Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kejayaan Pendidikan Australia yang Semakin Memudar

1 Juli 2024   19:49 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:42 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa, ilustrasi beasiswa. (Sumber: iStockPhoto/LaylaBird via kompas.com)

Mahasiswa internasional di Australia menjadi tulang punggung pendapatan negara yang nilainya mencapai $40-$50 milyar per tahun. 

Dengan angka sebesar ini mahasiswa asing menymbang devisa yang sangat besar. Sumbangan devisa dari sektor pendidikan ini memang sangat besar karena jumlah mahasiswa asing di Australia sampai bulan Februari 2024 mencapai 713,144 orang

Sebelum ketegangan politik Tiongkok dan Australia mahasiswa internasional dari Tiongkok yang angkanya mencapai 150 ribu orang merupakan penyumbang divisa terbesar dari sektor pendidikan ini. Demikian juga mahasiswa Indonesia yang jumlah rata ratanya mencapai sekitar 13.000 orang setiap tahunnya.

Jika dianalisa lebih dalam lagi faktor kedekatan jarak dan mutu pendidikan merupakan dua faktor utama yang menyebabkan Australa merupakan salah satu tujuan pendidikan favorit. 

Sebagai gambaran dalam kurun waktu Juli 2023-Mei 2024 jumlah visa calon mahasiswa internasional yang dikeluarkan mencapai 440.000. 


Namun di kurun waktu 20 tahun terakhir biaya pendidikan di Australia meroket yang menyebabkan mahasiswa dan pemberi beasiswa pendidikan memilih negara lain untuk mengirimkan mahasiswanya karena lebih murah.

Sebagai gambaran saat ini biaya pendidikan  mengirimkan mahasiswa untuk studi ke Australia untuk jenjang master dan doktor akan setara dengan 4-5 mahasiswa jika menyelesaikan pendidikan di Indonesia dan beberapa negara lain. Demikikian juga jika dibandingkan dengan negara lain  di kawasan Asia yang memiliki reputasi akademik yang sejajar dan bahkan lebih tinggi biaya pendidikan di  Australia  lebih mahal.

Para penggiat pendidikan di Australia baru baru ini dikejutkan dengan rencana pembatasan jumlah mahasiswa internasional oleh pemerintah federal Australia dengan mengambil kebijakan yang cukup mengejutkan adalah menaikan biaya visa dari $ 710 menjadi lebih dua kali lipatnya yaitu mendapat $1.600 mulai tanggal 1 juli mendatang.  Dengan biaya visa sebesar ini pembuatan visa lebih mahal jika dibandingkan dengan negara pesaing lainnya di dalam dunia pendidikan yang diprediksi akan menurunkan jumlah mahasiswa asing di Australia.

Prediksi ini sangat masuk akal karena saat ini biaya akomodasi, biaya pendidikan, biaya hidup dan asusransi pendidikan di Australia meonjak sangat tajam dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini dengan semakin memburuknya perekonomian Australia. 

Biaya pendidikan yang semakin mahal di Australia menurunkan jumlah mahasiswa internasional. Photo: scholars-studyabroad.com 
Biaya pendidikan yang semakin mahal di Australia menurunkan jumlah mahasiswa internasional. Photo: scholars-studyabroad.com 

Jika dianalisis lebih dalam lagi tampaknya kenaikan biaya visa ini memang ditujukan untuk memperoleh dana tambahan untuk mendanai pendidikan termasuk pemotongan utang lulusan, dukungan  pendanaan peserta magang dan penerapan strategi imigrasi. Disamping itu dengan kebijakan seperti ini tampaknya pemerintah Australia ingin merampingkan jumlah mahasiswa internasional bukan dengan cara meningkatkan kuantitasnya tapi kualitasnya. 

Namun tampaknya dampak negatif dari kebijakan ini jika ditinjau dari perputaran ekonomi akibat keberadaan mahasiswa internasional di Australia akan siknifikan. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan biaya visa ini memicu keresahan dan kemarahan di kalangan mahasiswa internasional yang sedang menempuh pendidikan di Australia.  Peningkatan biaya visa ini bukan satu satunya beban yang dirasakan oleh mahasiswa internasional namun juga mereka diwajibkan untuk menyediakan biaya deposit yang juga sangat tinggi.

Kebijakan ini mendapat resistensi dari Asosiasi Pendidikan Internasional Australia yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah Australia yang mengejutkan ini merupakan pukulan yang telah bagi sektor pendidikan internasional di Australia dan akan berdampak besar pada perekonomian Australia karena jumlah mahasiswa asing diprediksi akan menurun tajam.

Dari sisi hubungan dengan negara tetangga kenaikan biaya pendidikan dan visa ini tentunya akan memperuhi  hubungan Australia dengan negara tetangga di kawasan Indo Pasifik karena mereka akan lebih memilih untuk mengirimkan mahasiswa ke negara lain termasuk Inggirs yang biaya visanya hanya sebesar $900 dengan biaya pendidikan yang setetara atau bahkan lebih murah.  Demikian juga jika dibandingkan dengan Kanada dan Amerika yang biaya visanya lebh murah.

Alasan lain  yang mendasari mengapa pemerintah Australia meningkatkan biaya visa ini adalah untuk mengontrol jumlah imigran yang angkanya mencapai 528 ribu orang di tahun 2022-2023 yang melonjak tajam pasca pandemi Covid-19.

Apapun alasannya peningkatan biaya hidup, biaya pendidkan, asusransi kesehatan dan visa pelajar ini akan berdampak besar pada perekonomian Australia karena jumlah mahasiswa internasional diprediksi akan menurun. 

Bagi universitas kebijakan pemerintah federal ini dinilai sebagai lonceng kematian era kejayaan pendidikan Australia yang mengandalkan mahasiswa Internasional sebagai bagian dari pendidikannya. 

Disamping itu dengan semakin memburuknya perekonomian Australia jumlah beasiswa dan juga dana pendidikan yang dialokasikan ke universitas semakin menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun