Mohon tunggu...
Rumi Silitonga
Rumi Silitonga Mohon Tunggu... Guru - Teacher and Writer

Menulis itu fun, gak bayar dan bisa mengekspresikan isi hati lewat tulisan bahkan 'isi hati' lingkungan di mana pun saya berada. writing will calm your mind n attitude

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pulau Padar yang Tak Pernah Pudar

4 Juli 2016   18:45 Diperbarui: 8 Juli 2016   19:38 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelar sarapan kapal kembali beroperasi menuju Rinca. "Perjalanan menuju Rinca membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Jadi yang mau istirahat atau men-charger silakan," tour leader penuh humor ini memberi pengumuman. Listrik pun berjadwal. Jadi tak bisa egois dan sesuka hati untuk memakai listrik.

Dua belas peserta- artinya gak ada yang menyerah nih sampai hari terakhir… tentu punya pilihan-pilihan berbeda dalam mengisi waktu dua jam. Ada yang ngobrol, tidur atau duduk saja di kapal bagian depan menikmati ombang-ambing gelombang laut saja. Saya memilih beringsut ke kamar untuk merampungkan tulisan. Sesekali saya berhenti menulis untuk melihat air laut dari kamar. Begitu dekat dengan alam. Sesekali terhalang baju-baju yang dijemur oleh teman-teman. Geser dikit Gan jemurannya. Hmmm…siapa tu yang jemur dekat kamar gue?

Belum tiba makan siang kami sudah tiba di loh buaya pulau Rinca. Di sini kami melihat komodo dan kehidupannya. Luas Loh buaya 21 hektar ini memilki dua trek. Trek panjang dan dekat, demikian info dari ranger. Kami memilih trek dekat. Kami naik ke Loh Buaya di Rinca siang hari. Satu hal yang harus diingat jam berapa pun di Flores selama matahari masih nampak maka waktunya memakai sunblock. Panasnya tak terkalahkan; sing ada lawan. Di lokasi wisata alam mana pun selama masih di Flores ya pasti panas. Panas jaminan mutu he he...

Di Loh Buaya kami melihat komodo jantan dan anak komodo. "Jadi anak komodo ini akan segera lari ke pohon begitu menetas. Selanjutnya menetap di pohon selama tiga tahun pertama. Jika tak lari ke pohon anak komodo ini bisa langsung dimangsa bahkan oleh induknya sendiri," jelas ranger. Kami kembali trekking di tengah panas terik. Peluh bercucuran seperti hujan yang tak kunjung berhenti. Tak terbayangkan panasnya ah sudahlah (bukan Beli Suda ya he he). Tapi kami jalankan saja menapaki tanah berpasir lagi berbatu. Naik.. Naik....masih jauh. Kami sempat melihat 4-6 anak komodo di beberapa lokasi dan 3 komodo dewasa.

Ketika sampai di puncak dari short trekking sepanjang mata memandang hanya ada satu pohon yang dapat diandalkan untuk tempat berteduh. Beberapa orang berteduh sementara ada juga yang tampak serius ‘mewawancarai’ ranger. Buat karya ilmiah yaks? Go back then to weather luar biasa panasnya di atas puncak Rinca. Pastikan kondisi fisik kita  baik sebab jika tidak kita bisa mendadak pusing lantaran panas menyengat.

Bila bertemu komodo tetaplah berhati-hati, bisa-bisa kita dikira makanannya yang siap dimangsa. Satu info lainnya jangan biarkan pakaian atau barang perlengkapan kita bergelantungan dan melambai jika tak ingin dikira makanan komodo. HTM untuk wisatawan lokal dan asing berbeda. Untuk lokal Rp60.000,00 sementara asing berkisar Rp200an. Jangan lupa sebelum meninggalkan Loh Buaya berikan tip kepada ranger. Satu ranger dapat memandu 4 sampai 5 peserta saja ini bertujuan untuk menjaga keamanan pelancong. Tip untuk setiap ranger seiklasnya saja tapi biasanya berkisar Rp50.000an.

Usai mandi keringat sepanjang perjalanan kami kembali ke kapal untuk makan siang. Jangan dibayangkan panasnya, sungguh tak terkira fuihh... Jadi bawalah topi dan kaos berlengan panjang.

Destinasi selanjutnya perlu waktu sekitar 2 jam menuju Pulau Kelor. di sini kami dapat snorkeling atau duduk-duduk manis saja. Selesai dengan senang-senang di pulau kelor kami beringsut pulang ke Labuan Bajo. Cayo.... Rampung, kelar, done liburan kali ini... Semua senang? Yes! So from the bottom of my heart let me thank you one more time guys however you’ve coloured some of my days.You are rock guys…Lita, Lora, Agus, Evan, Nicko, Tika, Bima, Suda, Yogi, Andri dan Lucki, plus kepala suku DKK-Reno. Untuk Agus, Nicko, Lita dan Lora ada satu cerita lagi yaks heheh…cerita seru di 23 Juni 2016… the end….(rumi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun