[caption caption="Mantaff"][/caption]Akhirnya tanggal 24 Juni 2016 tiba juga. Yeahhh...Adalah Lita, Lora, Agus, Evan, Nicko,Tika, Bima, Suda, Yogi, Andri, Lucki dan saya ditambah satu ketua regu alias tour leader, Reno. Ke-12 'juara' ini bersiap diri menaklukkan tantangan di bumi Flores-Nusa Tenggara Timur selama tiga hari melaut.
Ready go! "Saya Rumi," mulai saya berkenalan di sebuah mini market sebagai meeting point keberangkatan hari itu. "Evan," jawab teman baru di depan saya. Obrolan bla...bla...done. Selanjutnya bersalaman dengan peserta yang lain. Di depan Reno sudah melangkah semangat menuju kapal yang tak jauh dari mini market. Kami hanya mengikuti saja dari belakang seraya memandangi suasana pelabuhan yang meski panas terik tetap ramai dan dipadati kapal- selayaknya ‘terminal.’ kapal.
Memasuki pelabuhan tampak jajaran ragam perahu beraneka warna siap menyambut wisatawan hari Jumat itu. Kami bertanya-tanya dalam hati yang mana gerangan kapal kami sampai akhirnya ketua rombongan memasuki sebuah kapal dengan nama Mega Fammase. Itulah kapal kami yang akan membawa dan menyatukan kami dengan alam cantik di belahan timur Indonesia.
Selayaknya awal perkenalan, kami duduk manis dan masih kalem satu sama lain di dalam kapal yang baru kami masuki. Reno sebagai Tour leader dari tavel organizer Dan Kawan-Kawan alias Dolan Karo Konco ini membuka trip dengan berdoa bersama, "Kita akan memulai trip, agar semua lancar ada baiknya kita berdoa. Berdoa dimulai." Doa selesai dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing peserta secara resmi agar lebih akrab. Perkenalan dan percakapan ringan pun dimulai seiring dimulainya waktu berlayar di laut lepas nan luas.
Jam masih menunjukkan waktu pukul 11 kurang namun jangan ditanya panasnya. Luar biasa memang udara panas di laut. Ggrrhhh..... Penggemar kulit eksotis lupakan saja sunblock, tapi yang ingin tetap eksis dengan kulit awalnya pakai sunblock setiap satu jam sekali- bila perlu setengah jam sekali – tergantung tingkat tanning alami yang diinginkan heheh…. Lain kapal lain cerita menyoal sunblock, seperti di kapal kami ada cowok yang sunblock SPF-nya mencapai 90. Siapa tu? Masih ada sunblocknya bro?
Dari Labuan Bajo menuju Pulau Kanawa memakan waktu satu setengah sampai dua jam. Hhmmm rasanya sesuatu banget berada di atas laut dengan diombang-ambingkan gelombang laut. Pakai baju senyaman mungkin agar tak mudah masuk angin. Lebih dari itu siapkan mental dan fisik untuk dua hari ke depan yang sudah pasti akan berada di laut.
Warna air biru bersih dan pasir putih bersih yang menghampar baiakan lukisan cantik menandai kami telah tiba di Pulau Kanawa. Meski sangat terik menguasai langit kami tak kalah pamor dari matahari kegiatan pembuka adalah foto bersama persis di bawah pusat tata surya ini. Belum lagi komando dari ketua terlontar para peserta narsis sudah berhamburan ke luar kapal. “Gue dong foto-in,” pinta seorang peserta. Disambut suara gaduh lainnya, “Dari sini keren!”
Tak ada puasnya bermain dengan alam pantai berpasir putih bersih ini lagi berair bening disempurnakan dengan pesona taman bawah lautnya. Dari atas kapal saja karang di bawah laut sudah terlihat. Selanjutnya kami sibuk memandangi langit cantik dan pantai ciamik di sekeliling pulau plus selfie dan wefie segila-gilanya yang selanjutnya lagi-lagi diisi sesi foto yang dimotori ketua DKK, kalau bukan Reno siapa lagi. Kalau bukan kita siapa lagi?!
Dengan drone kami membentuk formasi satu baris siap diabadikan di lahan 32 hektare ini . Foto-foto bersama lalu snorkeling selama satu jam. Penyuka snorkeling tentu dimanjakan oleh pemandangan bawah laut. Tak banyak warna memang tapi tetap memesona pemandangan. Selanjutnya kembali ke kapal dan makan siang. Sekadar info dari tetangga yang tidak mengambil packet travel dapat menyewa alat snorkeling dengan harga sekitar Rp50.000, tapi dengan DKK semua alat snorkeling dan life jacket sudah disediakan. Hmm well prepared DKK
Untuk mendapat pemandangan keren bawah laut harus berenang cukup jauh dari dermaga. Usai mendapat instruksi dari tour leader kami menuju spot foto. View under water cukup baik. Hhmm tampaknya makin jauh makin bagus hehe...ragam ikan dan warna hilir mudik di depan mata. Seolah menunjukkan kerjasama yang baik dengan rombongan kami yang berjumlah 12 orang.
“Naik ke kapal,” seru Reno sang kapten regu. Satu persatu naik ke kapal untuk makan siang. Belum lelah fisik bermain dengan Pulau Kanawa kami melanjutkan perlajanan menuju Gili Lawa yang harus ditempuh dengan jarak yang kurang lebih sama satu setengah sampai dua jam. Kita bisa beristirahat atau bengong saja memandangi laut yang beradu padu dengan langit biru yang super kece. Peserta lain ada juga yang menghabiskan waktu dengan ngobrol ngalor ngidul plus ‘mem-bully’ satu sama lain dan sudah pasti suasana ini seru dan penuh keriaan- kecuali korban hehe... Siapa pun itu no hard feeling ya….
Tak terasa hari sudah hampir jam lima namun panas masih cukup terik membakar kulit. Brrr…. Jam lima lewat beberapa menit kami trekking untuk mendapat sunset di 'komplek' Gili Lawa. Trekking hanya 20-30 menit ke atas bukit dengan medan berpasir uppss…hati-hati terpeleset. Cukup berjuang untuk mencapai puncak demi berfoto-foto asik dgn gaya masing-masing.
Sebaiknya mendaki beriringan bersama regu sehingga mudah untuk saling memperhatikan dan menolong mengingat areal debu dan berpasir. Sesampainya di Gili lawa wow…aseli keren full. Sekeliling kami dibalut gugusan bukit-bukit canti yang menghijau- tahun 2015 silam tepatnya bulan November adaerah ini masih gersang. Kesempatan Berbagai gaya mulai yang unik, centil, aneh sampai keren- keluarkan gaya andalan masing-masing.
Hampir jam setengah tujuh kami kmbali ke kapal. Sunset tanggal 24 juni hari itu keren bangettss...gokil. Hari pertama ini kapal berlabuh untuk bermlam di Gili Lawa. Tak berapa lama makan malam siap tersaji dan mari disantap. Tinggal makan saja gak pakai repot. Liburan memang untuk senang-senang dan makan saja bukan untuk yang lain. Hhm...masih ada sih kegiatan lainnya, pengumuman ke publik-update status di media sosial. Usai makan malam kami para peserta dan tour leader kembali seseruan dengan obrolan. Mantafff.....
Agak bosan dengan obrolan yang masih seru itu, saya beringsut naik ke dek kapal yang cukup luas. Saya cari tempat duduk senyaman mungkin tak lama menengadah ke langit wow...begitu dekat dengan alam, dengan Tuhan juga pastinya. Sejauh mata memandang mata dimanjakan dengan gugusan bukit. Kapal kami berada di tengah- di kelilingi pulau. Saya duduk manis dengan Lora di dek menghadap langit penuh bintang malam itu. Terpesona dan penuh kagum akan alam yang kami lihat. Para lelaki sibuk bermain kartu menunggu diusir oleh matinya listrik jam 11malam. Bubar...lanjut besok! (rum)
Akhirnya tanggal 24 Juni 2016 tiba juga. Yeahhh...Adalah Lita, Lora, Agus, Evan, Nicko,Tika, Bima, Suda, Yogi, Andri, Lucki dan saya ditambah satu ketua regu alias tour leader, Reno. Ke-12 'juara' ini bersiap diri menaklukkan tantangan di bumi Flores-Nusa Tenggara Timur selama tiga hari melaut.
