malang
Rizkynurr504@gmail.com
Pendahuluan
Saat ini banyak individu yang tidak bisa mengelola waktu dengan baik dan berakhir kewalahan saat akan menyelesaikan pekerjaan. Kebanyakan orang suka menunda pekerjaan yang harusnya segera dilakukan, akibatnya pekerjaan jadi menumpuk dan mereka dikejar deadline. Hal tersebut dapat menyebabkan stress dan putus asa. Apabila tidak bisa mengelola waktu dengan baik jam tidur juga bisa menjadi berantakan, makan tidak teratur dan lalai menjaga kesehatan. Mengelola waktu salah satu hal yang penting, pekerjaan dapat selesai dengan cepat jika waktu dapat terorganisir. Mengelola waktu dengan baik juga membuat seseorang menjadi tepat waktu dan disiplin. Jika pekerjaan selesai tepat waktu kecemasan serta stress dapat berkurang karena merasa tenang pekerjaan telah selesai.
Pembahasan
Manajemen waktu adalah proses pengendalian waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Pada dasarnya individu menyukai kebebasan dan tidak suka diatur, ingin bekerja ringan tetapi dengan gaji yang besar, suka terlambat dan menunda-nunda pekerjaan.
Karakteristik tersebut menyebabkan orang tidak dapat mengatur waktunya dengan baik. Dalam bisnis modern salha satu isu paling penting adalah mengelola waktu karena merupakan sumber daya utama unruk meraih kesuksesan. Seseorang dapat menggunakan waktu kerja secara produktif sehingga dapat mengerjakan semua tugas dan tetap mendapatkan kekuatan untuk tugas selanjutnya merupakan tantangan penting bagi seorang pemimpin proyek maupun bagi seorang individu. Waktu adalah sumber daya yang pasti tetapi dapat dengan mudah berlalu tanpa dapat mengembalikannya untuk digunakan pada kesempatan berikutnya.Â
Seseorang perlu belajar dan berlatih menghemat waktu dan menggunakannya dengan benar, efisien dan efektif. Manajemen waktu yang efektif adalah salah satu yang dapat membantu melakukan hal-hal penting di setiap jam kerja. Di dalamnya, setiap individu atau pemimpin dapat menggunakan waktunya dengan baik, mengatur pekerjaan, mendelegasikan tugas, merencanakan kapan pertemuan perlu diadakan, melakukan rehabilitasi mental dan fisik yang efektif setelah melakukan kerja keras dan mengalami stres berat.Â
Ini adalah beberapa tugas pokok yang dapat dilakukan dengan baik jika diterapkan manajemen waktu yang baik. Individu yang suka menunda-nunda atau tidak efisien dalam menggunakan waktu disebut prokrastinasi. Prokrastinasi dapat dikatakan sikap menghindari pekerjaan karena tidak senang dengan pekerjaannya atau perasaan takut gagal tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Prokrastinasi banyak terjadi di berbagai lingkungan seperti rumah tangga, lingkungan sosial, pekerjaan, sekolah, dan lain sebagainya. Prokrastinasi merupakan perilaku spesifik yang meliputi:
1)Penundaan sebuah pekerjaan dalam memulai atau dalam menyelesaikan pekerjaan.
2)Keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan atau kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan.
3)Melibatkan tugas yang tidak penting namun dianggap penting seperti tugas kantor dan tugas tugas kursus.
4)Menciptakan perasaan emosional yang tidak menyenangkan seperti cemas, perasaan bersalah, dan lainnya.
Prokrastinasi merupakan penundaan dalam menyelesaikan pekerjaan yang di anggap sebagai kegagalan dalam mengatur diri dan mengelola waktu. Prokrastinasi jika dipandang dari beberapa suatu batasan tertentu, yaitu:
1)Prokrastinasi merupakan perilaku penundaan, yaitu setiap perilaku menunda penyelesaian pekerjaan tanpa mempersoalkan tujuan dan alasan penundaan tersebut..
2)Prokrastinasi dapat menjadi kebiasaan perilaku individu yang mengarah pada suatu sifat, perilaku menunda yang dilakukan sebagai respon tetap setiap kali menghadapi pekerjaan.
3)Prokrastinasi sebagai kepribadian dan bukan lagi sebagai perilaku maupun kebiasaan.
Prokrastinasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1)Prokrastinasi fungsional, yaitu penundaan pekerjaan yang memiliki tujuan.
2)Prokrastinasi disfungsional, yaiut penundaan pekerjaan yang tidak bertujuan.
Menurut Bandura (1997) efikasi-diri terdiri dari tiga dimensi, yaitu:
1) Magnitude, mengacu pada tingkat kesulitan tugas yang diyakini individu akan mampu menanganinya. Tingkat efikasi diri individu berbeda satu sama lain. Tingkat kesulitan suatu tugas, baik sulit maupun mudah akan menentukan efikasi diri. Dalam suatu tugas atau kegiatan, jika tidak ada kendala berarti yang harus diatasi, maka tugas tersebut akan sangat mudah dikerjakan dan setiap orang harus memiliki self-efficacy yang tinggi.
2) Generality, mengacu pada variasi situasi dimana penilaian tentang efikasi-diri diterapkan. Individu dapat menilai dirinya memiliki efikasi pada banyak aktifitas atau pada aktivitas tertentu saja. Dengan semakin banyak efikasi-diri yang dapat diterapkan pada berbagai kondisi, maka semakin tinggi efikasi-diri individu.
3)Strength, berkaitan dengan kekuatan efikasi diri individu ketika menghadapi tuntutan tugas atau masalah. Efikasi diri yang lemah dapat dengan mudah diimbangi dengan pengalaman yang mengganggu saat menghadapi tugas. Di sisi lain, orang yang memiliki keyakinan kuat akan bertahan dalam usahanya meskipun ada tantangan dan rintangan. Individu tidak mudah dilanda kesialan. Kekuatan mencakup tingkat stabilitas individu dalam keyakinan mereka. Stabilitas ini menentukan ketahanan dan keuletan individu.
Penutup
Konsep mengelola waktu yang dimulai pada masa revolusi industri telah menjadi ide modern dalam melakukan sesuatu secara efektif dan efisien. Mengelola waktu adalah tindakan dan proses perencanaan dan pelaksanaan kontrol sadar atas jumlah waktu yang akan digunakan untuk kegiatan tertentu, khususnya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas.Â
Hidup di tengah lingkungan bisnis yang terus berubah, di mana manusia dihadapkan pada banyak tanggung jawab, terdapat persaingan di berbagai bidang kehidupan, dan adanya tekanan dari berbagai arah dalam upaya mencapai tujuan, maka sangat penting untuk dapat mengatur waktu. efektif dan efisien. seefisien mungkin, dengan indikator produktivitas yang tinggi. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terlihat adanya hubungan yang signifikan dan positif antara praktik mengelola waktu dan kinerja bisnis (Adebisi, 2013). Satu hal yang sangat membantu dalam mencapai penggunaan waktu yang efektif adalah memperhatikan perbedaan antara apa yang mendesak dan apa yang penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H