Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bijaklah Dalam Menerima Tawaran Working Holiday di Australia

13 Oktober 2024   09:17 Diperbarui: 14 Oktober 2024   06:04 10876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tertarik dengan upah yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan bekerja di Indonesia, apalagi hanya dikerjakan dalam hitungan 1-2 bulan saja dengan penghasilan setara dengan 1 tahun kerja di Indonesia. 

Ketidaktahuan sebagian besar orang yang tergiur dengan fasilitas working holiday di Australia ini membuat banyak orang Indonesia yang tertarik dengan bayangan akan mendapatkan upah besar dan sekaligus liburan.

Tawaran yang menggiurkan ini tercermin dari data yang dikeluarkan oleh kementerian dalam negeri Australia yang mencatat lonjakan yang cukup tajam terkait permintaan untuk mendapatkan working holiday dari sebanyak 2.493 di tahun 2021-2022 melonjak menjadi 7.606 di tahun 2022-2023 dan melonjak lagi menjadi 9.907 di tahun 2024 ini.

Siapkan Mental dan Fisik Anda

Perlu diketahui bahwa working holiday ini jangan dibayangkan Anda bekerja di tempat yang nyaman sambil menikmati liburan. Biasanya tempat-tempat yang membutuhkan "pekerja" ini sangat jauh dari perkotaan dan umumnya di daerah yang terpencil. Juga jangan dibayangkan tempat yang jauh dari perkotaan itu sama dengan di Indonesia yang masih ada keramaian. 

Terpencilnya wilayah di Australia seperti misalnya di Northern Territory dan Queensland memang benar-benar terpencil dengan jalan tanpa aspal beratus ratus kilometer dan sangat jarang dijumpai rumah dengan penduduk yang bisa dihitung dengan jari.

Pekerjaan yang ditawarkan biasanya pembersih gulma di perkebunan kapas, pemetik dan mengemas buah, kerja di peternakan, dan lainnya yang biasanya pekerjaannya tergolong sangat berat untuk orang Indonesia.

Sebagai contoh untuk pembersih gulma atau di kebun kapas harus bangun di pagi hari dan kerja sekitar 8-10 jam di tengah teriknya matahari yang sangat menyengat dan kelembaban yang sangat rendah. Kondisi ini tentunya memerlukan kondisi fisik yang sangat prima untuk mendapatkan upah sekitar AUD$ 8-15 per jam nya atau setara dengan Rp80.000--150.000 per jam.

Upah yang ditawarkan per harinya dengan jam kerja seperti ini memang cukup menggiurkan bagi yang hanya melihat dari angkanya saja, namun perlu diingat bahwa pekerjaan ini sangat berat disamping tentunya harus siap mendengar sumpah serapah mandor jika misalnya pekerjaan kita dinilai tidak sesuai dengan harapan alias santai-santai saja.

Jenis pekerjaan lainnya seperti memetik anggur, buah buahan lainnya di perkebunan tidak jauh berbeda, artinya kita harus mencurahkan waktu dan tenaga yang sangat besar untuk menjalankan pekerjaan ini.

Disamping beratnya pekerjaan hal lain yang perlu diperhatikan adalah keterisolasian tempat yang membuat pekerja terasa didunia lain. Artinya jangan mengharapkan dapat melihat keramaian selama masa bekerja ini yang jauh dari bayangan liburan, karena benua Australia itu sangat luas dan jarak antara satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun