Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kontroversi Bantuan Langsung Tunai ala Thailand

1 Agustus 2024   14:26 Diperbarui: 1 Agustus 2024   14:33 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini pemerintah Thailand melunjurkan program sejenis bantuan langsung tunai yang dinamai "dompet digital". Tidak tangung tangung besaran dana yang digelontorkan oleh pemerintah mencapai US$ 21 milyar atau setara  dengan Rp. 341.229.000.000.000.00. Diperkirakan sebanyak 50 juta masyarakat Thailand yang akan mendapatkan program dompet digital ini.

Apa bedanya dengan BLT di Indonesia?

Untuk mendapatkan dompet digital ini masyarakat Thailand harus mendaftar terlebih dulu dengan syarat umum usia minimal 16 tahun,  tidak memiliki catatan kriminal, dan memenuhi syarat sebagai kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Warga yang memenuhi syarat ini  akan mendapatkan dana bantuan  sebesar Rp. 6.824580.00 untuk dibelanjakan terbatas pada bisnis lokal dan tidak diperkenankan dibelanjakan di ritel, swalayan dan grosir.

Disamping tempat belanja, masyarakat yang menerima dompet digital ini tidak diperkenankan membelanjakan uangnya untuk alkohol, tembakau, emas, bahan bakar minyak, dan peralatan listrik dan lainnya yang masuk dalam daftar 18 komoditas yang tidak  boleh dibeli. Disamping itu pemilik usaha yang dapat berpartisipasi dalam program ini harus memenuhi persayaratan  dan terdaftar  sebagai pemilik usaha yang layak berpartisipasi dalam program.

Akankah berhasil mendongkak perekonomian?

Pemerintah Thailand dinilai terlalu  ambisius karena menargetkan pertumbuhan pertumbuhan produk domestik bruto dari program ini karena dalam kenyataannya diperkirakan pertumbuhan PDB tidak akan mencapai pertubuhan sebesar ini.

Dari  sisi ekonomi program dompet digital ini mungkin saja berdampak pada perekonomian dalam sesaat namun tantangan terbesar adalah pengengawalan dan pengawasan program ini karena jumlah warga yang terlibat sangat besar.

Program yang cukup kontroversil ini mendapat kritikan karena tujuan yang diharapkan dari program ini untuk memperbaiki perekonomian Thailand yang memburuk dinilai tidak akan berdampak banyak karena fundamental perekonomian yang rapuh bukan hanya sekedar peredaran uang.

Disamping itu diprediksi bahwa program ini tidak akan berkelanjutan dan jika tidak dilakukan dengan hati hati justru akan memperburuk perekonomian Thailand karena akan menghadapi tantangan besar terkait sumber dana yang harus disediakan kalau program ini berkelanjutan. Disamping itu tanpa perbaikan fundamental perekonomian, diperkirakan program ini akan menjadi program mercu suar semata  yang tidak  akan memperbaiki perekonomian  secara siknifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun