Purnama kesembilan di masehi ini
Tiga puluh terang waktunya
Diselingi oleh rintik dan badai
Memori hujan kembali dipandang
September ceria, begitu katanya
Bukan di bawah payung daun pisang kisahnya
Tapi perhentian bus jadi mulanya
Berbalut seragam sekolah dan sepatu yang setengah basah
September ceria jadi pembukanya
Dua cangkir latte di atas meja
Tugas jadi alasannya
Mata mencuri pandang isinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!