Mohon tunggu...
Riri Novianti
Riri Novianti Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sedikit Cerita tentang Dosen Gaul Masa kini

4 Mei 2020   09:31 Diperbarui: 4 Mei 2020   11:13 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
percakapan pak Edi di grup kelas

Hallo guys! Untuk blog kali ini, saya akan memberikan sedikit pesan dan kesan serta menceritakan bagaimana saya selama di ajar oleh dosen Kewarganegaraan saya yaitu Bapak Edi Purwanto. 

Sebelum itu saya merupakan mahasiswi semester 2 di salah satu Universitas di daerah Malang. Saya di ajar oleh beliau selama dua semester ini di matakuliah yang berbeda, yaitu Pancasila di semester pertama dan Kewarganegaraan di semester kedua.

Beliau merupakan sosok yang sangat humble dengan seluruh mahasiswa. Dalam mengajar, beliau selalu santai dan mengadakan diskusi terbuka antar mahasiswa. Belalu selalu memantik kami untuk berpikir secara kritis dan mengembangkan apa yang kami punya.
Pada awal pertemuan, beliau meninggalkan kesan yang menurut saya tidak akan dilupakan oleh siapapun. Beliau melalukan prank di setiap kelas yang ia masuki.

Awalnya ada seorang laki-laki yang masuk kelas kami, dan kami sebagai mahasiswa baru hanya diam dan memperhatikan laki-laki tersebut. Kami mengira bahwa ia adalah dosen Pancasila hari itu. 

Namun, ia berkata pada awal perkenalan bahwa pak Edi a.k.a dosen yang mengajar kami di matakuliah Pancasila hari itu tidak dapat hadir karna alasan tertentu. Jadilah ia sebagai 'asisten' yang bernama pak Hadi yang menggantikannya. Pak Hadi bercerita banyak mengenai bagaimana pak Edi dalam mengajar dan juga bagaimana pak Edi dengan mahasiswanya.

Sejumlah mahasiswa tampak berbisisk-bisik. Mereka mendapati bahwa orang yang mengaku sebagai pak Hadi ini memiliki sejumlah kesamaan dengan foto profil Whatsapp yang digunakan oleh pak Edi. Satu orang mulai berbisik dengan yang lain, pesan berbisik itu pun akhirnya telah sampai kepada seluruh mahasiswa yang ada di kelas. 

Salah satu dari kami mulai mengambil intruksi. "Maaf pak, tapi bukannya bapak ini adalah pak Edi?" Pria yang mengaku bernama Hadi inipun mengelak, ia bukan pak Edi katanya. Pak Edi sedang ada urusan, dengan terpaksa ia yang menggantikan karna diberi amanah oleh pak Edi. Begitu katanya.

Suasana kelas kembali diam dan memperhatikan penjelasan dari 'pak Hadi', beberapa masih tak yakin dengan jawaban pak Hadi dan tetap bersikukuh bahwa pak Hadi adalah pak Edi yang sedang mengerjai kami. 

Mahasiswa yang tadi bertanya apakah pak Hadi ini adalah pak Edi kembali menayakan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa pak Hadi memiliki kesamaan dengan pak Edi di profile picture Whatsapp milik pak Edi. 

Lama-kelamaan, seluruh mahasiswa dikelas ikut percaya dan mendesak pak Hadi. Akhirnya beliau mengaku bahwa beliau memang pak Edi yang sedang melakukan prank di seluruh kelas. Kami sekelas tak menyangka bahwa ada dosen seperti pak Edi.

Saya sendiri sangat kaget dan tak menyangka. Dalam pikiran saya, perkuliahan itu merupakan hal yang serius dan tak main-main. Namun tampaknya pak Edi membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. Beliau selalu membangun suasana yang nyaman untuk berdiskusi dan memulai pelajaran. 

Beliau juga termasuk dosen yang sangat humble. Pada awal perjumpaan, beliau sudah memperingati kami untuk tidak memanggilnya dengan sebutan 'bapak' ia lebih senang di panggil dengan sebutan 'cak'. Tetapi, karna kebiasaan memanggil seorang guru laki-laki dengan sebutan 'pak' maka hingga kini kami tetap memanggilnya dengan sebutan pak Edi.

Pak Edi ini dosen yang cukup gaul. Beliau memanfaatkan sosial media sebagai media untuk kami para mahasiswanya belajar. Pada tugas UAS semester 1 beliau menggunakan media Instagram, Twitter, serta Youtube untuk mempublikasikan hasil tugas kami yang berupa video harapan kami untuk Indonesia kedepannya. 

Beliau juga pengguna twitter yang aktif, soalnya beliau suka mengirim tautan twitter ke grup kelas dan juga beliau suka mengirimkan mahasiswanya pesan broadcast. Seperti ini contohnya

salah satu pesan broadcast yang dikirim pak Edi
salah satu pesan broadcast yang dikirim pak Edi

Lalu pada akhir semester 1 lalu, kami mengadakan acara 'perpisahan' yang sebenarmya bukan acara perpisahan sih, karna semester selanjutnya sebagian besar dari kami memilih pak Edi 'lagi' sebagai dosen di mata kuliah Kewarganegaraan. Minggu sebelum perpisahan, beliau mengadakan acara makan-makan di kelas.

suasana saat makan bersama
suasana saat makan bersama

Kemudian saya memilih pak Edi lagi sebagai dosen untuk matakuliah Kewarganegaraan saya di semester 2. Beliau masih sama, meninggalkan kesan yang luar biasa pada awal jumpa. Beliau berkata bahwa semester ini kita hanya akan memproduksi film bersama. Namun, dikarenakan adanya covid-19 maka pembuatan film dibatalkan dan diganti dengan tugas lain.

Pak Edi meninggalkan kesan tersendiri untuk saya. Beliau mengajarkan saya untuk selalu dan tetap rendah hati serta menghargai pendapat siapapun. Walaupun suka 'nyeleneh' cara mengajar beliau yang santai dan tak ribet ini menyenangkan banyak mahasiswanya. Beliau juga bisa dijadikan sebagai teman diskusi mengenai masalah apapun.

foto bersama pak Edi
foto bersama pak Edi

Sehat selalu, Pak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun