Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Penduduk dan Masa Depan Bangsa

7 Mei 2024   09:23 Diperbarui: 9 Mei 2024   11:30 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kompas.id/HERYUNANTO

Di tatanan swasta bahkan salah satu biro perjalanan ternama dan terbesar di dunia menggelontorkan dana bantuan sebesar Rp3.368.820.000.000 untuk mendorong karyawannya memiliki anak.

Di Perusahaan ini bagi karyawan yang sudah berkerja 3 tahun akan diberikan bonus sebesar Rp34.490.300 setiap tahunnya selama 5 tahun bagi karyawannya yang melahirkan anak.

Selain Korea Selatan dan Tiongkok, Jepang merupakan negara yang paling besar penurunan tingkat kesuburanya dan jika tren penurunan ini tidak dapat diatasi maka populasi generasi muda akan menyusut dua kali lipat dibandingkan saat ini pada tahun 2030.

Di Jepang pemerintah memberikan bantuan dana sebesar Rp78.605.800 kepada keluarga baru untuk setiap anak yang dimilikinya. Disamping itu diberikan juga tunjangan sebesar Rp2.342.132 setiap bulannya untuk biaya perawatan anak hingga mencapai usia 3 tahun. Selanjutnya dari usia 4-15 tahun diberi tunjangan anak sebesarRp1.572.116 setiap bulannya.

Dua negara lain yang tingkat fertilitasnya menurun tajam adalah Taiwan dan Singapura. Kedua negara ini pemerintah membrikan berbagai insentif bagi kelaurga yang mau memiliki anak termasuk subsidi untuk bayi tabung, subsidi pendidikan, biaya penitipan anak dan cuti melahirkan yang dibayar selama 6 bulan.

Pemerintah Singapura memberikan dana sebesar Rp179.670.400.untuk kelahihan anak pertama dan kedua, sedangkan untuk anak ketiga dan selanjutnya bantuan yang diberikan lebih besar lagi yaitu sebesar Rp234.213.200.

Disamping itu pemerintah juga menawarkan Tabungan khusus untuk anak yang diisi setoran awal sebesar Rp89.835.200. Disamping itu di Singapura diberikan cuti bagi bapak yang memiliki anak selama 4 minggu bagi yang bekerja.

Jika ditelisik lebih dalam lagi ternyata upaya pemberian berbagai insentif ini ternyata belum efektif dalam mengurangi laju penurunan jumlah penduduk.

Kompleksitas

Kekhawatiran negara ini dan upaya untuk mengatasi masalah penurunan jumlah penduduk ini memang dapat dimengerti karena penduduk merupakan aset utama bagi suatu bangsa untuk bertahan di tengah tengah persaingan global.

Penurunan jumlah penduduk ini tidak saja disebabkan karena penurunan tingkat kelahiran karena biaya hidup yang sangat tinggi utamanya di kota kota besar saja, namun juga merupakan kombinasi dari kecanduan bekerja, kesulitan mengakses penitipan anak dan juga ketidak setaraan gender.

Tekanan pekerjaan dan persaingan yang sangat ketat yang mengharuskan karyawan bekerja dengan jam kerja yang sangat panjang ditengarai membuat kalangan muda tidak lagi memikirkan untuk memiliki anak. Bahkan di beberapa negara tekanan kerja ini di Jepang dan Korea Selatan memicu kenaikan angka kematian akibat bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun