Seusai Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Trump mengungkapkan guyonan bahwa Kanada cocok jadi negara bagian Amerika, tampaknya tidak banyak orang mengetahui bahwa bara dalam sekam itu akan muncul ke permukaan dan berubah menjadi api yang membara.
Benar saja, beberapa hari lalu Justin Trudeau telah mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Kanada setelah sembilan tahun berkuasa. Rencana pengunduran diri ini sebagai dampak membesarnya bara dalam sekam yang dihadapinya sehingga menimbulkan krisis politik yang semakin kompleks dan meningkat yang mengakibatkan popularitasnya menuju titik nadir.
Pengunduran Justin Trudeau juga tidak terlepas dari hasil jejak pendapat yang akan menempatkan dirinya sebagai "The Losser" jika pemilu dilaksanakan di akhir tahun ini.
Tidak banyak yang dapat menyangkal termasuk dirinya sendiri bahwa popularitas nya menurun sangat tajam dalam kurun waktu dua  tahun terakhir ini yang menyebabkan Justin Trudeau mendapat tekanan dari partainya untuk mengundurkan diri setelah wakil dan menteri keuangannya, Chrystia Freeland, mengundurkan diri dari kabinetnya pada bulan Desember lalu.
The Wonder Boy
Jika dibandingkan dengan era 10 tahun yang lalu keadaan ini jelas sangat berbeda karena pada saat itu dirinya dikenal sebagai The Wonder Boy sekaligus tokoh cemerlang dalam diplomasi internasional.
Justin Trudeau yang menjabat sebagai Perdana Menteri Kanada pada bulan November 2015 melangkah dengan pasti membawa harapan warga Kanada untuk menggapai kehidupan yang lebih cerah.
Jadi tidak heran jika The Wonder Boy tercatat sebagai salah satu Perdana Menteri Kanada yang menjabat paling lama. Ciri khas yang dilabelkan pada dirinya sebagai pimpinan yang progresif dan fokusnya terhadap kesetaraan gender membuahkan kemenangan pada dua kali pemilu.
Namun situasi dunia tampaknya turut mempengaruhi popularitas dirinya dan juga kondisi perekonomian Kanada yang semakin terpuruk.
Popularitasnya menurun tajam di dua tahun terakhir ini karena harga bahan pangan yang melejit dan juga harga rumah yang semakin tidak terjangkau  pasca pandemi Covid-19.
Kombinasi penurunan popularitas dan ketidakmampuan dirinya membawa Kanada bangkit kembali menimbulkan konflik internal partai dan krisis di parlemen karena ada gerakan untuk memakjulkan dirinya.
Melonjaknya popularitas Justin Trudeau sebelum menjadi Perdana Menteri tentu saja tidak lepas dari karisma ayahnya Pierre Trudeau yang mantan Perdana Menteri Kanada yang terbilang sukses.
Penegasan Justin Trudeau yang akan membawa Kanada sebagai liberal setelah sebelumnya selama hampir 10 tahun pemerintah Kanada dikuasai oleh Partai konservatif juga dianggap sebagai angin segar bagi warga Kanada.
Selama menjabat sebagai Perdana Menteri, Justin membuka lebar lebar pintu imigrasi Kanada. Di samping itu dirinya juga melegalkan ganja dan memberlakukan pajak karbon yang dimaksudkan untuk melawan perubahan iklim.
Namun ketidakmampuan dirinya memulihkan perekonomian Kanada membuat Rakyat Kanada menjadi jenuh terhadap Justin utamanya karena biaya hidup yang meroket. Sehingga tidak heran ketika Justin Trudeau mengunjungi kota kecil dan bertemu dengan masyarakat, muncul sumpah serapah warga yang tampaknya tidak dapat lagi menahan emosi dan kesabarannya akibat menerima dampak kegagalan dirinya memulihkan perekonomian Kanada.
Perjalanan sejarah Justin Trudeau membawa Kanada menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di kancah dunia memang harus diakui sebagai bagian dari  euphoria The Wonder Boy yang melekat pada dirinya ketika di usianya yang sangat muda menjadi Perdana Menteri Kanada dengan segala glamour-nya.
Kejatuhan popularitas Justin dalam kurun waktu dua tahun ini memang sangat mengejutkan sekaligus mencerminkan bahwa rakyat Kanada sudah keluar dari mimpi dan hipnotis The Wonder Boy dan kembali pada kenyataan kehidupan  yang semakin terhimpit karena memburuknya perekonomian Kanada.
Penurunan popularitas yang sangat tajam ini juga mencerminkan bahwa rakyat Kanada telah melupakan bahwa Justin berhasil membawa Kanada dengan sukses melewati Pandemi Covid-19 dan juga program kesehatan dan perawatan anak yang terjangkau.
Ketika menyaksikan Justin Tredeau  mengumumkan pengunduran diri, tampaknya rakyat Kanada lebih memandang dirinya pimpinan yang terlalu banyak mengumbar janji-janji yang akhirnya tidak dapat dipenuhinya.
Suasana yang menyedihkan ini tentunya sangat berbeda ketika rakyat Kanada dengan bangga menerimanya dengan suka cita ketika The Wonder Boy menjadi Perdana Menteri Kanada 9 tahun yang lalu.
Dalam situasi seperti ini memang tidak ada pilihan lain bagi The Wonder Boy selain mengundurkan diri dibandingkan dengan tetap memaksakan diri yang akhirnya menerima kekalahan telah yang akan membawa dirinya semakin terpuruk.
Paling tidak sejarah pernah mencatat bahwa Kanada pernah memiliki The WonderBoy yang entah dalam beberapa lama lagi Kanada akan memiliki pemimpin yang penuh dengan dinamika seperti Justin Trudeau,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H