Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menelantarkan Guru Besar di Hari Tua

28 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 31 Maret 2024   15:30 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru. Sumber: KOMPAS/HERYUNANTO

Pernah juga ada cerita pensiunan Guru Besar yang setiap bulannya  harus menyisihkan lebih dari 1 juta untuk biaya obat rutin dan kesehatan dirinya dan juga istrinya. Pada situasi ini kita tentunya dapat membayangkan berapa sisa uang pensiunnya yang harus dialokasikan untuk kehidupan sehari harinya.

Saat ini batas usia pensiun seorang guru besar adalah 70 tahun dan di usia seperti ini tentunya memerlukan ketenangan pikiran untuk menghabiskan sisa hidupnya di tengah tengah keceriaan cucu cucu nya. Namun tentu saja kehidupan pensiunan Guru Besar ini tidak mungkin menggantungkannya pada anak anaknya yang telah memiliki keluarga dan kebutuhan sendiri. Jadi tidak heran jika ada pensiunan Guru Besar memilih untuk tetap  terus berkerja untuk menambah penghasilnya agar dapat bertahan hidup.

Ungkapan mantan Guru Besar yang menyatakan bahwa pensiunan Guru Besar perlu mandapatkan Bansos merupakan cerminan kenyataan hidup yang menyakitkan di masa pensiunnya yang umum terjadi bagi pensiunan mantan pendidik ini.  Kehidupan yang hampir sama tentunya  terjadi pada pensiunan dosen lainnya yang belum mencapai Guru Besar dan juga pendidik lainnya seperti guru.

Mungkin ada diantara pembaca yang memiliki argumentasi dengan mengatakan salah sendiri mengapa  tidak bisa berusaha dan menabung? Pertanyaan ini tentunya sah sah saja, namun bagi Guru Besar yang selama meniti karirnya hidupnya lurus lurus saja, maka kesulitan hidup di hari tua ini merupakan fenomena yang  umum terjadi.

Kegundahan memasuki masa pensiun bagi para Guru Besar memang perlu mendapatkan perhatian khusus karena kontribusinya dalam menghasilkan SDM terdidik sangat besar.  Pensiunan Guru Besar ini  tidak mencita citakan hidup mewah di hari tuanya, namun cukup hidup layak dan tidak membebani anak dan cucu cucunya.

Oleh sebab itu pemerintah harus berpikir ulang terhadap kesejahteraan para pendidik di masa tuanya yang semakin rentan sakit.  Paling tidak memikirkan jaminan  kesehatan yang dapat diperolehnya di masa tuanya tanpa menggerus uang pensiun nya yang sudah kecil di tengah tengah kebutuhan keseharian yang semakin meroket.

Bangsa  yang besar adalah bangsa yang menghargai pendidik karena ditangan mereka inilah dihasilkan SDM unggul yang sangat  menentukan masa depan bangsa ini. Ungkapan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa sudah  usang karena saat ini guru harus dihargai jasanya agar mereka dapat menikmati sepenggal kebahagiaan di episode perjalan akhir hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun