Drama panjang ini bermula ketika pada tanggal 17 April 2005, sesaat sebelum boarding, Andrew Chan ditangkap bersama dengan empat  kurir lainnya yang bernama Renae Lawrence, Martin Stephens, Scott Rush serta Michael Czugaj di bandara Denpasar. Saat  itu mereka merencanakan akan terbang dari Denpasar ke Sydney. Pada saat yang hampir bersamaan Myuran Sukumaran ditangkap  oleh pihak berwenang Indonesia bersama tiga  kurir lainnya yaitu  Matthew Norman, Si Yi Chen dan Tan Duc Thanh Nguyen di kamar hotel di Bali.
Penuh Dinamika
Kelompok penyelundup heroin yang dikenal sebagai Bali Nine tersebut sudah diikuti oleh polisi Indonesia atas informasi yang diberikan oleh kepolian federal Australia sejak mereka mendarat di Bali.
Saat itu  Andrew Chan yang berusia 21 tahun dan Myuran Sukumaran yang berusia 24 tahun yang keduanya berasal dari Sydney tidak mau mengambil resiko sendiri dengan menyelundupkan heroin yang sebanyak lebih dari 8 kg tersebut. Mereka mengatur tujuh  anak muda Australia lainnya untuk melakukan apa yang mereka katakan paket "liburan" ke Bali.
Dalam persidangan para kurir tersebut mengaku bersalah dan dihukum kisaran hukuman 20 tahun sampai seumur hidup. Sedangkan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran bersikeras tidak terlibat dalam penyelundupan dan bahkan mengatakan mereka dijebak. Namun bukti yang sangat kuat berujung pada dijatuhkannya hukuman mati bagi komandan sindikat penyelundup heroin ini.
Saat itu banyak warga Australia yang berpendapat bahwa sangat sulit untuk bersimpati atas tindakan yang mereka lakukan, namun demikian saat ini 10 tahun kemudian sebagian dari mereka berpendapat bahwa jika Indonesia menghukum mati mereka, Indonesia dinilai akan membunuh orang yang berbeda. Mereka dinilai telah mengakui perbuatannya dan menyatakan penyesalannya oleh sebab itu tidak layak lagi dihukum mati.
Guncangan Diplomatik
Pelaksanaan  hukuman mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran pada tahun  2015 karena kasus penyelundupan heroin  ini dipenuhi drama karena ada manuver politik internasional dari Australia. Namun di tengah berbagai tekanan yang dilakukan oleh pemerintah Australia dan manipulasi pendapat publik Australia yang menyebut  pemerintah Indonesia barbar ini,  pemerintah Indonesia saat itu tetap pada pendiriannya untuk mengeksekusi  kedua pimpinan Bali Nine ini.
Eksekusi ini memang harus diakui sempat mengganggu hubungan Indonesia Australia, namun dengan berjalannya waktu akhirnya gonjang ganjing ini reda karena memang selayaknya Australia menghargai sikap pemerintah dan hukum yang berlaku di Indonesia.  Disamping itu pemerintah Australia dalam hal ini kepolisian Federal berperan  besar dalam memberikan informasi dan bekerjasama dengan kepolisian Indonesia dalam menangkap kelompok Bali Nine ini.
Lintas Tiga Pemerintahan
Lini  waktu sejak ditangkapnya, diadili, dijatuhkan hukuman dan  pelaksanaan hukuman mati jika diterjemahkan dalam  kepemimpinan Indonesia  ternyata melintasi lini masa  tiga pemerintahan.  Apa yang diputuskan oleh pemerintah  Indonesia saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo harus diakui juga menimbulkan kejutan seperti yang dilakukan oleh dua pemerintahan sebelumnya dengan gaya yang berbeda.
Keputusan pemerintah untuk menyelesaian kasus norkoba lama yang menyangkut warga asing termasuk kelompok Bali Nine dengan mengembalikan ke negaranya tentu saja  membuat pemerintah Australia sumringah karena pemerintah Australia  akan menganggap hal ini sebagai keberhasilan diplomasi untuk melindungi warganya.
Kita memang tidak tau kesepakan apa yang terjadi di balik  pengembalikan terpidana Bali Nine ini ke negaranya, namun bagi pemerintahan Prabowo hal ini dianggap positif karena setelah menjalami hukuman bertahun tahun, akhirnya penyelesaian politiklah yang dipilih untuk mengembalikan dan menyerahkan terpidana ini ke pemerintah Australia.
Di Era Pemerintahan  SBY  kasus penangkapan dan peradilan penyelundup narkoba terjadi. Di era Joko Widodo penolakan  permohonan grasi dan protes diplomatik untuk terus melanjutkan eksekusi dua anggota Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan terjadi. Di Era Pemerintahan Prabowo ini babak akhir drama  Bali Nine ditutup dengan membebaskan lima tahanan yang tersisa dari hukuman seumur hidup dan memulangkan mereka ke Australia  atas dasar kemanusiaan.
Sejak berita tentang rencana pemindahan bocor pada bulan November, pemerintah Prabowo  telah menekankan bahwa Indonesia tidak akan memberikan grasi kepada para terpidana tersebut atau membebaskan mereka lebih awal.
Solusi pemulangan ini membuat bola panas Bali Nine berada di pemerintah Australia terkait pertanyaan bagaimana kelanjutan hukuman bagi warganya yang terlibat sindikat Bali Nine ini.  Namun paling tidak bagi pemerintah Australia kepututan pemerintah PraBowo mengembalikan warga Australia ini dinilai sebagai niat baik terhadap Australia, apalagi  para pelaku penyendupan ini  telah dipulangkan tepat waktu sebelum Natal, seperti yang dijanjikan.
Australia pun dalam melakukan pemindahan para terpidana Bali Nine  secara diam-diam tanpa perhatian media hingga mereka tiba kembali di Australia dan  tidak menimbulkan reaksi keras di Indonesia.
Masih Menjadi Misteri
Perjalanan kasus Bali Nine ini memang penuh dengan dinamika dan cukup melelahkan dan masih menimbulkan misteri yang belum terpecahkan karena di pengadilan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran  tetap tidak mengakui bahwa merekalah pentolannya.
Dalam kasus penyelundupan Bali Nine memang belum terungkap jelas siapa dalang dari penyelundupan ini karena Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dalam pengadilan tidak pernah menyebutkan siapa yang menjadi dalang penyelundupan ini dan juga dari mana heroin tersebut berasal. Diduga kemungkinan besar keduanya tidak mengetahui secara pasti sindikat yang bermain di belakang layar penyelundupan ini.
Tentang orang yang diduga sebagai dalang dari Bali Nine ini memang ramai diberitakan di berbagai media di Australia, namun demikian kebenaran akan peran orang tersebut dalam kasus penyelundupan heroin kelompok Bali Nine masih menjadi misteri.
Apapun spekulasi yang berkembang di masyarakat  yang jelas bagi Indonesia setelah melintasi tiga masa pemerintahan  penutupan drama panjang penuh dinamika ini menjadi catatan sejarah karena menjadi salah satu  penyelundupan narkoba yang  paling mendapat perhatian dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H