Ready go! "Saya Rumi," mulai saya berkenalan di sebuah mini market sebagai meeting point keberangkatan hari itu. "Evan," jawab teman baru di depan saya. Obrolan bla...bla...done. Selanjutnya bersalaman dengan peserta yang lain. Di depan Reno sudah melangkah semangat menuju kapal yang tak jauh dari mini market. Kami hanya mengikuti saja dari belakang seraya memandangi suasana pelabuhan yang meski panas terik tetap ramai dan dipadati kapal- selayaknya ‘terminal.’ kapal.
Memasuki pelabuhan tampak jajaran ragam perahu beraneka warna siap menyambut wisatawan hari Jumat itu. Kami bertanya-tanya dalam hati yang mana gerangan kapal kami sampai akhirnya ketua rombongan memasuki sebuah kapal dengan nama Mega Fammase. Itulah kapal kami yang akan membawa dan menyatukan kami dengan alam cantik di belahan timur Indonesia.
Selayaknya awal perkenalan, kami duduk manis dan masih kalem satu sama lain di dalam kapal yang baru kami masuki. Reno sebagai Tour leader dari tavel organizer Dan Kawan-Kawan alias Dolan Karo Konco ini membuka trip dengan berdoa bersama, "Kita akan memulai trip, agar semua lancar ada baiknya kita berdoa. Berdoa dimulai." Doa selesai dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing peserta secara resmi agar lebih akrab. Perkenalan dan percakapan ringan pun dimulai seiring dimulainya waktu berlayar di laut lepas nan luas.
Jam masih menunjukkan waktu pukul 11 kurang namun jangan ditanya panasnya. Luar biasa memang udara panas di laut. Ggrrhhh..... Penggemar kulit eksotis lupakan saja sunblock, tapi yang ingin tetap eksis dengan kulit awalnya pakai sunblock setiap satu jam sekali- bila perlu setengah jam sekali – tergantung tingkat tanning alami yang diinginkan heheh…. Lain kapal lain cerita menyoal sunblock, seperti di kapal kami ada cowok yang sunblock SPF-nya mencapai 90. Siapa tu? Masih ada sunblocknya bro?
Dari Labuan Bajo menuju Pulau Kanawa memakan waktu satu setengah sampai dua jam. Hhmmm rasanya sesuatu banget berada di atas laut dengan diombang-ambingkan gelombang laut. Pakai baju senyaman mungkin agar tak mudah masuk angin. Lebih dari itu siapkan mental dan fisik untuk dua hari ke depan yang sudah pasti akan berada di laut.
Warna air biru bersih dan pasir putih bersih yang menghampar baiakan lukisan cantik menandai kami telah tiba di Pulau Kanawa. Meski sangat terik menguasai langit kami tak kalah pamor dari matahari kegiatan pembuka adalah foto bersama persis di bawah pusat tata surya ini. Belum lagi komando dari ketua terlontar para peserta narsis sudah berhamburan ke luar kapal. “Gue dong foto-in,” pinta seorang peserta. Disambut suara gaduh lainnya, “Dari sini keren!”
Tak ada puasnya bermain dengan alam pantai berpasir putih bersih ini lagi berair bening disempurnakan dengan pesona taman bawah lautnya. Dari atas kapal saja karang di bawah laut sudah terlihat. Selanjutnya kami sibuk memandangi langit cantik dan pantai ciamik di sekeliling pulau plus selfie dan wefie segila-gilanya yang selanjutnya lagi-lagi diisi sesi foto yang dimotori ketua DKK, kalau bukan Reno siapa lagi. Kalau bukan kita siapa lagi?!
Dengan drone kami membentuk formasi satu baris siap diabadikan di lahan 32 hektare ini . Foto-foto bersama lalu snorkeling selama satu jam. Penyuka snorkeling tentu dimanjakan oleh pemandangan bawah laut. Tak banyak warna memang tapi tetap memesona pemandangan. Selanjutnya kembali ke kapal dan makan siang. Sekadar info dari tetangga yang tidak mengambil packet travel dapat menyewa alat snorkeling dengan harga sekitar Rp50.000, tapi dengan DKK semua alat snorkeling dan life jacket sudah disediakan. Hmm well prepared DKK
Untuk mendapat pemandangan keren bawah laut harus berenang cukup jauh dari dermaga. Usai mendapat instruksi dari tour leader kami menuju spot foto. View under water cukup baik. Hhmm tampaknya makin jauh makin bagus hehe...ragam ikan dan warna hilir mudik di depan mata. Seolah menunjukkan kerjasama yang baik dengan rombongan kami yang berjumlah 12 orang.
“Naik ke kapal,” seru Reno sang kapten regu. Satu persatu naik ke kapal untuk makan siang. Belum lelah fisik bermain dengan Pulau Kanawa kami melanjutkan perlajanan menuju Gili Lawa yang harus ditempuh dengan jarak yang kurang lebih sama satu setengah sampai dua jam. Kita bisa beristirahat atau bengong saja memandangi laut yang beradu padu dengan langit biru yang super kece. Peserta lain ada juga yang menghabiskan waktu dengan ngobrol ngalor ngidul plus ‘mem-bully’ satu sama lain dan sudah pasti suasana ini seru dan penuh keriaan- kecuali korban hehe... Siapa pun itu no hard feeling ya….
Tak terasa hari sudah hampir jam lima namun panas masih cukup terik membakar kulit. Brrr…. Jam lima lewat beberapa menit kami trekking untuk mendapat sunset di 'komplek' Gili Lawa. Trekking hanya 20-30 menit ke atas bukit dengan medan berpasir uppss…hati-hati terpeleset. Cukup berjuang untuk mencapai puncak demi berfoto-foto asik dgn gaya masing-masing.
Sebaiknya mendaki beriringan bersama regu sehingga mudah untuk saling memperhatikan dan menolong mengingat areal debu dan berpasir. Sesampainya di Gili lawa wow…aseli keren full. Sekeliling kami dibalut gugusan bukit-bukit canti yang menghijau- tahun 2015 silam tepatnya bulan November adaerah ini masih gersang. Kesempatan Berbagai gaya mulai yang unik, centil, aneh sampai keren- keluarkan gaya andalan masing-masing.
Hampir jam setengah tujuh kami kmbali ke kapal. Sunset tanggal 24 juni hari itu keren bangettss...gokil. Hari pertama ini kapal berlabuh untuk bermlam di Gili Lawa. Tak berapa lama makan malam siap tersaji dan mari disantap. Tinggal makan saja gak pakai repot. Liburan memang untuk senang-senang dan makan saja bukan untuk yang lain. Hhm...masih ada sih kegiatan lainnya, pengumuman ke publik-update status di media sosial. Usai makan malam kami para peserta dan tour leader kembali seseruan dengan obrolan. Mantafff.....
Agak bosan dengan obrolan yang masih seru itu, saya beringsut naik ke dek kapal yang cukup luas. Saya cari tempat duduk senyaman mungkin tak lama menengadah ke langit wow...begitu dekat dengan alam, dengan Tuhan juga pastinya. Sejauh mata memandang mata dimanjakan dengan gugusan bukit. Kapal kami berada di tengah- di kelilingi pulau. Saya duduk manis dengan Lora di dek menghadap langit penuh bintang malam itu. Terpesona dan penuh kagum akan alam yang kami lihat. Para lelaki sibuk bermain kartu menunggu diusir oleh matinya listrik jam 11malam. Bubar...lanjut besok! (rum)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H