Beberapa kasus cacar monyet sudah ditemukan di Indonesia hal ini berarti semua pihak harus waspada dan bekerja sama agar penyakit ini tidak menjadi epidemi baru. Satu hal yang harus difahami adalah jika ada kasus cacat monyet yang ditemukan, maka biasanya masih banyak kasus cacar monyet yang tidak terdeteksi.
Cacar monyet yang saat ini melanda dunia dan dengan sangat cepat menyebar merupakan varian baru yang lebih mematikan. Varian ini pertama kali ditemukan awal tahun ini di Afrika Tengah.Â
Sejak ditemukan tercatat sudah ada 20.000 orang terjangkit cacat monyet varian baru ini dan menyebabkan kematian 500 orang yang sebagian besar diantaranya adalah anak-anak.
Ditinjau dari epidemiologi episenter dari wabah ini adalah bagian timur Republik Demokratik Kongo di mana kematian terjadi dalam jumlah yang tinggi. Dalam perjalanannya situasi penyebaran cacat monyet ini tidak terkendali dan berkembang menjadi kejadian yang luar biasa sehingga WHO pada pertengahan bulan Agustus lalu mendeklarasikan kondisi darurat dan meminta perhatian dunia internasional untuk serius menanggulanginya.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa cacar monyet sudah mulai menyebar 2 tahun lalu dan dengan cepat kejadiannya sudah mencapai Eropa dan juga Amerika. Saat itu perhatian dunia terkait cacar monyet ini memang cukup memadai di Eropa dan Amerika namun sayangnya dunia melupakan Afrika Tengah yang ternyata kelak di kemudian hari menjadi episentum cacar monyet dengan varian yang baru yang lebih mematikan.
Salah satu kesalahan dunia internasional adalah melupakan wilayah Afrika yang merupakan asal usul penyebaran cacar monyet ini dan membiarkan negeri negara di Afrika yang sebagian besar tergolong negara miskin ini tanpa vaksin dalam waktu yang lama. Titik celah inilah yang menyebabkan cacar monyet dengan varian baru bangkit kembali menyebar dan menghantui dunia.
Ironisnya negara di Afrika baru menerima vaksin beberapa minggu lalu ketika USAID mengirim sekitar 10.000 dosis vaksin ke Nigeria dan ke Kongo sebanyak 100.000 dosis vaksin padahal dalam kasus cacar monyet ini vaksinasi berperan sangat penting dalam menahan penyebarannya.
Terlambatnya penyebaran vaksin ke negara-negara di Afrika ini merupakan penyebab utama terjadinya penyebaran varian baru cacar monyet ke seluruh dunia termasuk Indonesia.Â
Penanganan dunia terhadap penyebaran cacar monyet ini sangat berbeda dengan ketika Covid-19 mewabah. Saat ini dunia bersatu untuk berlomba mencari dan menemukan vaksin untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Namun dalam kasus wabah cacar monyet ini menurut WHO hanya ada 2 perusahaan yang memproduksi vaksin cacat monyet yaitu perusahaan Jepang yang bernama KM Biologics dan perusahaan Denmark yang bernama Bavarian Nordic.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!